"Cinta itu tumbuh dengan sendirinya, sulit untuk di lihat, sulit untuk di rasakan. Namun ketika cinta itu datang tak akan sanggup menahannya."
By: Reyhan.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hari - hari berlalu, Reyhan merasakan cinta di hatinya tumbuh menjadi lebih kuat sulit untuk melepaskan Nadya. Di satu sisi Nadya dengan begitu keras menahan bibit - bibit cinta yang mulai tumbuh di hatinya untuk Reyhan. Dia takut, takut masalalu akan terulang kembali, dia masih belum percaya dan sulit bagi Nadya untuk percaya bahwa masalalu tak akan kembali terulang.Mereka masih saling diam, tak ada satu katapun yang keluar dari mulut keduanya ketika mereka berpapasan. Reyhan memberanikan diri untuk mengajak ngobrol Nadya dan Hana terlebih dahulu.
"Assalamualaikum, Nadya" salam Reyhan.
"Waalaikumsalam, ada apa pak?" Jawab Nadya seraya bertanya.
"Tak apa - apa, apakah boleh saya bergabung?" Tanya Reyhan.
Nadya tampak ragu dan jantungnya sangat berisik kali ini. Saat Nadya ingin mencari alasan agar Reyhan tidak duduk di dekat mereka, tapi sudah duluan di jawab Hana.
"Tentu saja pak" jawab Hana.
Reyhan pun duduk di samping Nadya, Nadya memelototi sahabatnya itu, 'kenapa kau mengizinkan dia duduk di sini' batin Nadya. Hana hanya mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Hening beberapa saat sampai Reyhan mengawali percakapan.
"Apakah saya mengganggu kalian? Kalau mengganggu saya akan pergi" tanya Reyhan.
"Ehhh tidak kok, pak. Kami juga lagi santai" ucap Hana.
Nadya masih bungkam, melihat Nadya yang bermuka datar membuat hati Reyhan berdesir sedih, ia bingung apa yang harus ia lakukan agar Nadya dan dia tak canggung lagi.
Hana yang merasakan hawa yang tak mengenakan itupun memutuskan untuk izin ke toilet.
"Maaf saya mau ke toilet sebentar" ucap Hana. Yang hanya di respon anggukan oleh kedua nya.
"Maaf" ucap Reyhan.
"Maaf untuk apa pak?" Tanya Nadya.
"Sepertinya aku membuatmu tak nyaman" ucap Reyhan sambil menundukkan kepalanya.
Nadya merasa bersalah, setelah melihat raut wajah sedih Reyhan.
"Tidak kok pak, hanya saja saya gugup karena bapak yang waktu itu di halte." Jawab Nadya, seraya mencoba menenangkan jantungnya yang berisik.
"Saya hanya ingin berteman denganmu dan Hana apa boleh?" Tanya Reyhan.
"Tentu saja, berteman boleh dengan siapapun" jawab Nadya.
"Terimakasih" jawab Reyhan sambil tersenyum.
Seketika wajah Nadya memerah melihat senyuman Reyhan itu. Tak lama kemudian Hana datang dan bergabung lagi dengan mereka, Hana merasa suasana nya tak canggung lagi antara Nadya dan dosen mudanya itu.
"Ada apa?" Tanya Hana.
"Sekarang kita berteman" ucap Reyhan.
"Benarkah, baiklah!" Ucap Hana senang.
Dan merekapun semakin akrab satu sama lain.
Di dalam pikiran Nadya berulang kali mengatakan kalau dia Benci Cinta, di kepalanya hanya ada kata "Benci" untuk cinta, dan ia berusaha menepis rasa yang ia rasakan.
Tapi pertanyaannya, mau sampai kapan??
Bersambung.........
Halo semua ketemu lagi sama saya 😋😋😋😋
Terimakasih untuk yang sebelumnya komen dan kasih masukan atau tips, dan juga yang vote pastinya. Itu semua membantu saya untuk bersemangat melanjutkan cerita ini.
Dan sekarang Sudan up lagi, jangan lupa vote and comen, maaf kalau ada salah ketik di sini maklumi karena author pun manusia.
Hehehe makasih semua 😘😘😘😘
Sampai jumpa Minggu depan🤗🤗🤗🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam
Teen FictionCinta yang ku pendam, akhirnya bisa terucapkan. Tetapi, aku sadar cinta yang aku rasakan bukan cinta yang sesungguhnya, cinta yang ku ungkapkan sangat tabu, saat itu aku mempercayainya tetapi dia meninggalkanku seolah aku ini sebuah tisu. Seharusnya...