0.1 - Si Kerdus dari X-11

9.3K 1.2K 174
                                    




Dalam kehidupan, ada suatu fase yang pasti dialami setiap manusia sebelum dewasa kemudian menjadi tua. Fase itu disebut sebagai fase remaja. Katanya, baik tidaknya fase dewasa tergantung pada baik tidaknya fase remaja. Lalu, fase remaja yang baik itu seperti apa?


Sebagian besar orang menjawab bahwa fase remaja yang baik itu yang menjadikan fase remaja waktu untuk memperbanyak ilmu, bersedekah, sholat, mengaji, dan hal-hal baik lainnya.

Ada juga yang berpendapat kalau fase remaja yang baik itu adalah ketika kita mampu menikmati masa remaja sebelum masa dewasa.


Oke, lumayan berfaedah.


Tapi ada satu orang yang berpendapat bahwa fase remaja itu adalah fase yang tepat buat ngumpulin cewek yang sekiranya suatu saat bisa jadi calon makmum sholat berjamaah di rumah masing-masing. Pala lu calon makmum. Sholat aja kalo inget doang.

Jadi menurut seseorang itu, fase remaja adalah saat untuk memperbanyak cewek, untuk nanti jadi kandidat masa depan, biar waktu dewasa nggak susah nyari, tinggal pilih. Ini pendapat, mari kita hargai. Katanya, agar saat nanti fase dewasa semakin baik, maka harus dipersiapkan mulai dari fase remaja. Dan dari sekian banyak hal yang bisa disiapkan, dia memilih buat mempersiapkan calon istri.



Ewh.


Geli banget nggak sih? Ya secara gitu umurnya aja belum genap 17 tahun. Udah mikirin nikah.

Dan gue tebak kalian semua udah kenal sama cowok ini.

Iya udah ada di deskripsi.

Tapi biar lebih ngeh lagi, biar gue jelasin.


Namanya Alvaro Aileen Kaisar. Playboy tengil naudzubillah yang bikin orang enek tiap liat mukanya. Hobi nempel sana-sini. Nemu cewek cantik dikit aja langsung disepik. Panggilannya Aro. Iya, Aro. Dan gara-gara nama panggilannya itu gue jadi diledekin sama temen-temen.


"Cielah namanya kembaran. Jodoh, ya?"

"Nah, Ra, ati-ati. Jangan benci-benci ntar jadi cinta loh."

"Yang kayak gini biasanya sih jodoh."


Jodoh pale lu peyang.

Amit-amit sampe kejadian gue jodoh sama tuh jeding lima senti.


Dan karena alasan nama itulah gue sering nyuruh Aro buat ganti nama panggilan. Alva kek, Varo kek, Kaisar, Aileen, atau Alien juga bisa. Terserah lah yang penting jangan Aro.

Ada lagi problem gue sama dia, karena percayalah, di antara gue sama dia itu ada jurang besar yang dinamakan permusushan abadi yang gue ciptakan demi keamanan dan kenyamanan kehidupan gue. Kenapa? B'coz dia dan para penggemarnya itu mengganggu kehidupan nyaman tentram gue.

Contoh nyata adalah ketika Papa gue nggak bisa nganterin gue, gue nebeng Aro buat berangkat ke sekolah. Dan tau apa yang terjadi setelahnya? Waktu gue di kamar mandi gue disiram pake air seember. Gue nggak tahu siapa pelakunya. Tapi gue yakin dia adalah salah satu Arovers. Oke, gue maklum kalo mereka suka sama Aro. Tapi plis, guys, apa salah gue? Gue cuma nebeng berangkat sekolah doang, udah itu doang. Kenapa jadi gue yang kena imbas?

Lama-lama gue ceburin bener Aro ke lubang buaya.

Dan Aro sama sekali nggak tahu tentang insiden gue disiram itu. Haha, lucu, kan? Entah kenapa gue pengen Aro musnah aja dari dunia.

Lepas dari fans fanatiknya Aro, gue emang risih banget sama Aro. Banyak jawaban kalo kalian tanya kenapa. Nggak cuma sekali dua kali dia bikin hidup gue serasa di neraka. Dihantui oleh iblis berkedok pangeran ganteng. Oke, bukan pangeran.

Contoh gampang, waktu hari pertama masuk sekolah. Gue yang waktu itu mau nunjukin sisi classy gue musnah seketika waktu lihat Aro naik meja dan teriak histeris gegara Lucas bawa masuk kucing ke kelas. Bego? Banget. Dan lebih begonya lagi gue ngakak sengakak-ngakaknya. Dan sejak itu, hilang sudah image 'Ara yang classy' di mata Aro dan temen-temen sekelas gue.

Anying sih emang.

Tapi berkat kejadian itu gue jadi deket sama Lucas, Mark, Robin, dan Sofi, para manusia receh di kelas.


Mau bilang makasih tapi takut lidah gue keseleo.


Oh, masih ada lagi yang lainnya. Salah satunya adalah waktu gue lagi deket sama kakak kelas di awal semester satu. Ya, lumayan deket, sih. Dan waktu itu kita berdua lagi di Mixme. Dan tahu apa yang terjadi?

Aro datang bawa sebuket bunga dan mukanya melas banget.

Kalian tahu dia ngapain?

Aro berlutut di depan gue, juga kakak kelas itu. Dengan wajah pias dan air mata yang udah siap jatuh, dia ngomong.


"Sayang, jangan gini, dong. Maafin aku... Salah aku ke kamu apasih sampe kamu tega kayak gini ke aku? Aku tuh udah nelfon kamu berkali-kali. SMS kamu, WhatsApp kamu, DM Instagram kamu, inbox Facebook kamu. Tapi satupun ga ada yang kamu bales. Kamu kenapa? Kamu mau putus? Iya? Sayang, aku tuh masih sayang banget sama kamu... Jangan gini... Seenggaknya kasih alasan kenapa kamu mau putus sama aku...."


Dan detik itu juga, gue kehilangan gebetan sekaligus muka gue di depan seisi Mixme.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Playboy Next Door | ✔ #YOURKIDUCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang