"Semenjak aku bertemu kamu, banyak hal baru yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Salah satunya cinta. Kamu gak akan tau betapa beratnya aku menyimpan perasaan ini sendirian. Tapi, aku yakin. Seiring berjalannya waktu, kamu akan tau dengan sendirinya" -ReynaGA
*****
Happy Reading 😊
"Permisi, Rey... Reyna."
"Yaelah Mik. Lo manggil apa bisik-bisik sih, kecil amat tuh suara."
"REYNA YUHUU...WHERE ARE YOU?"
Pemilik rumah yang mendengar itu langsung menghentikan aktivitasnya. Reyna berdecak, ia tahu betul suara siapa yang telah memanggilnya. Siapa lagi kalau bukan Zulfa dan Mika.
"Bentar ya, Reyna buka pintu dulu."
"Udah lo siapin makanan aja, biar gue yang bukain pintunya," ucap Bian.
"Duhh perhatian banget sih abang gue," Reyna mencubit kedua pipi Bian dengan gemas.
"Lebay, buruan sono bantuin bunda."
Bian berjalan ke arah pintu utama. Ia membuka knop pintu dan melihat ada kedua sahabat Reyna sedang menyengir menatapnya.
"Yaelah lo berdua, gue kirain siapa. Bukannya gue udah bilang kalo ke sini tinggal masuk aja. Gue ngebukain pintu juga butuh tenaga kalik."
"Kok lo jadi lebih cerewet dari pada gue sih bang?" celetuk Zulfa yang langsung mendapat satu jitakan dari Bian.
"Cepet masuk."
Mereka berjalan masuk ke rumah. Mika yang menutup pintu berada di belakang Zulfa sambil memegang tas selempangnya.
"Hai tante," ucap Zulfa ketika Lisa menaruh sayur di ruang makan.
"Eh ada kalian, sini-sini makan bareng. Ayo Mika, Zulfa duduk sini," ucap Lisa.
Tak lupa Zulfa mencium tangan ibu Reyna. Setelah itu, barulah giliran Mika yang melakukannya.
"Tante mah paham bener yak, tau aja kalo sekarang Zulfa lagi laper," balas Zulfa dengan cengiran.
Mika mendelik, sahabatnya ini memang tak tahu malu. Ia mencubit lengan Zulfa, "jangan malu-maluin dong," bisik Mika.
"Aww, udah lo diem aja elah. Rejeki gak boleh ditolak syay," balas Zulfa juga berbisik.
"Reyna mana, te?" tanya Mika.
"Nih di sini," ucap Reyna yang datang dengan membawa beberapa piring.
Semua makanan sudah disajikan dengan rapi di atas meja, mereka mulai bergantian mengambil nasi dan beberapa lauk. Bian juga sempat berdebat dengan Reyna karena saling berebut tempe goreng. Namun, akhirnya Reyna yang mengalah.
Setelah 15 menit berlalu, saat ini mereka kembali merapikan meja makan. Kemudian, Mika mengumpulkan piring-piring yang kotor untuk dicuci. Tapi, Lisa mencegahnya. Jadilah Reyna, Zulfa, dan Mika duduk di depan televisi. Sedangkan Bian sudah melesat ke kamarnya saat selesai makan.
Reyna tak menyangka, ia sudah dua bulan lebih mengenal Agas. Selama itu juga ia mendapatkan banyak kebahagiaan baru bersama Agas.
"Gue liat-liat, lo seneng banget kayaknya. Ada kejadian apa nih? Cerita dong," ucap Zulfa sambil menggerak-gerakkan alisnya.
"Pasti gara-gara Agas, iya kan?" tebak Mika.
Reyna tersenyum malu.
"Lo udah mulai suka ya sama Agas? Cieee."
"Gak tau," balas Reyna singkat.
"Udah deh ngaku aja," jawab Mika. "Semenjak kenal Agas, kayaknya lo gak secuek dulu deh, Rey. Apalagi sekarang kan lo makin deket sama dia," lanjutnya pada Reyna.
"Kira-kira Agas kapan ya nembak lo?" tanya Zulfa sedikit berteriak.
"Duhh jangan kenceng-kenceng dong kalo ngomong, entar kalo bunda gue denger gimana?" ucap Reyna pelan sambil menutup mulut Zulfa dengan tangannya.
Zulfa menyeringai, "besok gue tanya Agas ahh..."
"JANGAN!!" teriak Reyna cepat.
Lisa yang mendengar teriakan anaknya langsung bertanya, "kenapa, Rey?"
"Gak papa, Bun."
Kedua sahabat Reyna tertawa cekikikan. Senang melihat raut wajah Reyna yang sedang salah tingkah.
"Puas lo," bentak Reyna sebal.
"Buset, gitu amat. Bercanda doang elah."
"Ledekin aja terus," ucap Reyna.
"Enggak deh enggak. Sekarang damai, oke?" ucap Mika, kedua sahabat Reyna masih saja menertawakannya.
Tak lama kemudian, akhirnya tawa itu berhenti.
"Gue mau jujur nih, tapi jangan pada kaget ya," kata Zulfa tiba-tiba serius.
Mika dan Reyna mengangguk bersamaan.
"Gue suka Ravel."
"Sumpah demi apa?" balas Mika tak percaya.
Mereka berdua menahan agar tidak tertawa. Namun, akhirnya tawa itu lepas. Reyna dan Mika kembali tak henti-hentinya tertawa. Padahal Zulfa dan Ravel terlihat sangat tidak akur saat bersama. Kenapa tiba-tiba sahabatnya ini mengaku kalau dia suka pada Ravel. Pernyataan tadi sangat sulit dipercaya oleh Reyna dan Mika.
"Lo kesambet apa, Fa?" tanya Reyna sembari tertawa.
"Eh Rey, masa gue punya temen. Dia tuh selalu tengkar mulu sama cowok itu. Nah pas gue godain dia sama tuh cowok, dia tuh nolak mentah-mentah. Trus sekarang malah bilang kalo dia suka, lo percaya ga, Rey?" sindir Mika.
Reyna dan Mika kembali tertawa.
"Ya kan gue sengaja biar bisa ngomong sama dia," balas Zulfa.
"Lo serius suka sama Ravel?" tanya Mika masih tidak percaya.
Zulfa mengangguk, "lo berdua jangan pada bocor mulutnya. Awas aja kalo sampe anak kelas tau, gue gantung lo berdua di atas pohon toge."
"Gak ngaruh bego..." balas Mika pada Zulfa.
TBC 😊
-Atrapado-
Chapter 13? Done
Tunggu kisah Atrapado di chapter selanjutnya
Jangan lupa Vote and Comment juga ya :)
Thank you 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Atrapado [Completed]
Teen FictionReyna Grisselle Arsenio adalah gadis remaja yang kaku, cuek, memiliki gengsi yang tinggi dan sulit bergaul. Karna kekakuannya, Reyna tidak memiliki banyak teman. Namun disisi lain, ada cowok yang diam-diam mendekati Reyna. Tidak bisa dipungkiri, Rey...