17

5.9K 163 1
                                        

Mai bangun tidur, ketika matahari sudah berada di atas ubun-ubun. Gadis itu sedang haid. Sebab itu ia bangun se enak hatinya. Mumpung ia di rumah kampung.

Suara nada dering hp membangunkanya. Lagi-lagi nomer asing itu menghubunginya. Gadis itu meneguk ludahnya. Ia tidak mengangkat telepon itu. Hanya membalas pesannya saja.

From: 085xxxxxxxxx

Angkat Mai.

From: Maisayangku

Dasar sinting.

Mai membuang ponselnya. Tidak perduli ponsel itu berdering lagi. Ia yakin itu bukan Surya. Orang lain sedang menggodanya. Ia tidak menggubris. Gadis itu memilih mandi.

Setelah setengah jam mandi. Gadis itu mengeringkan rambutnya. Ia merasa segar kembali. Ia pun memakai pakaianya.

Mai mengambil ponselnya. Lagi-lagi ponsel itu berdering. Tangannya terasa malas untuk mengangkatnya.

"Hallo."

"Hallo Mai. Kenapa nggak kamu angkat tadi?" Terdengar suara laki-laki yang menurut Mai memang Om Surya. Laki-laki itu sepertinya sedang bekerja. Banyak suara bising  di sana.

"Ini beneran Om Surya?"

Mai mendengar helaan nafas dari ponselnya. Om nya sepertinya juga kesal dengan Mai.

"Iya Mai. Aku ini Surya."

Mai duduk di tepian kasur.

"Ada apa ya Om?"

"Rumah kamu dimana Mai?"

Mai berpikir sejenak. Mai sudah berkali-kali bilang kalau rumahnya di desa Cempaka, Jombang. Kenapa Om nya bertanya lagi.

"Ada apa ya Om?rumah saya di desa Cempaka, Jombang."

"Kebetulan aku lagi di Jombang Mai. Pengen kesana."

"Ow gitu ya Om. Nanti Mai Wa alamatnya."

"Kamu nggak kangen kah Mai sama aku?"

Mai mengeryitkan dahinya. Mencerna apa yang ia dengar.

"Ya enggak lah Om. Ngapain Mai kangen. Om masih ngajar di SMK Satu?" Siti lebih tertarik dengan pekerjaan Surya.

"Iya, Mai. Aku masih ngajar di sana."

Mai merasa aneh dengan Surya. Untuk apa Om nya memakai 'aku kamu' denganya. Lama gadis itu berpikir. Ia mematikan ponselnya. Om nya menelponya lagi. Tapi Mai merijeknya. Surya pun mengirimkanya pesan.

From: 085xxxxxxxxx
Angkat Mai.

Ponsel Mai masih saja berbunyi. Tapi gadis itu malah menyerahkannya pada ayahnya. Biar ayahnya saja yang mengankat.
****

Siti Maimunah  (END+ Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang