epilog

3.3K 405 52
                                    

Diputer mulmednya biar kane wkwkwkwk

~~~



Ara memejamkan matanya menikmati hembusan angin di balkon kamarnya pagi itu. Hal yang sangat dia sukai akhir-akhir ini. Sambil mendengarkan lagu menggunakan headphone biru kesayangannya.

Lagu yang didengarnya terhenti sebentar ketika ada notifikasi WhatsApp. Ara segera meraih hpnya dan membuka aplikasi chat itu.

Aro : morning angel<3

Ara mendongak dan mendapati Aro yang masih dengan wajah khas orang bangun tidur itu. Ara tersenyum membuat Aro di seberang sana meringis kecil. Aro memberi kode bahwa dia akan ke balkon Ara. Ara hanya mengangguk saja membuat Aro bergegas keluar tanpa mencuci muka.

"Damai banget pagi-pagi udah duduk-duduk aja," ucap Aro sambil berjalan mendekat dan duduk di sebelah Ara yang duduk di bangku panjang.

"Biarin sih. Namanya juga menikmati hidup," balas Ara membuat Aro tertawa.

"Nama gue Ara by the way. Bukan Angel," celetuk Ara membuat Aro menoleh dan mencubit pipi Ara gemas.

"Pacar siapa sih kok lolot banget...." kata Aro gemas sambil menarik pipi gembil Ara. Ara segera menggoyangkan kepalanya hingga tangan Aro terlepas. Ara melirik sinis pada Aro.

"Iya iya yang udah punya pacar, mah...." Aro tertawa lepas dan mengacak rambut Ara.

"Eh, Ro. Tapi kenapa sih lo suka sama gue? Sampai lo nyuekin cewek sesempurna Hani," celetuk Ara tiba-tiba membuat Aro berfikir.

"Ga tau juga. Malah gue heran. Kenapa lo mau gitu jadi pacar gue," balas Aro membuat Ara menatapnya sewot.

"Dih.... Jadi nggak mau nih pacaran sama gue? Yaudah sih gampang putus aja," kata Ara membuat Aro meringis kecil.

"Enggak, kok, enggak.... Gue mau kok pacaran sama lo. Kan gue sayaaaaaanggggg.......... banget sama lo," ucap Aro lalu merangkul Ara gemas. Ara tertawa kecil saat Aro memeluknya bak boneka teddy bear besar.

"Kabar Jovan gimana? Baik, kan?" tanya Ara membuat Aro mendongak kecil tanpa melepaskan pelukannya.

"Semalem habis nelfon gue dia. Misuh-misuh doang anjir katanya Kak Brian di Malay jadi super cerewet. Mana ketambahan Mama sama Papanya, kan," cerita Aro membuat Ara tertawa.

"Yaudah, sih. Bagus kalo dia udah mulai beradaptasi lagi sama lingkungannya. Bangga gue punya temen kayak dia," ucap Ara membuat Aro mendongak lagi sebentar lalu kembali menenggelamkan wajahnya pada lengan Ara.

"Nggak bangga punya pacar kayak gue?" tanya Aro membuat Ara melirik kecil lalu menghadap depan lagi.

"Ngapain bangga, dih? Emang lo bisa apa?" balas Ara membuat Aro mendongak dan merengek manja.

"Ara dih...... Kan gue udah berjuang kayak gitu buat lo," rengek Aro membuat Ara tertawa, untuk kesekian kalinya pagi itu.

"Eh btw, Ra. Manggilnya aku-kamu, dong. Biar kayak orang pacaran beneran," ucap Aro mencebik lucu membuat Ara mengangkat satu alis lalu sok berfikir.

"Kalo nggak mau gimana?"

"Harus mau!!!"

"Dih, maksa?"

"Ara......."

Ara tertawa lagi. Tak menjawab tapi mengelus puncak kepala Aro.

"Ra," panggil Aro membuat Ara menoleh pada cowok itu. aro menegakkan tubuh lalu menghadapkan tubuhnya pada Ara.

Playboy Next Door | ✔ #YOURKIDUCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang