Atrapado 1

4K 223 47
                                    

"DEKK CEPET BANGUNNN!" mendengar teriakan abangnya, Reyna justru menarik selimutnya sampai menutupi seluruh tubuhnya.

"Lima menit lagi deh, Bang," pinta Reyna.

"Bangun sekarang atau lo bakalan telat!"

Reyna mengubah posisinya menjadi terduduk di ranjang, matanya melotot melihat jam yang menunjukkan pukul 06.47. Tanpa babibu, Reyna langsung melesat ke kamar mandi. Bian tersenyum melihat tingkah adiknya yang menggemaskan. Walaupun dia jarang ada di rumah karena sibuk dengan tugas kuliah, ia tetap menjalankan tugasnya menjadi seorang kakak, menjaga dan menuruti apapun kemauan Reyna selama itu masih dibatas kewajaran.

Setelah masalah penampilan selesai, Reyna meraih tasnya dan tergesa-gesa menuruni tangga menuju ruang makan. Bukan untuk makan, tapi hanya untuk berpamitan.

"Pagi, Reyna berangkat dulu ya," ujar Reyna mencium tangan Bian dan kedua orang tuanya.

"Loh, Nak, gak sarapan dulu?" tanya Arsen, ayah Reyna.

"Sarapannya nanti aja di kantin," balas Reyna sebelum menghilang di balik pintu.

Di pinggir jalan, Reyna celingak-celinguk mencari angkot. Kurang lima menit lagi bel masuk berbunyi, Reyna semakin panik dan memutuskan untuk berjalan kaki. Untung saja jarak sekolah dan rumahnya tidak terlalu jauh.

"Ehh pak-pak, gerbangnya jangan ditutup dulu," kata Reyna kepada satpam yang bertugas di sekolahnya.

"Duh cepet masuk atuh, Neng."

"Iya maaf, Pak."

Dengan langkah cepat, Reyna berlari menuju kelas. Lapangan sudah sepi, hanya ada beberapa murid yang membolos yang berkeliaran. Reyna berharap semoga guru yang sedang mengajar di kelasnya saat ini tidak menghukumnya. Sesampainya ia di depan kelas, Reyna baru menyadari ternyata bukan hanya dirinya yang terlambat. Di sampingnya ada seorang lelaki yang mengetuk pintu. Untuk beberapa detik mereka saling bertatapan, tapi Reyna langsung memutuskan tatapan itu dan masuk ke dalam kelas.

"Permisi, Bu. Maaf saya terlambat," kata lelaki itu. Wajahnya terlihat tenang, berbanding terbalik dengan wajah Reyna saat ini.

"Kenapa kalian terlambat?" tanya Bu Rosma.

"Kesiangan, Bu," jawab mereka bersamaan.

"Baiklah untuk kali ini saya maafkan. Tapi sebagai hukumannya, kalian harus bekerjasama membuat makalah tentang bab dua, paling lambat minggu depan harus dikumpulkan," jelas Bu Rosma.

"Baik, Bu," ucap cowok itu.

Tubuh Reyna mendadak kaku. Dengan mudahnya lelaki itu mengiyakan hukuman dari Bu Rosma. Bagaimana ia harus mengerjakannya sedangkan mereka saja tidak saling kenal.

"Ya sudah, sekarang kalian boleh duduk."

Reyna berjalan menuju tempat duduknya.

"Oh iya, kamu siswa yang tidak masuk itu, kan?" tanya Bu Rosma kepada cowok itu.

"Iya, Bu."

"Kamu duduk di depan Reyna ya, siswi yang bersama kamu tadi. Siapa nama kamu?"

"Aggashe Grafilo Andromeda, Bu."

Langkah Reyna berhenti.

Hah?? Jadi dia siswa yang gak masuk itu, batin Reyna.

Untuk pertama kalinya, Reyna bertemu dengan Agas. Terlambat sekolah dan harus berada pada kelompok yang sama, itu adalah hal buruk bagi Reyna. Sepertinya takdir sedang mempermainkannya.

Tepat saat Agas menaruh tasnya di kursi, tanpa sengaja mata mereka kembali bertukar pandang. Agas tersenyum kepada Reyna. Senyuman itu ... senyuman itu tak pernah Reyna dapatkan sebelumnya dari seorang laki-laki. Anehnya, ada debaran yang berbeda yang Reyna rasakan, ia membalasnya dengan senyuman canggung.

Atrapado [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang