"untukmu aku hidup setiap hari dengan bibir terkunci, tapi dalam hatiku, api cinta selalu membakar untuk mu, untukmu, untukmu"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.2 bulan sudah berlalu Reyhan menghilang tanpa kabar bak seolah di telan oleh bumi.
Nadya tak bisa melupakan Reyhan, walaupun dia mati matian untuk menahan tangisnya untuk menahan sakit hatinya dan bersikap seolah tak terjadi apa-apa.
Saat ini Nadya sedang berada di taman, duduk di bawah pohon rindang sambil menatap langit.
'kak Rey sudah mengatakan seperti itu tapi kenapa aku seolah tak percaya, matanya mengatakan hal lain' batin Nadya.
Setelah bertempur dengan pikirannya sendiri, Nadya bangun dari duduknya dan melenggang pergi menuju kampus karena ada kelas siang hari ini.
Di setiap langkah Nadya terlihat kehampaan tatapan matanya kembali kosong pikirannya terbang entah kemana.
Tak terasa Nadya sudah sampai di kampus, dia melenggang menuju kelas nya dan duduk seperti biasa di samping Hana.
"Nadya kamu kemana dulu tadi kok telat sih??" Tanya Hana.
Nadya tidak mendengar perkataan Hana, dia sibuk dengan pikirannya sendiri sambil melihat keluar jendela.
"Nadya" panggil Hana.
Masih tak ada respon.
"Nadya!!" Panggil Hana agak menaikan nada suaranya.
"Ah iya kenapa ada apa Hana??" Ucap Nadya terkejut.
Hana seolah paham kenapa sahabatnya begini pun hanya menarik nafas panjang.
"Tidak apa apa, apa kau masih suka ke taman??" Tanya Hana.
"Ya begitulah, aku merasa sedikit tenang jika ke sana" ucap Nadya.
Kelas di mulai dan selama kelas berlangsung Nadya sama sekali tidak memperhatikan dan hanya terus melihat ke luar jendela.
Sampai kelas selesai Hana memutuskan untuk mengajak Nadya ke cafee terdekat.
"Nadya kita ke cafee dulu yuk" ajak Hana.
"Tidak ah Hana aku sedang tidak mood" jawab Nadya.
"Ayolah Nadya aku lagi ngantuk banget nih mau ya, ya" ucap Hana sambil menunjukan wajah memelas nya.
"Hahhh baiklah" ucap Nadya pasrah.
Setelah sampai di cafee.
"Mau pesan apa Nadya??" Tanya Hana.
"America....." Nadya terhenti.
"Maksudku capuccino aja" ucap Nadya.
"Oke 2 kopi capuccino ya mas" ucap Hana.
'kak Rey selalu memesan Americano' batin Nadya.
Tak berapa lama pesanan mereka datang dan mereka menikmati minum kopi ketenangan sesaat.
Di sisi lain, Reyhan duduk di kursi kerjanya dia selesai mengerjakan berkas memutuskan untuk pergi ke luar sambil menikmati angin sore dia terus menyusuri jalan di taman itu.
Pada akhirnya Reyhan terduduk di bangku taman itu sambil memandang langit yang mulai gelap.
'huhh aku akan meninggalkan negara ini juga dirimu apa aku sanggup bertahan' batin Reyhan lirih
Keesokan harinya seperti biasa Nadya datang ke taman dan duduk di bawah pohon rindang itu, sekarang ini sudah biasa dan sudah menjadi kebiasaan bagi Nadya.
Saat ingin pulang Nadya melihat Reyhan di depan kosan nya sambil memandang ke arah kamar Nadya.
'apa yang kak Rey lakukan di sini' batin Nadya.
Nadya tidak berani mendekat ke arah Reyhan dia bersembunyi di balik tembok yang cukup dekat dengan Reyhan.
Tanpa di duga ada mobil yang datang lagi.
"Ternyata kau masih suka memandang bangunan itu diam diam ya" ucap ayah Reyhan.
Reyhan berbalik dan menatap ayahnya itu.
"Apa masalahmu ayah, aku sudah mengikuti keinginanmu dan aku tidak pernah bertemu dan bicara lagi dengan Nadya ." Ucap Reyhan.
Nadya terkejut.
'apa maksud kak Rey' batin Nadya.
"Ya kau memang sudah menurutku tapi ada satu hal yang belum kau laksanakan, Amerika aku ingin kau pergi besok ke Amerika" ucap ayah Reyhan.
"Kau bilang Minggu ini aku pergi, kenapa di percepat??" Tanya Reyhan.
"Kau selalu tidak puas apa belum puas kau membuatku menderita ayah, apa kau senang melihat wajah frustasi ku" ucap Reyhan sinis.
"Aku akan pergi asalkan kau menepati syarat2 ku" ucap Reyhan.
"Ouhh syarat agar Nadya mendapat beasiswa full, ayahnya di angkat menjadi karyawan tetap dan melindungi dia, akan aku lakukan asalkan kau mau menikah dengan Hanun." Ucap ayah Reyhan
"Baiklah aku akan lakukan" ucap Reyhan.
Setelah itu ayah Reyhan meninggalkan Reyhan sendiri.
"Akan aku lakukan apapun demi dirimu Nadya, aku mencintaimu selalu" ucap Reyhan yang di dengar oleh Nadya.
Setelah mengatakan itu Reyhan pergi dari tempat itu.
Nadya jatuh terduduk dan sudah tak sanggup menahan tangisnya lagi.
Dia menutup mulutnya agar suara tangisnya tidak terdengar.
Bersambung................
Halo balik lagi sama saya selaku author cerita ini.
Maaf sebelumnya kalau ceritanya nya pendek atau di setiap part nya pendek, tapi mohon mengerti karena gak mudah membuat part yang panjang
Saya nulis segini juga udah pada keriting jmepol saya soalnya saya gak pake laptop tapi masih di hp jadi tolong mengerti ya.
Jangan lupa vote and comen ya jangan lupa share juga ok
Ok sampai jumpa lagi Bey Bey.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam
Teen FictionCinta yang ku pendam, akhirnya bisa terucapkan. Tetapi, aku sadar cinta yang aku rasakan bukan cinta yang sesungguhnya, cinta yang ku ungkapkan sangat tabu, saat itu aku mempercayainya tetapi dia meninggalkanku seolah aku ini sebuah tisu. Seharusnya...