Atrapado 8

2K 102 3
                                    

"Kalau lo sayang sama dia seharusnya perjuangin Rey. Jangan menutup diri kayak gini, itu sama aja lo menyiksa diri lo sendiri."
-MikailaFj

*****

Happy Reading 😄

"Jadi lo ditinggal gitu aja sama si Reyna?" ucap seorang cewek yang duduk di depan Agas.

Agas mengangguk.

"Terus gak lo kejar?" tanyanya lagi.

Agas hanya menjawabnya dengan gelengan kepala.

"Astaga, lo jadi cowok kok gak gentle banget sih? Ya kalik gue ngajarin lo masalah beginian, yang ada malah kepala gue yang pecah,"

Sejak kejadian Reyna meninggalkan Agas di halte, dengan ragu Agas mengambil ponselnya dan menghubungi Mika. Ia tidak tau lagi harus meluapkan kekecewaannya pada siapa. Meskipun tidak terlalu akrab, akhirnya Mika meminta Agas untuk bertemu di salah satu rumah makan milik orang tuanya.

"Oke, mending sekarang lo ke rumah Reyna trus minta maaf. Ajak dia kemana gitu kek," usul Mika.

"Reyna gak mungkin ada di rumah."

"Kok bisa? Kan dia tadi pulang sendiri, otomatis Reyna pasti langsung pulang ke rumah lah."

"Dia bareng sama Ravel," terlihat jelas raut wajah Agas yang sendu saat ia mengatakan itu.

"Hah? Lo serius?? Ravel temen lo itu kan?"

"Iya."

"Eh tunggu-tunggu. Ngomong-ngomong nih ya, kenapa lo pilih gue jadi tempat curhat lo? Kenapa kaga temen lo aja atau si Zulfa gitu" Mika baru ingat, sedari tadi ia ingin menanyakan hal itu pada Agas.

"Pengen aja," ujar Agas.

"Etdah, kalo jawab yang panjang dikit kek. Lo pikir gue wartawan? Ngejawab singkat lagi gue tampol lo!!" balas Mika geram.

"Gue yakin aja lo gak akan ember mulutnya."

Serah lo aja deh Gas...

"Oke, gak ada lagi kan yang mau lo omongin? Kalo gitu gue cabut dulu ya, ada kepentingan mendadak soalnya" Mika memasukkan ponsel ke dalam tas slingbag nya.

"Iya," ucapnya singkat.

Mika beranjak dari tempat duduknya, berjalan keluar dari rumah makan dan menghampiri mobilnya di parkiran. Ia menjalankan mobilnya ke rumah Zulfa. Walaupun cuaca masih gerimis, kedua sahabat Reyna itu tetap bersikukuh untuk menemui Reyna.

Setelah hampir satu jam mereka berada di mobil Mika, akhirnya kedua perempuan itu sampai di depan gerbang rumah Reyna.

Seorang lelaki paruh baya membukakan pintu gerbang untuk mereka.

"Makasih pak," ucap Mika dan dibalas dengan acungan jempol.

Zulfa menekan bel berkali-kali, namun tak ada jawaban. Ia kembali menekan bel dan terdengar suara laki-laki dari dalam rumah.

"MASUK AJA, PINTUNYA KAGA DIKUNCI KOK," mereka berdua kemudian masuk dan menemukan Bian sedang berbaring di sofa.

"Woi bang, Reyna mana?" tanya Zulfa.

"Lo kalo ngomong sopan dikit napa sama orang yang lebih tua," balas Bian, Zulfa hanya cengengesan seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Si Reyna di kamarnya noh lagi dekem, kaga mau makan dia."

"Ya udah kita ke kamar Reyna dulu ya bang," ucap Mika yang di balas dengan anggukan.

"REYNAAA SAYANG... ZULFA KAMBEKKK."

"Tuh bocah sarap kalik ya?" ucap Bian menggerutu.

Mika membuka knop pintu kamar Reyna, dan benar Reyna sedang uring-uringan di kasur miliknya.

"Nape lagi dah lo Rey Rey, galau melulu. Liat nih gue selalu happy walaupun jomblo" celetuk Zulfa.

"Karena Agas?" tanya Mika.

Reyna diam, tetap pada posisi yang sama.

"Wait wait, lo masih deket sama Agas?" wajah Zulfa mulai tegang, "gue kan udah bilang Rey, jauhin Agas. Agas tuh gak baik buat lo."

"Lo apaan sih Fa? Malah memperkeruh suasana tau gak. Ini tuh pasti cuma salah paham doang, dan lo Rey jangan dikit-dikit ngambek dikit-dikit ngambek. Lo sebenernya sayang kan sama Agas?"

Reyna membalikkan badannya menghadap Mika, ia tidak ingin kedua sahabatnya bertengkar gara-gara hal sepele.

"Udah-udah gak usah ribut. Gue baik-baik aja kok," ucap Reyna mulai membuka suara.

"Gue kasih tau nih ya, kalau lo sayang sama dia seharusnya perjuangin, Rey. Jangan menutup diri kayak gini, itu sama aja lo menyiksa diri lo sendiri."

"Mampus lo Rey, dapet siraman rohani malam. Makanya jangan gengsi mulu yang lo gedein," kata Zulfa sambil makan keripik singkong

"Lah tadi lo nyuruh Reyna ngejauhin Agas, sekarang malah nyuruh jangan gedein gengsi. Gimana sih lo? " Mika menimpuk wajah Zulfa dengan bantal.

"Apapun yang terbaik buat sahabat gue, gue bakal dukung kok" ucap Zulfa menyeringai.

"Thanks ya kalian udah support gue..."

"Dan satu lagi, lo juga kudu belajar berbaur sama yang lain. Jangan cuek-cuek jadi cewek, biar jodoh lo kaga kabur."

"Pokoknya gue mau lo baikan lagi sama si Agas," kata Mika.

Reyna tersenyum tipis, ia beruntung memiliki sahabat seperti Mika dan Zulfa.

TBC 😊

Chapter 8? Done
Tunggu kisah Atrapado di chapter selanjutnya ya
Jangan lupa Voment juga dong

Atrapado [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang