Lamanya seminggu, benda yang biasa kupakai bertukar kabar itu kuabaikan di atas meja. Aku takut saja, kalau Surya si penjahat wanita itu menghubungiku lagi. Sudah kupastikan lelaki itu pasti akan melakukannya. Sebab itu aku berjaga-jaga.
Biarpun keluargaku miskin, mereka tetap akan memperkarakan masalah ini ke ranah hukum. Tapi demi tetap menjunjung kerukunan antara keluargaku dan keluarga Mbah Darmi, kami hanya bisa berlapang dada saja. Sekalipun begitu, kakak dan bapak siap siaga dirumah menjagaku. Barangkali laki-laki berwajah bengis itu datang ke rumah.
Sementara ini aku mengambil cuti kuliah selama satu semester. Daripada aku bersikeras memperjuangkan skripsi tapi menantang bahaya. Bapak dan ibu sama sekali tidak mengizinkan.
Aku senang sekali selama seminggu ini. Aku tidak perlu mengurung diri di kamar pengap itu seharian.Aku tidak lagi ditodong ketakutan dan melihat Surya yang seperti setan. Aku tidak perlu lagi mendapat suguhan wajah cemberut sekaligus sikap semena-mena Mbak Sarah. Aku tidak perlu lagi setiap pagi memasak atau membersihkan setiap sudut rumah mereka. Aku juga tidak perlu menunduk ketika disalahkan dan selalu berkata iya jika mereka memberi perintah. Yang seperti itu, sumpah aku tidak ingin lagi.
Dari semua yang pernah kualami itu, baru kusadari bahwa selama ini aku hanya menyiksa diri. Aku dianiaya. Aku sangat membenarkan apa kata sahabatku. Dialah yang mencucuriku nasihat agar aku tidak perlu di sana lagi, di tempat dimana diriku dikerumuni kesedihan. Aku tidak perlu tinggal di tempat di mana disana aku akan selalu sakit batin, nelangsa. Lingkungan yang tidak sehat tentu akan membuatmu sakit lahir batin. Itu sangat kentara sekali dengan kondisi tubuhku saat ini. Banyak yang bilang, tubuhku dimakan ngenes hingga kurus kering seperti ini. Tidak ada sama sekali rona gembira di wajahku.
Tapi kini aku merdeka. Aku telah keluar dari neraka. Kini tak ada lagi yang bisa menindasku. Aku tidak akan lagi membiarkan Mbah Sarah, Om Surya atau siapapun menginjak-injak kebahagiaanku. Aku harus belajar menjadi manusia tegas dan tidak bertele-tele dengan manusia-manusia kurang ajar seperti mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siti Maimunah (END+ Revisi)
Romance21+ Dilarang keras membaca jika belum usia dewasa. Om Surya. Paman nya yang ia fikir adalah pria yang alim. Ternyata .... Sebuah pelajaran bagi Mai. Kehidupanya mengajarkan untuk tidak menilai susuatu dari luarnya saja. Begins on September 2018.