Atrapado 3

3.1K 170 14
                                    

"Ternyata sesederhana itulah cinta, bercerita lewat tatap mata yang saling pandang tanpa jeda waktu yang panjang." -AggasheGA

*****

Jam istirahat sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu, Agas menyibukkan diri dengan bermain game di ponselnya. Tak peduli perutnya lapar, ia tetap memainkan game nya sampai ia merasa puas. Sudah menjadi hal yang wajar bagi kaum lelaki jika menyangkut dengan game, ia pasti akan lupa dengan segalanya.

"Gas, lo gak ke kantin?" tanya Dicko, teman sebangkunya.

"Duluan aja."

Dicko dan Ravel meninggalkannya, mereka tidak ingin mati kelaparan hanya karena menunggu Agas yang sedari tadi masih sibuk dengan game barunya. Lagian kalau ia sudah lelah, ia akan pergi sendiri membeli makanan di kantin. Dicko sudah mengenal Agas sejak ia masih kecil. Berbeda halnya dengan Ravel, mereka bertemu saat baru memasuki sekolah SMA.

Agas menghentikan kegiatan bermain game nya, ia menoleh ke arah Reyna yang sedang dipaksa oleh kedua sahabatnya. Bahunya diguncang-guncangkan oleh si ratu toa sambil merajuk Reyna.

"Ayo dong, Rey ikut kita ke kantin sebentar doang, plisss," kata Zulfa memohon.

"Gue capek, kalian aja sana," balas Reyna sambil menelungkupkan wajahnya di meja.

"Tapi gak seru kalo gak ada lo, Rey, ayo dong sebentar aja."

"Gak," ujar Reyna tetap bersikukuh.

"Yaudah deh, tapi istirahat kedua lo ikut ya," kata Mika mulai pasrah, ia menarik Zulfa keluar kelas setelah melihat anggukan Reyna.

Agas yang melihatnya hanya bisa diam tanpa ikut campur perdebatan diantara mereka. Sebelumnya, ia ingin beranjak dari kursinya untuk menemui Dicko dan Ravel, tapi saat melihat Reyna sendirian, ia mengurungkan niatnya ke kantin. Bukan bermaksud untuk terlalu percaya diri, Reyna merasa sedari tadi ia diperhatikan oleh Agas. Terbukti saat ia sedang berjalan ke perpustakaan, Agas mengikutinya dari belakang.

Reyna duduk sambil membaca buku di pojok perpustakaan. Suasana yang hening, membuatnya sangat fokus pada buku novel yang dibacanya.

"Nih pulpen kamu jatuh."

Reyna menoleh dan melihat Agas sudah berdiri disampingnya, awalnya ia mengira Agas tidak akan mengikutinya sampai ke perpustakaan. Karena, kebanyakan cowok paling anti dengan tempat yang berhubungan dengan buku.

"Oh makasih," jawab Reyna.

Agas mengangguk dan duduk di depan Reyna, ia sengaja ke perpustakaan untuk menemui Reyna dan mengajak Reyna mengobrol. Sudah tahu perpustakaan tempat murid membaca, tapi ia malah menggunakannya untuk mendekati Reyna. Untung saja mereka duduk di sebelah pojok, jadi tidak akan ketahuan oleh petugas perpus kalau mereka sedang mengobrol. Sebenarnya Agas tidak bermaksud untuk mengganggu Reyna, tapi inilah cara satu-satunya agar bisa menjadi teman dekat Reyna. Kalau di kelas, ia tidak berani mendekatinya karena canggung pada teman-teman dan kedua sahabat Reyna.

"Fokus amat bacanya," kata Agas menatap Reyna.

Reyna hanya tersenyum kecut.

"Kok kamu gak ke kantin?" tanyanya pada Reyna.

"Males," balas Reyna.

Atrapado [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang