Demi nafsu laknatmu, kau hancurkan aku
_____________<<•>>______________
"Mas!"
Sarah membiarkan benda bening itu menetes semaunya. Kali pertamanya ia menangis di depan sang suami.
Menjerit dan mengumpat Surya itulah yang diinginkannya.
Tidak ada istri yang tak menginkan suaminya setia. Tapi, Surya... Argh! Sarah hampir terkuai. Mulutnya pun sulit bersuara.
Surya masih sibuk mengeringkan rambutnya membelakangi Sarah. Dia sama sekali tidak menggubris panggilannya.
"Tegannya kamu, Mas! kamu tega sekali menghianati aku! apa salahku?!"
Ini pertama kalinya juga Sarah meninggikan suara padanya. Ia hanya ingin melampiaskan amarahnya. Ia sungguh tidak memikirkan dosa lagi. Di situasi seperti ini pasti Tuhan lebih berpihak padanya, dari pada manusia biadap didepannya ini.
"Apa yang kamu lakukan!" bentaknya.
Ia sungguh marah setelah melihat benda persegi panjang itu retak dan terkapar di bawah meja. Oh iya, rupanya suara handphone dibanting itulah yang membuatnya merespon. Sarah sepertinya sudah tak dianggap lagi.
Ia melempar handuknya itu ke arah Sarah dengan kasar. Mendorongnya hingga terjerambab dalam empuknya kasur.
Sarah tak perduli. Itu tak membuatnya takut. Bahkan ia sungguh ingin membunuhnya saat ini jika saja membunuh itu sunnah. Jika saja membunuhnya tak akan membuatku dipenjara.
"Apa maksud sms itu, Mas? aku nggak menyangka. Mas benar-benar tega! Jadi selama ini kamu sama Mai... " Sarah sungguh tak mampu melanjutkan. Sudah cukup tau.
Leher Sarah seperti tercekik kala matanya menangkap beberapa foto bugil Mai dalam ponsel suaminya. Lamanya mandi memberi kesempatan untuknya membaca seluruh isi percakapan mereka. Tidak menyangka Surya bisa melakukan hal becat seperti itu. Rupanya Sarah salah besar menjadikan Surya suaminya. Serigala berbulu domba.
Bukan wajah penyesalan Surya yang ia lihat. Surya malah tertawa membahana.
"Jadi kamu sudah tau semuanya? hahahah, baguslah! ini semua salahmu! bukan salahku!"
Surya dirasa sudah tak waras.
Senyum sinis bergulir menghiasi wajahnya. Ditambah meludah dengan seenaknya. Seolah Sarah benda najis.
Jadi beginikah sifat aslinya?! kemana Surya yang dulu? Panggilan sayangnyapun masih membekas ditelinga Sarah.
Meski Surya sering mengabaikanya tapi ia tak pernah sekalipun meneriakinya.
"Astagfirullah, Mas. Inikah sifat aslimu? Kenapa kamu tidak menunjukkanya sejak dulu!"
Surya bahkan mendorongnya lagi ketika sang istri berdiri hingga jatuh dan hampir menabrak almari.
"IYA! MEMANGNYA KENAPA? APA AKU SALAH?!"
Dia sungguh.... sangat kejam! inikah taqdir yang harus aku terima? harusnya dulu kuturuti saja nasihat orang tuaku. Dulu dengan tegannya aku membohongi orang tuaku dengan berpura pura sakit agar mereka mau merestuiku dengan Mas Surya. Tapi apa yang aku dapatkan sekarang? Hanya penghianatan!
Nasi memang sudah menjadi bubur. Sara menangis sejadi-jadinnya. Bahkan anak-anaknya sudah menangis meminta pintu kamar dibuka. Sialnya lagi, orang tuanya sedang tidak di rumah.
"Aku bosan denganmu. Aku muak! asal kamu tau! aku sama sekali tidak pernah sekalipun cinta sama kamu!"
Ya Allah tegannya ia berkata demikian... Dikemanakanlah ketulusan Sarah selama ini? seperti itu... apa dia bilang tadi? dia tidak mencintaiku? lantas untuk apa dia menikahiku?

KAMU SEDANG MEMBACA
Siti Maimunah (END+ Revisi)
Romance21+ Dilarang keras membaca jika belum usia dewasa. Om Surya. Paman nya yang ia fikir adalah pria yang alim. Ternyata .... Sebuah pelajaran bagi Mai. Kehidupanya mengajarkan untuk tidak menilai susuatu dari luarnya saja. Begins on September 2018.