"Kebersamaan bersama sahabat adalah hal yang mampu menghilangkan segala kesedihan menjadi kebahagiaan." -ReynaGA
*****
"PAK YONO GAK MASUK COY," teriak Galih si ketua kelas. Hal itu sontak membuat seisi kelas ramai.
Siapa yang tidak mengenali Pak Yono, guru matematika yang cara mengajarnya selalu monoton. Bisa di bayangkan betapa bosannya siswa yang ia ajari.
"Ini tugas kelompoknya, udah aku bikin semalem." ucap Agas memberikan hasil makalahnya pada Reyna.
"Kok kamu yang ngerjakan?" tanya Reyna.
"Aku pikir karena kamu marah sama aku, kamu gak mau ketemu aku," balas Agas.
Sejak kapan mereka ngomong pake aku-kamu an? Auah pada gak jelas semua, batin Zulfa bergidik geli
"Yaelah, tinggal maafin aja ribet bener lo Rey." ucap Zulfa yang duduk di samping Reyna.
"Lagian siapa juga yang marah?"
"Terserah lo aja deh, debat sama lo gak ada ujungnya."
"Woahh pada bahas apaan sih? Kayaknya seru nih," ucap Dicko yang muncul bersama Ravel.
"Hai Rey," sapa Ravel yang dibalas dengan senyuman canggung Reyna.
Sudah menjadi hal yang lumrah untuk semua murid jika tidak ada guru. Kalau tidak pergi ke kantin, pasti bergosip di kelas.
Reyna, Agas, Mika, Zulfa, Dicko, dan Ravel duduk membentuk lingkaran. Mereka saling lempar candaan satu sama lain. Berbeda dengan Reyna yang lebih banyak diam dan tertawa kecil saat Zulfa melontarkan leluconnya yang garing.
"Etdah, nyokap lo dulu ngidam apa sih, Fa? Telinga gue bisa pecah lama-lama kalo dengerin suara lo," ucap Dicko yang tidak tahan dengan suara Zulfa.
"Siapa suruh dengerin suara gue? Kalo gak suka ya udah gak usah di dengerin," balas Zulfa ketus.
"Iyain aja biar fast, cewek mah kaga mau kalah."
"Astaga, daripada ribut. Gue punya ide, gimana kalo kita main TOD aja?" usul Mika pada mereka.
"Boleh juga tuh," kata Ravel yang setuju dengan ide Mika.
"Yang lain gimana? Setuju gak?"
Semuanya mengangguk, kecuali Reyna. Gadis itu masih ragu untuk ikut bermain TOD bersama mereka. Bagaimana kalau Reyna tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang aneh dari mereka. Bagaimana jika Reyna harus melakukan hal memalukan di depan teman-temannya. Banyak sekali pemikiran buruk di otak Reyna.
"Gue gak ikutan deh ya?" ucap Reyna membuka suara. Semuanya menghadap ke Reyna, termasuk Agas.
"Yahh kok gak ikutan sih Rey? Gak seru lo ahh. Trus lo diem aja gitu di sini nontonin kita, yang bener aja Rey. Ikutan dong ya yaa ya.." bujuk Zulfa pada Reyna.
"Biar makin seru Rey, mau ya?" ujar Ravel yang juga membujuk Reyna.
"Lo ngapa diem aja sih Gas, bantuin kita bujuk Reyna kek gitu,"
"Biarin aja kalik, kalo gak mau gak usah di paksa," balas Agas tenang.
Ngeselin banget sih !! batin Reyna. Ia melirik Agas sinis.
Setelah membujuk Reyna dengan berbagai cara, akhirnya Zulfa berhasil membuat Reyna mau bermain TOD bersama mereka. Sikap Zulfa yang super cerewet mampu membuat Reyna jengah, ia malas jika harus berdebat dengan Zulfa.
Mereka memulai permainan, Mika yang mendapat giliran pertama memutar botol bekas miliknya. Botol itu berhenti dan menunjuk tepat ke arah Ravel.
"Truth or Dare?" tanya Mika.
"Kalo dare kayaknya udah biasa di lakuin cowok. Gue pilih truth aja deh," ujar Ravel.
"Oke, sebutkan 3 kata yang mewakili tentang diri Reyna," ucap Mika.
"Kok gue?" balas Reyna menunjuk dirinya sendiri, raut wajahnya tampak bingung menatap Mika.
Mika hanya mengedikkan bahu, ia menunggu jawaban dari Ravel.
"Baik, manis, terus cuek," ucap Ravel.
"Lo pikir coklat, manis !!" kata Zulfa dengan nada ketus.
Keseruan mereka terus berlanjut, satu persatu mendapat giliran untuk memilih truth atau dare. Segala pertanyaan aneh dan tantangan yang memalukan telah di lakukan oleh salah satu di antara mereka. Zulfa, ketika gadis itu lebih memilih dare, ia mendapat tantangan dari Dicko untuk menyanyi di depan kelas. Seisi kelas di buat heboh gara-gara suara Zulfa yang tidak enak di dengar.
"Sekarang giliran lo Rey, lo pilih truth atau dare?" tanya Zulfa.
Kalo pilih tantangan, entar Zulfa bales dendam trus malah bikin gue malu. Gue pilih jujur aja kalik ya?
"Truth," jawab Reyna.
Zulfa menatap Reyna dengan senyuman yang berbeda. Melihat senyuman itu, perasaan Reyna mulai tidak enak.
"Yakin nih pilih truth?" tanya Zulfa pada Reyna.
Reyna mengangguk pelan.
"Lo jawab jujur ya, lo ada rasa suka gak sama Agas?"
Deg...
Semuanya terkejut akibat pertanyaan dari Zulfa. Kini semua mata fokus menunggu jawaban dari Reyna, berbeda dengan Agas yang hanya diam tidak berani menatap Reyna.
"Hmm, gue...gue," ucap Reyna bingung.
"Rey, lo di panggil sama Bu Rosma di ruang guru. Katanya di suruh ngumpulin tugas dari Bu Rosma," kata Galih sedikit berteriak.
Reyna bernapas lega, akhirnya ia bisa lepas dari pertanyaan horor itu.
"Gue ke ruang guru dulu ya, bye..." ucap Reyna.
"Loh, Rey. Jawab dulu dong pertanyaannya" kata Zulfa.
Reyna lari keluar kelas tanpa menjawab ucapan dari Zulfa. Raut wajah Zulfa dan lainnya kecewa karena belum mendengar jawaban dari Reyna.
TBC 😊
-Atrapado-
Chapter 9? Done
Tunggu kisah Atrapado di chapter selanjutnya ya
Jangan lupa Vote and Comment juga dong
Thank you 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Atrapado [Completed]
Teen FictionReyna Grisselle Arsenio adalah gadis remaja yang kaku, cuek, memiliki gengsi yang tinggi dan sulit bergaul. Karna kekakuannya, Reyna tidak memiliki banyak teman. Namun disisi lain, ada cowok yang diam-diam mendekati Reyna. Tidak bisa dipungkiri, Rey...