Kini Mai jauh lebih tenang dari sebelumnya, dimana ia biasanya takut dimalam hari, kini ia sedikit merasa ada yang menjagannya. Neneknya bilang akan berusaha memantau Surya jika malam tiba.
Sudah berbelas-belas piring menyambut tangan tangan gadis itu. Begitupun dapur yang kotor seusai Sarah masak. Perempuan yang hampir menginjak kepala tiga itu sering lupa mencuci peralatan masak jika anak-anaknya rewel. Sarah bisa dimaafkan ... tapi jika itu Mai yang melakukan. Sarah akan memarahinya habis-habisan.Satu jam yang lalu Mai sudah membersihkan dapur dan mencuci piring. Gadis itu hanya tinggal mandi lalu berangkat ke kampus untuk bimbingan perihal sekripsinya. Ia bersyukur, judul skripsinya di accepted. Jadi ia hanya tinggal melanjutkan bimbingan.
Hari ini ia ke enam kalinnya konsultasi dengan dosennya. Beruntung ia sudah mendapat persetujuan untuk ikut seminar proposal. Sebentar lagi Mai akan melaksanakan seminar proposal skripsinya, tinggal menunggu pengumuman jadwal pelaksanaanya saja.
Dengan begitu ia sedikit ada kemajuan, dan tidak bersedih ketika ditanya mengenai kapan ia melepas status mahasiswannya.
"Kalau sudah lulus, kamu mau kerja dimana, Mai?" Sarah bertanya.
Mai sedang menyapu di halaman dimana suami Sarah kebetulan tak berada di rumah. Jadi ia berani saja menampakkan diri. Sarah sendiri sedang bermain dengan anak-anaknya.
"Mungkin menjadi pegawai Bank, Mbak."
Tiba-tiba terdengar suara decakan Sarah. Seperti tidak suka.
"Kamu itu, Mai. Sayang sekali ijasahmu cuma dipakai kerja di Bank. Harusnya kamu itu jadi guru. Liat Mas Surya. Dia aja nih Mai, nyesel nggak nerusin kuliahnya, sekarang dia butuh banget ijasah buat ngurus sertifikasi."
Mai sendiri menggerutu dengan saran Sarah. Apa urusannya ia mengatur masa depan Mai. Toh itu hidup Mai. Sarah memang seperti itu. Merasa sok paling benar jika sedang berpendapat. Itu mengapa membuat Mai selaku mengiyakan saja pendapat Sarah.
Phone cell Sarah berbunyi. Itu pasti panggilan dari suaminya.
"Hallo, Ayah..., ayo dek, bilang gitu ke Ayah."
"Hallo sayangku... kamu lagi apa?" Suara Surya menyapa balik istrinya.
Mai ingin muntah saja mendengarnya. Surya memang pandai berbasa-basi. Mai baru menyadari akhir-akhir ini. Surya di depan orang-orang terlihat begitu sopan dan manis... tapi kenyataanya yang Mai temukan sangat berbeda. Bagi Mai, laki-laki itu tak beda dari pria buaya darat. Manis di depan, menusuk di belakang.
Ingin rasanya ia mengadukan apa yang dilakukan Surya padanya. Biar saja Sarah tahu, jika suaminya tak lebih dari serigala berbulu domba.
Terlebih, Mai juga pernah tak sengaja menemukan video berbaur sex di phone cell laki-laki itu. Mai semakin di buat jijik saja. Mengingat Surya sudah pernah menginjakkan kaki di tanah suci.
Namun, lama-lama Mai berperang dengan pikirannya sendiri, kalau dipikir-pikir, bisa saja laki-laki itu berbohong pada Sarah yang mana Surya pernah pergi ke tanah Suci Mekkah. Karena tak ada satupun potret yang diambilnya disana. Dan sayangnya Sarah percaya saja!
Mai semakin ingin menggali dalam, seperti apa sebenarnya orang semacam Surya itu. Ia yakin saja, pasti banyak kebohongan yang di simpan Surya. Dan ia ingin membongkar itu semua.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Siti Maimunah (END+ Revisi)
Romance21+ Dilarang keras membaca jika belum usia dewasa. Om Surya. Paman nya yang ia fikir adalah pria yang alim. Ternyata .... Sebuah pelajaran bagi Mai. Kehidupanya mengajarkan untuk tidak menilai susuatu dari luarnya saja. Begins on September 2018.