BAGAIMANA BISA

1.4K 55 2
                                    

"cinta meninggalkan memori yang tidak bisa di curi oleh siapapun di dunia, kecuali ia sendiri yang melepasnya"

By. Reyhan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Nadya masih terduduk diam memandangi undangan itu di lantai, air matanya masih menetes, hatinya begitu sesak itulah yang Nadya rasakan.

"Nadya ayo turun makan dulu" seru ayah Nadya.

Nadya yang terkejut segera mengelap air mata di pipinya dan menyahuti panggilan ayahnya.

"Ya ayah Nadya turun" ucap Nadya.

Nadya pun segera turun dan menuju ruang makan, di sana sudah tersedia berbagai makanan di atas meja. Nadya duduk di samping ayahnya dan memulai acara makan mereka.

Hening, itulah yang terjadi saat ini. Tak ada yang bicara satupun di antara anak dan ayah ini hanya terdengar dentingan alat alat makan yang saling bersentuhan.

Karena suasana yang begitu hening akhirnya ayah Nadya membuka topik pembicaraan duluan.

"Kamu berapa hari lagi di sini???" Tanya ayah Nadya.

"Em dua hari lagi ayah" jawab Nadya yang hanya di respon anggukan oleh ayah Nadya.

Ayah Nadya tau semuanya, semua tentang cerita Ditya yang terkesan hanya mempermainkan putrinya itu. ia juga tau kalau putrinya satu satunya ini sedang di Landa kesedihan.

"Nadya, kamu tak apa apa kan yah??" Tanya ayah Nadya.

"Eh, iya Nadya tak apa apa kok ayah" jawab Nadya sambil tersenyum.

"Tolong jangan bohongi ayah lagi Nadya, ayah tau lelaki brengsek itu sudah membohongimu!" Ucap ayah Nadya.

"....." Nadya hanya bungkam, karena jujur apa yang ayahnya katakan memang benar.

Ayah Nadya berjalan pelan dan menghampiri Nadya yang sedang mencuci piring, dan mengelus kepala putrinya sayang.

"Ayah begitu sakit saat melihatmu murung, jadi ayah mohon jangan murung lagi, ayah yakin masih ada pria yang sanggup mencintai putri ayah ini dengan tulus. Jadi Nadya jangan sedih lagi ya, mungkin dia memang bukan jodoh kamu." Ucap ayah Nadya pelan seraya mengusap sayang kepalan Nadya.

Nadya sudah tak bisa lagi membendung tangisnya ia berbalik dan memeluk ayahnya erat, dan menangis terisak.

"Sudah...sudah" ucap ayah Nadya. Sambil menepuk pelan punggung Nadya supaya Nadya menjadi tenang.

Setelah acara tangis menangi itu Nadya mengantar ayahnya sampai depan pintu gerbang rumahnya Karana kebetulan ayah Nadya kerja siang.

"Ayah pergi dulu ya, assalamualaikum" ucap ayah Nadya.

"Waalaikumsalam Iya ayah hati hati ya" ucap Nadya seraya mencium tangan sang ayah.

Setelah melihat ayahnya sudah pergi, Nadya kembali ke kamarnya dan mengambil undangan itu di lantai.

'jadi besok ya' batin Nadya lirih.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang