Jika aku boleh jujur...
Aku ingin mengatakan satu hal padamu
Bukan untuk memintamu kembali. Bukan
Tapi tolong jangan bingungkan aku dengan sikap abu-abumu. -ReynaGA*****
"Jadi lo tiap harinya naik angkot?"
Reyna mengangguk, ia terus berjalan di samping Bayu dengan malas. Pasalnya, sedari tadi lelaki itu terus mengoceh layaknya burung beo yang sedang lapar. Reyna akui, Bayu memang seseorang yang mudah bergaul dengan siapa saja. Tapi siapapun akan jengah jika terus-menerus mendengarkan ocehan yang menurutnya tidak penting itu.
"Oh iya, gue tadi gak sengaja ketemu temen lo pas di kantin. Siapa tuh namanya? Zul...Zul..." ucapnya tampak mengingat-ingat nama itu.
"Zulfa?"
"Nahh iya Zulfa, lo masih tengkar sama dia?" tanya Bayu penasaran karena seharian ini ia tak melihat Reyna bersama Zulfa.
"Ya gitu," balas Reyna.
"Kenapa gak di omongin baik-baik aja? Kali aja dianya ngerti."
"Gue bingung cara ngejelasinnya."
Setelah itu, Reyna membuka cemilan yang belum sempat ia makan saat istirahat tadi dan menawarkannya pada Bayu. Tanpa rasa malu, Bayu langsung mengambil dan memakannya dengan santai.
Lelaki itu senang karena Reyna tidak marah padanya. Sejak kejadian kemarin, ia merasa bersalah karena telah menimbulkan keributan di kelas Reyna. Namun, ketika tadi ia memberanikan diri untuk mengajak Reyna pulang bersama dan Reyna mengiyakannya, hatinya sedikit lega.
Sesampainya mereka di tempat parkir, Reyna hendak membantu Bayu untuk mengeluarkan motornya dari parkiran. Tapi, tiba-tiba Agas datang dan menarik tangan Reyna. Gadis itu sangat terkejut lalu melepas tangan Agas dengan cepat. Ia hendak naik ke jok motor Bayu, namun tangannya kembali di tarik oleh Agas.
"Lo pulang sama gue," ucap Agas yang terdengar seperti perintah.
"Gak!" tolak Reyna cepat.
Sedetik kemudian, Ravel yang tak sengaja melihat mereka dari jauh pun juga menghampiri Reyna. Gadis itu menghela napas panjang, niatan yang semula ingin cepat pulang ke rumah akhirnya terhalang oleh dua laki-laki tak berperasaan ini.
"Reyna pulang sama gue. Yuk, Rey," ajak Ravel santai.
"Kalian berdua apa-apaan sih!" sentak Reyna.
Bayu yang juga ada bersama mereka hanya diam. Ia tak mau lagi ikut campur ke dalam masalah mereka bertiga. Apalagi, ia tidak memiliki hak untuk memaksa Reyna pulang bersamanya.
"Lo gak ngertiin gue, Rey!!" ujar Agas.
"Lo yang gak ngertiin gue, Gas," balasnya.
"Kenapa sikap lo berubah?!"
"Lo yang bikin sikap gue berubah," kata Reyna yang berhasil membuat Agas langsung diam kehabisan kata.
Mata Reyna beralih menghadap Ravel, "mungkin gue gak pernah ngomong ini sebelumnya. Lo itu cuma gue anggap sebatas temen, Rav, gak lebih," Reyna menghela napas sejenak.
"Dan gue mohon banget, berhenti ngejar gue. Cintai orang yang mencintai lo, bukan memaksa orang yang lo cintai untuk mencintai lo," lanjut Reyna menatap Ravel serius, lalu ia naik ke motor Bayu dan melesat meninggalkan mereka.
Reyna tiba di rumah sudah lumayan sore, ia turun dari atas motor Bayu tanpa mengalihkan pandangannya ke sekeliling. Saat ia berniat membuka pintu rumah, ternyata pintunya dikunci. Hal itu sontak membuat Reyna semakin kesal. Dengan cepat ia mengambil kunci cadangan dari dalam tas dan berniat membukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atrapado [Completed]
Teen FictionReyna Grisselle Arsenio adalah gadis remaja yang kaku, cuek, memiliki gengsi yang tinggi dan sulit bergaul. Karna kekakuannya, Reyna tidak memiliki banyak teman. Namun disisi lain, ada cowok yang diam-diam mendekati Reyna. Tidak bisa dipungkiri, Rey...