"Saat aku memutuskan untuk memilihmu, saat itulah aku sadar kalau aku benar-benar tidak ingin jauh darimu." -ReynaGA
*****
Happy Reading 😊
Reyna terburu-buru membuka pintu rumahnya, dengan perasaan yang campur aduk ia melesat menuju kamarnya. Pikirannya melayang pada kejadian beberapa jam yang lalu, saat Agas tiba-tiba mengungkapkan perasaannya pada Reyna. Ia membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Senyumnya kembali mengembang saat mengingat kebersamaannya dengan Agas.
Tadi itu candaan doang apa serius ya? tanya Reyna dalam hati.
Drrtt drrttt
Tiba-tiba ponselnya bergetar, Reyna tak ada niatan untuk mengangkatnya. Ia masih sibuk dengan pikirannya sendiri. Apa yang harus ia lakukan? Apakah nanti ia akan pura-pura tidak mendengar apapun ketika bertemu Agas. Ia masih teringat sikap Agas yang suka menjahilinya, oleh sebab itu dirinya tidak ingin berharap terlalu tinggi kepada Agas.
Sedari tadi ponsel Reyna terus bergetar, tangannya bergerak mengambil ponsel. Sembilan panggilan tak terjawab dari Mika dan empat pesan masuk dari grub. Reyna membuka grub chatnya dan melihat Mika sedang mencarinya. Tak berselang lama, sahabatnya itu menelponnya lagi. Lebih dari sepuluh menit mereka berbicara lewat ponsel. Reyna sangat terkejut mendengar perkataan Mika. Terlihat dari nada suaranya saja, Reyna sudah tahu kalau Mika sangat kesal dengan dirinya. Sahabatnya itu mengatakan kalau ia telah membuat Agas kecewa. Padahal, tadi ia tak berniat untuk seperti itu. Tanpa mempertimbangkan banyak hal, ia langsung mengambil tas selempangnya dan keluar dari kamar.
Kenapa jadi gini sih? Lo salah paham Gas, ucapnya dalam hati.
"Mau ke mana, Rey?" tanya Lisa.
"Keluar sebentar, Bun."
"Lohh tunggu-tunggu. Bunda panggilin bang Bian aja ya biar kamu di anter sama dia."
Reyna menggeleng dan melesat keluar rumah. Setelah mendengar semua penjelasan dari Mika, ia tidak ingin menyesal karena telah membuat Agas salah paham. Ia tak ingin jika nanti Agas akan menjauhinya. Lalu, Reyna mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Agas.
Oh iya, gue kan gak punya nomernya Agas, batinnya.
Reyna mengetuk-ngetukan jarinya di ponsel, apa yang harus ia lakukan?
"Kayaknya Mika punya deh. Eh tapi masa cewek dulu yang ngechat? Gengsi lah," ucap Reyna pada dirinya sendiri.
Drrtt drrttt...
Tiba-tiba ada pesan masuk ke ponsel Reyna.
+628165xxxx: Maaf karena udah bikin kamu ngerasa gak nyaman sama ucapanku tadi.
Agas.Reyna memandang pesan itu dengan kedua mata terbelalak sempurna. Ia sedang tidak bermimpi kan?
ReynaGA: Iya gak papa, oh iya sekarang kamu sibuk gak?
+628165xxxx: Enggak, kenapa?
Gadis itu tak henti-hentinya tersenyum. Ia tak menyangka kalau Agas mengiriminya pesan terlebih dulu.
ReynaGA: Bisa ketemu di taman deket rumahku gak?
+628165xxxx: Oke
Tanpa pikir panjang, Reyna melangkahkan kakinya menuju tempat dimana mereka akan bertemu. Kedua tangannya sangat dingin dan gemetaran saat menunggu Agas. Entah karena memang cuaca hari ini yang dingin atau dirinya yang sedang gugup sebab akan bertemu Agas. Tak berselang lama, Agas tiba-tiba datang dengan membawa dua jus apokat di tangannya.
"Hai?" sapa Agas kikuk.
"Iya," balasnya sembari tersenyum canggung.
"Nih, aku beliin jus apokat sebagai permintaan maafku ke kamu," ucap Agas memberikan jus apokatnya pada Reyna.
"Makasih," jawab Reyna.
Hening...
1 detik
2 detik
1 menit...
"Rey?"
"Gas?" ucap mereka bersamaan.
"Kamu dulu deh," kata Agas.
"Emm, maaf ya soal yang tadi," ucap Reyna pelan.
Reyna tak berani menatap wajah Agas, begitupula sebaliknya, "kamu gak salah kok, bisa deket kamu aja aku udah seneng," ucap Agas.
"Aku juga."
Agas hanya tersenyum. Seketika suasana hening kembali menyelimuti mereka.
"Emm...waktu di perpus, kamu sempet tanya gimana perasaan aku ke kamu kan? Sebenernya aku juga nyaman setiap deket kamu," ucap Reyna mulai mengungkapkan isi hatinya.
"Jadi?" tanya Agas yang tidak mengerti maksud perkataan Reyna sembari menatap kearahnya.
Reyna menghela napas sejenak, lalu menjawab ucapan dari Agas, "jadi aku mau deket kamu lebih dari sekedar temen."
"Maksudnya?" tanya Agas masih belum mengerti.
"Ya gitu," jawab Reyna malu-malu.
"Kamu mau--" belum Agas menyelesaikan ucapannya, Reyna langsung mengangguk mengiyakan perkataan Agas.
"Tapi jangan kasih tahu yang lainnya dulu ya, kecuali Mika sama Zulfa."
Agas mengangguk, "aku juga berpikir kayak gitu, tapi kok kecuali Mika sama Zulfa?"
"Kan kamu sendiri yang bilang ke Mika, trus tadi Mika kasih tau ke Zulfa lewat grub chat."
"Ohh," kata Agas.
Mereka sama-sama diam, hingga beberapa menit kemudian Agas memanggil Reyna lagi.
"Rey?" panggilnya.
"Iya?"
"Makasih," ucap Agas sedikit berbisik. Ia terus saja memandang wajah Reyna sembari tersenyum tanpa henti.
"Udah ahh jangan liatin aku terus, malu tau," ucap Reyna dengan kepala masih tertunduk. Ia merasa risih karena sedari tadi Agas hanya menatapnya tanpa berniat untuk mengajaknya berbicara.
Bundaa, tolongin jantung Reyna yang hampir copot Bun, batin Reyna.
TBC 😊
-Atrapado-
Chapter 21? Done
Tunggu kisah Atrapado di chapter selanjutnya
Jangan lupa Vote and Comment juga ya :)
Thank you 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Atrapado [Completed]
Teen FictionReyna Grisselle Arsenio adalah gadis remaja yang kaku, cuek, memiliki gengsi yang tinggi dan sulit bergaul. Karna kekakuannya, Reyna tidak memiliki banyak teman. Namun disisi lain, ada cowok yang diam-diam mendekati Reyna. Tidak bisa dipungkiri, Rey...