Tetaplah engkau di sini
Jangan datang lalu kau pergi
Jangan anggap hatiku
Jadi tempat persinggahan mu
Untuk cinta sesaat...Reyna merebahkan tubuhnya di kasur, ia bersenandung kecil menyanyikan lagu yang mengalun melalui earphone yang terpasang di kedua telinganya. Volume suara lagu yang besar itu menyebabkan Reyna tidak dapat mendengar panggilan Bayu dibalik pintu kamarnya.
Setelah jengah karena Reyna tak kunjung menjawab, akhirnya Bayu membuka pintu kamar Reyna yang kebetulan tidak di kunci. Ia menghela napas kasar, "pantesan," gumamnya saat melihat earphone bertengger di telinga Reyna.
Tanpa basa-basi Bayu dengan cepat mencopot sebelah earphonenya. Reyna yang kaget langsung memutarkan kepalanya menghadap lelaki itu dengan tatapan tajam.
"Apa sih!" ucap Reyna sinis sambil melepas sebelah earphonenya yang masih terpasang di telinga. Kemudian ia mengubah posisinya menjadi duduk dan langsung mendorong Bayu dengan kakinya agar lelaki itu tidak duduk di pinggir kasur.
"Wehhh ... Selow dong selow. Lagian lo sih, masa gue panggil-panggil dari tadi kaga denger. Ya udah gue terobos aja tuh pintu."
"Suara lo aja yang pelan, makanya gue gak denger," kata Reyna tak mau kalah.
"Idihh, ternyata patah hati bikin orang jadi budek ya," sindir Bayu.
"Ngaco!"
Setelah lama berdebat, Bayu berniat untuk duduk kembali. Namun usahanya gagal karena Reyna lebih dulu mencegahnya. Lelaki ini memang benar-benar tidak jauh berbeda dengan kakanya. Hanya saja, wajah Bayu lebih ganteng sedikit ketimbang Bian. Ah sudahlah, kenapa ia malah membandingkan mereka. Lagian seganteng apapun mereka tetep aja ngeselin.
"Medit amat sih lo, gak kasian apa dari tadi gue berdiri mulu. Pegel nih," ujar Bayu sambil memegang lututnya.
Reyna melirik Bayu malas, ia menggeser tubuhnya memperbolehkan Bayu duduk, "nah gitu kek dari tadi."
"Ngapain lo ke sini?!" tanya Reyna masih jutek.
Bayu memukul jidatnya pelan teringat tujuannya menemui Reyna, "oh iya gue lupa. Ikut gue yuk, bosen nih di rumah mulu."
"Ke mana?"
"Ya ke mana kek gitu. Terserah lo deh ke mana aja yang penting gak ndekem di rumah."
"Males, lagian udah malem juga."
"Ayo dongg," bujuk Bayu.
Reyna menggeleng, "mager gue," ucapnya.
"Bentaran doang elah, ntar gue traktir deh."
Wahh, ditraktir... Boleh juga tuh, lumayan kan bisa dapet makanan tanpa ngeluarin duit, batin Reyna sambil membayangkan sebuah makanan yang akan ia beli nanti.
"Oke," jawabnya tanpa pikir panjang. Reyna mah kalo masalah traktir nomor satu. Kapan lagi coba ia dapet gratisan dari Bayu.
"Ya udah lo tunggu di luar, gue mau ganti baju dulu," pinta Reyna.
Bayu mengangguk setuju, kemudian ia beranjak keluar dari kamar Reyna dan menunggu gadis itu di ruang tengah.
Gampang amat ngebujuk dia, cuma di sogok makanan aja langsung nurut, ucap Bayu dalam hati. Ia geleng-geleng kepala sembari tertawa kecil.
*****
Setelah hampir satu jam Reyna dan Bayu hanya berkeliling menyusuri jalanan, akhirnya mereka memutuskan untuk mampir dulu di warung sate yang letaknya tak jauh dari sekolah. Reyna menghampiri si penjual dan segera memesan sate untuk dirinya dan juga Bayu. Tak lama setelah itu, ia menghampiri Bayu yang sudah duduk di salah satu kursi paling pinggir dekat penjual.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atrapado [Completed]
Teen FictionReyna Grisselle Arsenio adalah gadis remaja yang kaku, cuek, memiliki gengsi yang tinggi dan sulit bergaul. Karna kekakuannya, Reyna tidak memiliki banyak teman. Namun disisi lain, ada cowok yang diam-diam mendekati Reyna. Tidak bisa dipungkiri, Rey...