Atrapado 10

1.8K 88 16
                                    

"Bagiku, tak masalah mencintaimu dalam diam, asalkan kau masih bisa kupandang dan memastikan kau baik-baik saja. Itu cukup." -ReynaGA

*****

Reyna sedang sibuk membaca novel sambil mendengarkan lagu dengan earphonenya. Setelah menemui Bu Rosma di ruang guru, ia memilih melanjutkan membaca di bawah pohon taman sekolah untuk menghindar dari teman-temannya.

Saat gadis itu tengah asik dengan dunia imajinasinya, tiba-tiba seseorang melepas earphone di telinganya.

"Ngapain sih di sini sendirian?" tanya Agas yang duduk di sebelah Reyna.

Reyna menurunkan novel yang semula ada di depan wajahnya. Ia bingung dengan sikap Agas yang semakin hari semakin aneh.

"Menurutmu aku ngapain?" ucap Reyna balik tanya.

"Baca," balasnya pada Reyna.

"Itu udah tau, ngapain masih tanya?"

Agas menyeringai, "gimana tugas makalahnya, bener gak?" tanya Agas mengalihkan topik pembicaraan.

Gadis itu mengangguk, "Makasih ya."

"Sama-sama, lagian salah aku juga kan udah bikin kamu marah."

"Karena kamu udah baik ngerjakan makalahnya, nanti aku traktir deh." ucap Reyna.

"Boleh," balas Agas

Hening, Reyna kembali fokus pada buku novel di hadapannya. Sedangkan Agas hanya diam memperhatikan siswa yang sedang bermain futsal di lapangan.

Dulu, biasanya Zulfa selalu bercerita pada Reyna tentang bagaimana rasanya jatuh cinta. Reyna dengan setia mendengarkan setiap keluh kesahnya saat Zulfa disakiti oleh lelaki itu. Ia tidak habis pikir dengan sahabatnya, berkali-kali disakiti oleh laki-laki yang berbeda tapi tetap saja selalu berani untuk jatuh cinta lagi. Namun, setelah bertemu Agas. Reyna jadi mengerti betapa bahagianya seseorang saat jatuh cinta.

"Wajah kamu kok pucet, kamu sakit Rey?" tanya Agas khawatir

"Eng...enggak."

"Tapi kok pucet gitu wajahnya?" ucap Agas menunjuk wajah Reyna.

"Oh kecapekan doang, semalem aku gak bisa tidur." ujar Reyna.

"Aku boleh minta satu hal boleh gak, Rey?"

"Apa?" kata Reyna penasaran.

"Kamu senyum buat aku bisa?"

Detak jantung Reyna berdegup tak karuan, ia tak menyangka Agas akan mengatakan itu pada Reyna. Gadis itu kemudian tersenyum malu kepada Agas.

"Kok kamu bisa tau sih kalo aku ada di sini? Bukannya tadi masih di kelas sama yang lainnya?"

"Bosen aja, jadi aku cari kamu. Eh ternyata malah duduk di sini."

"Oh gitu,"

Kok dia gak ngebahas tentang kejadian di kelas ya? Syukur deh jadi gue gak perlu susah-susah nyembunyiin detak jantung gue kalo deket dia.

"Rey, kok kamu malah ngelamun?" tanya Agas menggoyangkan tangannya di depan wajah Reyna.

"Hah? Maaf, aku mau ke toilet dulu."

Agas mengerutkan dahi, Dia ngelamunin apa sih?

"Lah Rey, novelnya ketinggal...an" nada  suara Agas semakin rendah karena Reyna sudah tidak ada lagi di hadapan Agas.

Saat Reyna mengatakan bahwa ia ke toilet, sebenarnya ia melakukan itu agar tidak ingin terlihat salah tingkah di depan Agas. Reyna menghela napas panjang dan merasa lega karena Agas tidak mengikutinya lagi.

Brukkkk...

"Eh sorry," kata Reyna yang tidak sengaja menabrak bahu seseorang.

"Argh, lo punya mata gak sih?" ucap Elsy meringis, "Oh gue tau, lo mau pamer karena waktu itu Agas ngebela lo?" lanjutnya mendorong bahu Reyna.

"Bu...bukan gitu, gue kan uda minta maaf tadi," balas Reyna menunduk.

"Cewek kayak lo tuh kudu dikasih pelajaran !!" Elsy hampir menampar wajah Reyna, namun dengan cepat Ravel menahan tangan Elsy.

"Lo budek ya? Reyna udah minta maaf sama lo, mending lo pergi dan gak usah ganggu Reyna lagi."

Elsy menarik napas, "Diem lo !!! Gue gak ada urusan sama lo," balas Elsy dengan nada tinggi.

Reyna diam di tempatnya, ia hanya menunduk tanpa berani menatap dua orang di depannya.

"Ikut gue, Rey. Jangan buang waktu lo buat ngeladenin cewek gak penting kayak dia. Biarin aja dia ngomong sendiri, biar dikata gila."

"WOI MAU KEMANA LO? GUE BELUM SELESAI NGOMONG !!!" teriak Elsy.

Ravel menarik tangan Reyna menjauh dari lorong itu. Mereka berdua terus berjalan tanpa memperdulikan teriakan dari Elsy. Untung saja ada Ravel yang menolongnya, kalau tidak pasti Reyna sudah di bully habis-habisan oleh Elsy.

"Makasih ya udah nolongin gue," kata Reyna.

"Iya sama-sama. Lain kali kalo Elsy gitu lagi sama lo, lo harus berani lawan dia." balas Ravel.

Reyna mengangguk pelan.

*****

TBC 😊

-Atrapado-

Chapter 10? Done
Tunggu kisah Atrapado di chapter selanjutnya ya
Jangan lupa Vote and Comment juga:)
Thank you 💕

Atrapado [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang