Atrapado 35

1.4K 46 6
                                    

"Memilihmu adalah hal yang menyenangkan
Meski juga beresiko, menggenangkan air mata"
-ReynaGA

*****

"Gimana hubungan lo sama Reyna?" tanya Dicko to the point.

Agas beranjak dari tempat duduknya tanpa mempedulikan pertanyaan Dicko. Hal itu sontak membuat Dicko ikut berdiri dan menyusul Agas dari belakang, "sialan, lagi-lagi gue dikacangin," gerutunya pelan.

Agas berjalan kearah pintu dan tepat saat itu, Reyna berdiri di depannya hendak melangkah masuk. Mereka bertatapan sebentar, "ehem-ehem, gue mencium bau-bau orang mau balikan nih," suara Mika yang terdengar dari belakang Reyna membuat Agas menatapnya tajam. Tak lama kemudian, dia beralih menatap Reyna datar sedangkan gadis itu masih berdiri di depannya, berharap agar Agas menyingkir dari hadapannya sekarang juga.

"Lama! Awas gue mau lewat," Zulfa menerobos mereka dan masuk ke dalam kelas, namun langkahnya terhenti ketika melihat tak ada kedua sahabatnya di sampingnya, "lo berdua ngapain bengong? udah buruan masuk," ujar Zulfa sembari menarik Reyna dan Mika. Tepat saat langkah Reyna sejajar dengan Agas, gadis itu meliriknya sejenak sebelum akhirnya ia benar-benar masuk ke dalam kelas.

"JIKALAU KAU SAYANG, BENAR-BENAR SAYANG. TAK HANYA KATA ATAU RASA, KAU HARUS TUNJUKKAN..." sindir Dicko bernyanyi sangat keras sehingga ia mendapat satu toyoran dari Agas.

BRAKK!

Zulfa menaruh tasnya asal, mulai hari ini ia dan Reyna kembali duduk bersama.

"Gue pikir lo tadi gak masuk sekolah," ucap Mika pada Zulfa.

"Niatnya sih gitu."

"Trus kenapa lo tiba-tiba ada di sekolah?"

"Jadi awalnya tuh mobil gue mogok, nah disitu gue gak sengaja ketemu temen kelas, trus gue diajak berangkat bareng deh ke sekolah, tamattt" jelasnya panjang lebar.

"Ohh gitu..." jawab Reyna dan Mika serentak.

"Lo berdua tau gak siapa orangnya?"

"Ravel kan?"

Zulfa menyeringai, " ehee, tau aja sih."

"Ya iyalah, semangat lo waktu cerita aja udah keliatan banget, Fa," balas Mika.

"Emang iya, Rey? Ihh kalian gak seru, seharusnya tuh ya kalian pura-pura gak tau trus penasaran, nah entar ada suara jeng-jeng-jeng... baru deh gue kasih tau," celetuk Zulfa ngawur.

"Kebanyakan nonton sinetron lo."

"Wahh lo udah pinter julid ya, Rey."

Reyna tertawa hingga membuat bahunya naik turun, "peace," ujarnya sembari mengangkat tangan kanannya membentuk huruf V.

"FA! LO NYAPU SONO, JANGAN CUMA NGERUMPI AJA KERJAAN LO," teriak Galih yang tengah duduk di kursi guru.

"OGAH, MAGER," tolak Zulfa dengan suara yang tak kalah keras.

"LO-PIKET-SEKARANG!" ucap Galih penuh penekanan. Seisi kelas yang semula sibuk dengan kegiatan masing-masing kini beralih menatap Galih dan Zulfa. Keadaan seketika berubah menjadi hening, mungkin bagi mereka perdebatan antara ketua kelas dan cewek bawel lebih seru daripada kegiatan yang mereka lakukan.

"Lo budek atau gimana? Buruan piket."

"Yang lain juga dong, masa cuma gue."

"Mereka udah pada piket, tinggal elo yang belum."

"Ya udah sapunya suruh ke sini," celetuk Zulfa santai.

Galih menghela napas kasar, "mana bisa, oneng?"

Atrapado [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang