Atrapado 23

1.5K 46 1
                                    

"Bagiku, definisi bahagia itu sederhana. Cukup kau berada di sampingku saja sudah menunjukkan bahwa yang kurasakan lebih dari sekadar kata bahagia." -AggasheGA

*****

"Gas, kita mau ke mana sih?" tanya Reyna seraya berpegangan erat di pinggang Agas.

"Kalo aku kasih tau, bukan rahasia lagi dong namanya."

Reyna hanya memanyunkan bibirnya di balik helm. Hari ini seluruh murid dipulangkan lebih awal. Sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara itu sepakat untuk pulang bersama. Namun, tidak seperti pasangan lainnya yang dapat dengan mudah mengumbar kemesraan. Mereka berdua malah bertemu secara diam-diam. Reyna meminta Agas untuk menunggunya di depan komplek dekat sekolah. Mereka juga sama-sama memakai jaket agar tidak terlihat oleh teman sekolahnya. Untung saja Agas tadi pagi mengantar adiknya ke sekolah, jadi ia tidak perlu susah payah mencarikan helm untuk Reyna.

Suara kendaraan yang sangat ramai terdengar sangat jelas di telinga Reyna. Sepanjang perjalanan, senyumnya terlihat mengembang dengan sempurna. Bahkan ia semakin mempererat tangannya di pinggang Agas seakan ia tak mau kehilangannya.

"Masih lama ya?" tanya Reyna.

"Sebentar lagi udah sampe kok."

Ketika berada di persimpangan jalan raya, Agas membelokkan motornya ke kiri. Segaris senyum pun tercetak jelas di bibirnya. Tak ada perasaan lain yang ia rasakan selain bahagia bersama seseorang yang ia sayang. Sepuluh menit telah berlalu, saat ini mereka telah sampai di tempat yang sangat asing bagi Reyna.

"Udah sampe, ke sana yuk," pinta Agas setelah mereka turun dari motor.

Reyna masih diam, ia melihat sekelilingnya dengan perasaan kagum. Lalu, tiba-tiba tangannya di genggam oleh Agas. Ia berjalan mengikuti Agas dengan tatapan terfokus pada genggaman tangan mereka. Jantungnya semakin berdetak tak keruan karena kembali mendapat perlakuan yang manis dari Agas.

"Nah, sini duduk," ucap Agas meminta Reyna untuk duduk di sampingnya. Reyna hanya mengangguk dan menuruti perintah dari kekasihnya itu.

Di jembatan yang berada di tengah danau, mereka berdua menciptakan kenangan baru. Pemandangan yang indah dan sangat menyejukkan memperlengkap kebahagiaan yang mereka rasakan.

"Seneng gak?" tanya Agas.

Reyna mengangguk penuh semangat, "seneng banget," jawabnya sembari menampilkan senyuman manis yang ia miliki.

"Di sana juga ada kebun strawberry, mau ke sana gak?" tanya nya lagi.

"Enggak, aku pengen di sini aja," tolak Reyna. Matanya sangat takjub menatap pemandangan perbukitan yang mengelilingi danau. Air danau yang jernih dan berwarna kebiruan juga membuat ia merasa seperti ada di surga.

Di sana, mereka saling berbagi cerita bersama. Canda tawa yang mereka ciptakan semakin membuat mereka hanyut dalam kebahagiaan. Tanpa terasa, waktu pun cepat berlalu. Langit mulai berwarna jingga dengan beberapa awan putih yang berarak-arakan. Matahari perlahan mulai turun ke tempat peraduannya. Reyna dan Agas masih pada tempat semula dengan tangan saling menggenggam.

"Makasih ya," ucap Reyna kembali membuka suara.

"Untuk?"

"Untuk pemandangannya, sama ini..." Reyna memperlihatkan gantungan kunci yang diberi oleh Agas saat di sekolah.

"Ohh, aku juga punya," ucap Agas sembari menunjukkan gantungan kunci miliknya.

"Wahh, ternyata ada pasangannya?"

Agas mengangguk, "kayaknya kamu suka banget ya sama senjanya?" tanya Agas yang melihat mata Reyna fokus memandang kearah senja.

"Suka," balas Reyna singkat.

"Kalau aku?"

"Suka juga," ucap Reyna refleks.

Kemudian, ia menutup mulutnya sembari menundukkan kepala karena malu. Agas tersenyum lebar hingga membuat matanya membentuk bulan sabit.

"Kamu tadi bilang apa? Coba ulang sekali lagi dong," kata Agas pura-pura tidak mendengar.

Reyna menggeleng dengan cepat, pipinya merah merona sebab Agas terus saja menggodanya. Tapi, sedetik kemudian suasana menjadi hening. Agas memandang wajah Reyna lekat-lekat.

Tak berselang lama, Reyna memberanikan diri untuk memulai pembicaraan lagi.

"Gas, kamu sayang gak sama aku?" tanya Reyna dengan nada suara sangat pelan.

"Kalo aku gak sayang, aku gak mungkin sedekat ini sama kamu," balas Agas seraya mengacak rambut Reyna gemas.

"Aku janji, aku gak bakal nyakitin hati kamu kok," lanjutnya.

Reyna mengangguk sembari tersenyum manis menatap Agas. Saat ini ia tak perlu meragukan kekasihnya lagi. Agas benar, dia tak mungkin sedekat ini jika tidak sayang padanya.

TBC 😊

-Atrapado-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Atrapado-

Chapter 23? Done
Tunggu kisah Atrapado di chapter selanjutnya
Jangan lupa Vote and Comment juga ya :)
Thank you 💕

Atrapado [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang