Bersama atau tidak, berjanjilah untuk tetap bahagia
Kau dengan bahagiamu, dan aku dengan bahagiaku
Ingatlah bahwa kita pernah saling melukis kenangan bersama
Meski pada akhirnya kisah itu hanya akan menjadi kenangan semu kita berdua
Di dunia ini, ada hal yang memang seharusnya kita lepas walau terpaksa
Sesuatu hal yang memang harus kita tinggalkan walau hati amat tersiksa
Semoga setelah tidak denganku, kau tak lagi terluka...*****
Menuju Epilog hehe 😁😂
Happy Reading guys :)Hari ini adalah hari dimana keberangkatan siswa kelas sepuluh untuk kegiatan camping. Setelah kurang lebih tiga jam berada di dalam bis, tak terasa kini mereka telah sampai di tempat kemah yang berada di kawasan Bandung. Satu persatu siswa turun dari bis, mereka sepertinya sudah tak sabar melihat pemandangan diluar.
Akhirnya nyampe juga, batin Reyna saat ia baru saja turun dari bis.
Ia mendongakkan kepalanya ke atas sembari menghirup udara hutan yang sejuk. Kali ini ia benar-benar ingin menggunakan kesempatan ini untuk melupakan semua masalah yang mengganggu pikirannya. Reyna membenarkan tas besarnya yang bertengger di pundak. Lalu ia berjalan bersama siswa yang lainnya menuju tempat yang akan digunakan untuk kemah. Setelah sampai di sana, hal pertama yang harus mereka lakukan adalah membuat tenda. Sebelumnya, panitia sudah membentuk kelompok untuk semua peserta camping. Setiap kelompok itu diminta untuk saling bekerja sama dalam mendirikan sebuah tenda.
"Astaga ni anak malah enak-enakan duduk, bantuin napa," protes Mika pada Zulfa.
"Bentaran elah, gue capek ini," balasnya santai.
"Ya lo pikir kita gak capek gitu?"
"Iye-iye, marah mulu perasaan," ujar Zulfa mengalah.
Reyna terkekeh melihat kedua sahabatnya yang selalu saja memperdebatkan segala hal. Tak lama kemudian, Ravel yang kebetulan hendak kabur dari teman-temannya tak sengaja melihat Reyna dan sahabatnya sedang kesusahan mendirikan tenda, ia pun bergegas menghampiri mereka.
"Sini biar gue bantu," katanya.
"Eh ada Ravel, bagus deh kalo lo mau bantuin," celetuk Mika cengengesan.
Ketika Ravel hendak memasang tenda mereka, tiba-tiba Zulfa menahan tangannya, "tunggu!"
Alis Ravel terangkat sebelah.
"Lo kesini pasti modus kan biar bisa deket sama Reyna?"
1 detik
2 detik
3 detikkk...
"Tuh kan bener!!" sebal Zulfa.
"Enggak kok, gue kesini karena lo, puas?" balas Ravel melembut-lembutkan ucapannya.
Seketika pipi Zulfa langsung merah merona, "lagian Reyna kan udah jadi milik sahabat gue, ya gak Rey?" sindir Ravel melirik Reyna.
Reyna hanya tersenyum kaku menanggapi ucapan itu, apalagi hubungannya dengan Agas tak lagi sedekat dahulu. Namun disisi lain, ia juga senang karena akhirnya Zulfa bisa meluluhkan hati seorang Ravel.
Setelah hampir tiga puluh menit berlalu, kini tenda mereka sudah bisa digunakan. Ravel kembali menuju tendanya yang berada tak jauh dari tenda mereka. Sesampainya Ravel di sana, ia langsung mendapat satu toyoran cukup keras dari Dicko.
"Dari mana ae lo?" tanya Dicko.
Ravel menyengir, "biasalah urusan anak muda."
"Alahh, gaya lo Rav Rav, pasti godain cewek-cewek kan lo? Mentang-mentang sekarang ada di hutan, kesempatan dalam kesempitan nih pasti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Atrapado [Completed]
Teen FictionReyna Grisselle Arsenio adalah gadis remaja yang kaku, cuek, memiliki gengsi yang tinggi dan sulit bergaul. Karna kekakuannya, Reyna tidak memiliki banyak teman. Namun disisi lain, ada cowok yang diam-diam mendekati Reyna. Tidak bisa dipungkiri, Rey...