"Mungkin memang benar, berada didekatmu hanya membuatku semakin yakin bahwa aku tidak pantas berada disampingmu" -ReynaGA
"Bukankah aku pernah memintamu untuk berjanji? Berjanji bahwa kamu akan selalu menemani setiap derap langkahku untuk mengukir kisah bersama" -AggasheGA
*****
Happy Reading :)
Pagi ini Reyna baru saja mendapatkan kebahagiaan dan kesialan secara bersamaan. Mengantarkan adiknya berangkat sekolah merupakan suatu hal yang jarang sekali Bian lakukan. Selagi ada kesempatan, ia berniat untuk mengantar Reyna pergi ke sekolah. Reyna sangat bersemangat karena ia tidak perlu lagi menunggu angkot dipinggir jalan.
Bian sengaja membangunkannya dan mengatakan bahwa Reyna akan terlambat jika tidak cepat bangun. Padahal hari masih sangat pagi, embun diluar saja masih tebal. Reyna yang tidak sadar dari bangunnya buru-buru mandi dan bergegas merapikan penampilannya.
Salah satu hal yang sangat menyebalkan baginya yaitu apabila ia harus menaiki angkot dalam keadaan kesiangan.Tapi sekarang, itu tidak berlaku bagi Reyna. Justru hari ini di jam yang masih belum menunjukkan pukul enam Reyna sudah sampai di sekolahnya, anggap saja ia seperti penjaga gerbang sekolahan.
Kini, ia berjalan menuju sekolah sambil mendengus kesal. Matanya menatap seluruh penjuru sekolah, jam segini masih sangat sepi. Reyna mengambil ponsel di sakunya, ia mengabari kedua sahabatnya agar cepat ke sekolah. Dengan jiwa yang tak bersemangat, ia melangkah melewati lorong perbatasan antara taman belakang sekolah dan toilet.
Tepat saat ia membasuh wajahnya di toilet untuk menghilangkan rasa kantuknya, dua siswi masuk menghampiri Reyna. Elsy, tiba-tiba menarik pergelangan tangan Reyna dan menyudutkannya di dinding kamar mandi.
"Heh, jadi lo yang namanya Reyna?" katanya sambil mencengkram erat lengan Reyna.
Kedatangan Elsy membuatnya terkejut, untuk apa ia melakukan hal ini. Reyna saja tidak mengenalnya dan juga tidak pernah mencari masalah dengan Elsy, ia tetap diam dan berusaha melepaskan satu tangannya dari cengkraman Elsy. Bukannya menghentikan perbuatannya, Elsy malah semakin memakinya.
"Lo budek ya? Gue tanya, lo Reyna kan?" tanyanya sinis.
Reyna mengangguk sambil menahan agar tidak menitikkan air mata, ia meringis kesakitan karena Elsy masih tidak mau melepaskan tangannya. Cewek itu menatap teman Elsy yang hanya diam memantau pintu masuk toilet.
"Dasar cupu!! Gak usah sok polos deh lo. Gue peringatan sama lo ya, lo gak usah deket-deket lagi sama Agas," ujar Elsy yang sekarang mulai menjambak rambut Reyna. "Lo pikir gue gak tau apa semalem lo jalan berdua sama Agas. Muka pas-pasan kayak lo itu gak pantes sama Agas. Gue ingetin sekali lagi, Agas itu cuma milik gue!!!"
Tak ada yang bisa menolongnya, ia ingin sekali menelpon kedua sahabatnya. Namun tangannya kini lemah seperti tak memiliki tenaga. Reyna bingung harus berbuat apa. Namun ketika Elsy mau menamparnya, di waktu yang tepat Zulfa datang dan menahan tangan Elsy.
"Apa-apaan ini?! Heh cabe, lo gak diajarin sopan santun ya sama nyokap lo?" kata Zulfa sembari mendorong tubuh Elsy.
"Diem lo, ini gak ada hubungannya sama lo!! Temen lo yang satu ini emang licik, sok jual mahal sama cowok, tapi di belakang malah ganjen," ujar Elsy dengan suara penuh penekanan.
Deg ...
Reyna tak kuasa menahan air matanya agar tidak keluar, apa salah jika ia ingin berteman dengan Agas?
"Atas dasar apa lo ngatain Reyna ganjen?! Heh lo ngaca dong, bukannya lo yang ngejar-ngejar si Agas?!" Zulfa menatapnya bengis, "di mana harga diri lo sebagai wanita? Oh iya urat malu lo kan udah putus jadinya gak tau malu!!" lanjutnya mengatakan di depan wajah Elsy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atrapado [Completed]
Teen FictionReyna Grisselle Arsenio adalah gadis remaja yang kaku, cuek, memiliki gengsi yang tinggi dan sulit bergaul. Karna kekakuannya, Reyna tidak memiliki banyak teman. Namun disisi lain, ada cowok yang diam-diam mendekati Reyna. Tidak bisa dipungkiri, Rey...