"Jangan menjauh, hariku sudah terbiasa bersama kamu. Tanpa kamu, aku tak yakin apakah hidupku akan bahagia seperti saat bersamamu."
-AggasheGA
*****
"Hai, gimana kondisi lo saat ini?" tanya cowok itu. Reyna sangat terkejut, untuk apa dia menghampirinya. Dan siapa yang memberitahunya kalau Reyna berada di sini.
"Lo?" jawab Reyna menunjuk cowok yang berada dihadapannya.
"Maaf ganggu waktu istirahat lo. Gue cuma mau mastiin lo baik-baik aja."
"T--tau dari mana gg--gue ada disini?" balas Reyna terbata-bata.
"Gue tadi gak sengaja berpapasan sama Mika terus nanya lo dimana. Katanya, lo ada di sini karena gak enak badan. Ya udah gue mutusin buat ke sini."
"O..ohh" balasnya dengan senyum canggung.
Entah mengapa, tiba-tiba timbul tanya dibenak Reyna. Cowok dihadapannya, Ravel saat ini sangat aneh. Dia datang menjenguk dan sok akrab padanya. Reyna mencoba berfikir positif, mungkin cowok itu hanya ingin berteman dengannya. Ravel yang masih berdiri di ambang pintu, mulai berjalan ke arah Reyna. Hening, Reyna tidak tau harus berkata apa pada Ravel. Kemudian, Ravel lah yang memutuskan untuk memecah keheningan.
"Kok lo diem aja? Lo gak suka ya kalo gue ada disini?" tanya Ravel.
"Eng--enggak kok."
"Nih gue bawain roti buat lo. Di makan ya, gue mau balik ke kelas dulu. Lo istirahat aja sampe kondisi lo pulih. Cepet sembuh," ucap Ravel sebelum keluar dari ruang UKS.
"Makasih," jawab Reyna mengangguk tanpa berani menatap wajah Ravel.
Pikiran Reyna mulai melayang pada sosok Agas, hatinya sangat berat jika harus menjauhi cowok nyebelin itu. Walaupun sifatnya sedikit menyebalkan, ia nyaman berteman dengan Agas. Reyna memutar tubuhnya, mencari posisi tidur yang enak di ruangan serba putih ini. Hampir setengah jam yang dilakukannya hanya seperti itu. Wajahnya murung, matanya masih sembab. Untung saja tadi Ravel tidak menanyakan hal ini padanya.
Setelah memikirkan beberapa pertimbangan, ia beranjak dari atas ranjang. Reyna tidak ingin ketinggalan materi terlalu banyak.
Tepat di depan pintu kelas, ia mengetuk pintu. Karena tidak ada respon dari dalam kelas, ia membuka knop pintu. Ia lega, ternyata tidak ada guru, keadaan kelas sepi karena mereka sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Kaum lelaki sedang berkumpul dipojok kelas untuk bermain game. Sedangkan yang cewek ada yang melihat film oppa-oppa di laptop, ada yang membaca, dan sebagian dari mereka ada juga yang tidur dengan menyusun tiga kursi menjadi satu tempat tidur. Tak lupa tasnya dijadikan bantal oleh mereka.
Reyna menatap ke arah sahabatnya, mereka sibuk menonton film bersama temannya yang lain. Ia berjalan ke tempat duduknya.
"Rey, aku kira kamu gak sekolah. Kamu dari mana?" tanya Agas pada Reyna.
"Bukan urusan lo," balas Reyna dingin.
Deg...
Ucapan Reyna tidak seperti biasanya. Meskipun Reyna cuek, ia tidak pernah memakai kata lo-gue kalau berbicara dengan Agas. Sifatnya yang dingin, hari ini semakin dingin bahkan bisa menjadi beku. Ada apa sebenarnya dengan Reyna, padahal sebelumnya ia baik-baik saja bersama Reyna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atrapado [Completed]
Teen FictionReyna Grisselle Arsenio adalah gadis remaja yang kaku, cuek, memiliki gengsi yang tinggi dan sulit bergaul. Karna kekakuannya, Reyna tidak memiliki banyak teman. Namun disisi lain, ada cowok yang diam-diam mendekati Reyna. Tidak bisa dipungkiri, Rey...