18

5.6K 165 0
                                    

"Mai. Surya kok aneh ya?dia dari tadi ngomong nggak jelas."

"Nggak jelas gimana, Yah?"

"Dari tadi ya mbulet aja, Ndok. Ayah bingung nanggepinya. Terus telponya putus." Pak Alim mengembalikan ponsel Mai.

Gadis itu pun menceritakan pada ayahnya, kalau Surya sering menghubunginya dua hari ini. Mereka berdua merasa aneh dengan sikap Surya.

"Jangan-jangan dia suka sama kamu, Ndok."

Mai membelalakkan matanya mendengar seruan ayahnya.

"Mana mungkin, Yah. Mustahil."

"Ya bisa saja, Ndok. Surya kan cuek dengan Sarah."

"Cuek belum tentu mendua, Yah. Lagian Om Surya itu ngerti agama. Ya nggak mungkinlah dia mbelot."

Ayahnya diam saja. Tapi laki-laki sudah lebih paruh baya itu juga mengingatkan Mai untuk hati-hati. Mai mengangguk saja.

Malamnya ... Surya menelponya lagi. Tapi Mai tidak meresponya. Sampai adiknya yang mengangkat. Tapi laki-laki itu hanya diam saja.

Mai benar-benar takut dengan sikap Surya yang seperti itu. Ia pun tidak berani cerita pada siapapun. Kecuali ayah dan ibunya.

"Mai jadi takut, Bu. Kalau Om Surya genit sama Siti gimana."

Ibunya juga galau. Kalau Mai keluar dari rumah itu. Mai akan kesulitan melanjutkan kuliahnya. Orang tuanya tidak bisa membiayai uang untuk kos Mai. Orang tuanya hanya bisa memperingatkan Mai untuk hati-hati.

"Kamu hati-hati saja, Mai. Kunci kamarmu. Kalau tidur yang panjang bajunya."

Mai mengiyakan. Gadis itu lambat laun menjadi merasa risih dengan Surya yang menelponya berkali-kali. Ia semakin merinding, karena liburanya hanya tinggal menghitung hari. Ia mendengus sebal.

Mai mengangkat telpon dari Surya lagi.

"Iya Om. Ada apa?"

"Kamu lagi apa, Mai?"

"Tiduran Om. Kenapa?" Mai tetap menjawan dengan sopan. Meskipun gadis itu merasa sikap Surya begitu aneh. Untuk apa ia menanyakan Mai sedang apa.

"Ow. Lagi tiduran. Om lagi di luar nih. Nanti Om telpon lagi. Ada atasan Om."

Laki-laki itu memutus telpon. Mai semakin merasa aneh saja. Untuk apa lagi Om nya itu menghubunginya lagi. Padahal obrolan mereka juga nggak jelas menurut Mai.
****

Siti Maimunah  (END+ Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang