"Mungkin sudah jalannya seperti ini, kita digariskan untuk berpisah. Meski sakit, setidaknya aku adalah wanita beruntung yang sempat menjadi bagian dari hidupmu." -ReynaGA
*****
Masih menjadi tanya dibenak Reyna, mengapa Agas begitu tega melukai hatinya. Bahkan selama jam pelajaran berlangsung otaknya tidak bisa fokus pada materi yang disampaikan oleh Bu Rosma. Hal itu membuat dirinya sempat ditegur karena ketahuan melamun dan tidak bisa menjawab pertanyaan dari Bu Rosma.
"Gue liat-liat lo sering banget bengong, ada yang lagi lo pikirin ya?" tanya Mika.
Keadaan kelas sudah mulai sepi. Setelah berjam-jam otaknya dibuat pusing oleh tugas dari Bu Rosma, banyak diantara mereka memilih pergi ke kantin untuk mengisi kembali tenaganya yang telah habis. Saat ini hanya ada Reyna, Mika, dan seorang laki-laki yang tengah duduk di kursi pojok kelas. Ya, tak lain dan tak bukan dia adalah Agas. Seperti biasa, lelaki itu selalu sibuk dengan game di ponselnya. Wajahnya saja tampak seperti tak ada penyesalan sedikitpun. Mika menolehkan kepalanya ke belakang, tepat kearah Agas. Lalu, ia kembali menatap wajah murung Reyna.
"Gara-gara Agas lagi?" tebaknya.
"Rey, anak kelas sebelah ada yang nyariin lo tuh," ucap Dina sedikit berteriak sambil berjalan memasuki kelas dengan memegang es krim di tangan kanannya.
Mika menatap Reyna penuh keheranan, "sejak kapan lo jadi akrab sama anak kelas sebelah?"
Belum sempat Reyna menjawab, tiba-tiba Bayu memanggilnya. Ia tengah bersender di pinggir pintu sembari menenteng rantang mini.
Ngapain sih dia ke kelas gue.
"Loh kok cowok? Jangan bilang lo selingkuh secara terang-terangan dari Agas," selidik Mika sambil menyipitkan matanya.
Reyna masih tidak berniat membuka suara, yang ia lakukan hanya mengetuk-ngetukan bolpoin di atas meja. Karena tidak ada respon dari Reyna, mau tidak mau Bayu menghampiri gadis itu.
"Nih bekalnya. Tadi tante Lisa nitip ini ke gue, katanya suruh kasihkan ke lo," ucapnya berhasil mengagetkan Reyna dan Mika.
"Makasih," balas Reyna cuek.
"Sejak kapan lo deket sama Reyna?" tanya Mika sedikit berteriak, ia sengaja mengeraskan suaranya supaya Agas bisa mendengar percakapan diantara mereka.
Entah benar atau tidak, Mika sangat yakin pasti ada masalah antara Reyna dan Agas. Bukan berniat untuk mencampuri urusan mereka, tapi Mika tidak tega ketika melihat Reyna tidak seceria biasanya.
"Sejak--"
"Rey, lo pasti belum makan, kan? Nihhh gue beliin nasi goreng khusus buat lo, di makan ya," ujar Ravel yang tiba-tiba muncul di samping Bayu.
"Ehh apa-apaan lo? Makan aja nasi goreng lo sendiri, Reyna udah gue bawain bekal," balas Bayu.
"Enak aja, kaga bisa. Lo aja sono makan bekal lo sendiri. Emang lo siapa sih, sok akrab lagi sama Reyna."
Perdebatan itu terus berlanjut hingga terdengar di telinga Agas. Karena pikirannya mulai tidak fokus, ia memilih berhenti bermain game dan menoleh sejenak kearah Reyna. Gadis itu terlihat diam saja duduk di samping Mika.
"Gue emang deket sama Reyna, kenapa? Bahkan gue sama dia tinggal serumah, kalo gak percaya tanya aja sama orangnya langsung."
Mika, Ravel, Dina, dan Agas sangat terkejut ketika mendengar pernyataan Bayu.
Karena rasa kesalnya yang sudah tidak tertahan lagi, Agas beranjak dari tempat duduk dengan terburu-buru. Hal itu menyebabkan kakinya tak sengaja menendang meja dan menimbulkan suara gebrakan yang cukup keras. Ia berjalan keluar kelas tanpa menoleh kearah Reyna.
"Bener, Rey?" tanya Mika tidak percaya.
"Apaan sih, lagian gak penting," jawab Reyna.
"Lah lo ngapain masih di sini? Lo suka sama Reyna?" ucap Bayu sinis.
"Kalo iya kenapa? Gue emang suka sama Reyna, mau apa lo?" balas Ravel sangat percaya diri.
Bersamaan dengan pengakuan itu, langkah Zulfa terhenti di depan papan tulis. Ia mendengar dengan jelas pernyataan cinta Ravel pada Reyna. Dadanya seketika sesak saat mengetahui bahwa bukan dirinya yang Ravel cintai, melainkan sahabatnya sendiri.
"Tega ya lo, Rey. Gue gak nyangka lo berani nusuk sahabat lo sendiri dari belakang,"
"Gak--gak gitu, Fa," ucap Reyna terbata-bata. Ia bingung harus berkata apa.
Zulfa membalikkan badannya dan lari keluar kelas, sedetik kemudian Reyna menyusulnya dari belakang.
"Puas lo berdua!! Lagian lo pada kenapa sih, heran gue. Rav, lo tau sendiri kan Reyna sayangnya sama siapa, lo juga tau siapa yang sayang sama lo. Jadi gue mohon, lo berhenti bersikap egois," jelas Mika.
Kemudian, Mika beralih menatap Bayu. "Dan lo, gue gak tau lo itu siapa, kenapa bisa kenal dan tinggal serumah sama Reyna, bodo amatlah. Gue cuma mau kasih tau, lo gak usah kepedean deh jadi orang. Bukannya seneng, yang ada Reyna malah risih deket sama lo," ucap Mika lagi.
Keduanya sama-sama diam, perkataan Mika berhasil menohok hati mereka. Setelah itu, Mika berlari keluar kelas menyusul kedua sahabatnya.
"Wahh, kayaknya bakalan seru nih dijadiin bahan gosip," kata Dina pelan sambil tersenyum jail.
TBC 😊
-Atrapado-
KAMU SEDANG MEMBACA
Atrapado [Completed]
Teen FictionReyna Grisselle Arsenio adalah gadis remaja yang kaku, cuek, memiliki gengsi yang tinggi dan sulit bergaul. Karna kekakuannya, Reyna tidak memiliki banyak teman. Namun disisi lain, ada cowok yang diam-diam mendekati Reyna. Tidak bisa dipungkiri, Rey...