Atrapado 17

1.4K 64 2
                                    

"Banyak orang mengurung diri hanya karena cintanya tak terbalas. Itu salah besar. Sedih boleh, tapi jangan lupa untuk bangkit kembali. Buktikan kalau kamu bisa cari seseorang yang lebih baik dari dia. Mungkin kamu gak bisa dapetin cintanya, tapi setidaknya kamu bisa tau gimana rasanya berjuang. Jadi, tekankan pada hatimu bahwa tak selamanya patah hati itu menyedihkan." -Author

*****

Happy Reading 😊

"Jadi sampe kapan lo nyimpen perasaan lo ke Reyna? Sampe lo sama Reyna lulus trus gak akan ketemu lagi, gitu??" ujar Mika geram.

Agas hanya mengetuk-ngetukan jarinya di atas meja karena tidak tahu harus mengatakan apa. Mungkin perkataan Mika benar, ia tidak bisa terus-terusan menyimpan perasaan terlalu lama. Tapi disisi lain, ia belum siap jika nanti Reyna menolak perasaannya. Melihat Agas tak kunjung merespon ucapannya, akhirnya Mika membuka suara lagi.

"Nah, mikir kan lo."

"Jadi gimana?" tanya Agas bingung.

"Astaga Agas!! Lo masih aja gak paham-paham, heran deh gue," balas Mika mulai geregetan.

"Gue masih ragu."

"Apa yang lo raguin sih? Lo takut di tolak sama Reyna?? Masa lo gak liat gimana sikapnya Reyna kalo bareng sama lo. Mangkanya peka dikit dong. Reyna itu sayang sama lo--" tiba-tiba ucapan Mika terhenti, ia menutup mulutnya karena tidak sengaja membuka rahasia Reyna. Padahal, ia sudah berjanji tidak akan memberi tahu siapapun tentang bagaimana perasaan Reyna pada Agas.

"Waduh keceplosan deh gue," kata Mika sambil menyengir pada Agas.

"Maksudnya?"

Mika menaikkan satu alisnya, " lo emang gak peka atau pura-pura gak peka sih, Gas?! Jadi gini, Reyna sayang sama lo, jadi kalo lo juga sayang sama Reyna ya udah ungkapin perasaan lo," jelas Mika yang masih sabar menghadapi Agas.

"Tapi kalo--"

Mika menghela napas kasar, "sekarang gini deh. Misalnya lo buat janji sama temen lo, kalian udah sepakat ketemu jam tujuh malem. Tapi giliran lo udah dateng tepat waktu, temen lo tiba-tiba bilang jamnya diundur jadi jam sepuluh malem. Lo bakalan kesel atau enggak?" ucap Mika panjang lebar.

Ia ingin menyadarkan Agas karena sedari tadi lelaki itu tidak paham dengan perkataan Mika. Kalau bukan untuk kebaikan sahabatnya, ia tidak akan susah payah melakukan hal seperti ini pada lelaki yang tidak peka seperti Agas.

"Kesel," balas Agas.

Mika tersenyum, sepertinya perumpamaan yang ia katakan pada Agas akan membuat lelaki itu menjadi paham.

"Nahh, pertanyaan kedua. Lo masih mau nungguin temen lo itu atau enggak?" tanya Mika lagi.

"Enggaklah," jawab Agas cepat.

Mika tersenyum lagi, "itu yang dirasain Reyna selama ini. Kayak yang lo bilang tadi, Reyna juga bakal pergi kalo lo bikin dia nunggu lama."

Agas terdiam, ia mencoba untuk mencerna ucapan Mika. Lelaki itu terlalu fokus memikirkan Reyna hingga melupakan sekelilingnya. Bahkan, minuman yang sedari tadi ia pesan masih tetap utuh di dalam gelas.

"Kalo Reyna sayang sama gue, kenapa dia gak pernah bilang ke gue?" tanya Agas.

"Ya lo pikir aja, masa cewek dulu yang ngungkapin perasaannya?"

"Oke, gue bakal jujur sama Reyna."

Mendengar Agas berkata seperti itu, akhirnya Mika bisa bernapas lega. Usahanya untuk menyadarkan Agas ternyata tidak sia-sia. Ia juga senang karena cinta Reyna tidak akan bertepuk sebelah tangan.

"Dari tadi kek bilang kayak gitu," ujar Mika, ia mengambil kentang goreng dan langsung memakannya.

"Ya udah, gue pulang dulu."

Tanpa menunggu jawaban dari Mika, lelaki itu langsung melesat keluar dari rumah makan milik keluarga Mika.

"Kebiasaan tuh anak, bukannya bilang makasih malah main pergi-pergi aja," kata Mika sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Kemudian, ia melanjutkan lagi aktivitas makannya. Namun, aktivitasnya terhenti kembali saat ia mendengar suara lelaki sedang memanggilnya.

"Ravel? Lo ngapain ke sini?" tanya Mika.

"Tadinya gue mau cari makan, tapi gue gak sengaja liat lo sendirian. Jadi gue samperin lo deh."

Mampus, kalo keliatan Zulfa bisa berabe nih urusannya.

"O--ohh gitu," ucap Mika tersenyum canggung.

"Lo kenapa?" tanya Ravel mengerutkan keningnya.

"Hah? Enggak, gak papa kok."

"Mik, gue mau cerita. Boleh gak?"

"Boleh kok, lo mau cerita apa?" ucap Mika balik bertanya.

"Jadi gini, gue kan suka sama Reyna--"

Bola mata Mika membulat sempurna, "tunggu-tunggu, lo bilang apa tadi? Suka sama Reyna?" ucap Mika tak percaya.

"Iya, emangnya kenapa?"

"Anu--emm, gak papa. Lanjutin gih ceritanya," pinta Mika dengan raut wajah yang sulit diartikan.

"Gue kan suka sama Reyna, tapi ada cewek lain yang juga suka sama gue. Menurut lo, gue harus gimana biar tetep deket sama Reyna tapi gak nyakitin perasaan cewek yang suka sama gue?"

"Duhh, gimana ya? Gue juga bingung, mending lo perhatiin aja dulu sikap mereka. Entar lama-kelamaan lo pasti tau siapa yang tulus suka sama lo," saran Mika.

"Ohh gitu ya?"

Mika hanya mengangguk, kemudian ia menyeruput es jeruknya sembari tersenyum canggung pada Ravel.

Kalo sampe Reyna tau, dia pasti bingung banget nih. Hadeuh, dia yang ngalamin, kenapa gue yang ikutan puyeng yak? batin Mika menggerutu.

TBC 😊

-Atrapado-

Chapter 17? Done
Tunggu kisah Atrapado di chapter selanjutnya ya
Jangan lupa Vote and Comment juga:)
Thank you 💕

Atrapado [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang