0.20 - Tugas Biologi

4.3K 633 39
                                    




Ara menopang dagu suntuk sambil mendengarkan penjelasan guru di depan sana. Dia tidak benar-benar memperhatikan. Biasa lah, pelajar.

Tangan kirinya terangkat untuk menutup mulutnya yang terbuka karena menguap. Semalam dia marathon drama Hwarang sampai jam 4 pagi. Baru juga tidur setengah jam, Jackson sudah menggedor-gedor pintunya sambil berteriak kencang. Ga tau niatnya mau bangunin satu orang apa satu RT.

"Baiklah pelajaran saya cukupkan sampai di sini. Jangan lupa buat laporan dan presentasi besok sesuai dengan kelompok yang sudah dibentuk tadi. Ingat, besok harus sudah dikumpulkan dan harus siap presentasi. Selamat siang," ucap guru wanita itu mengakhiri sesi belajar mengajar pada hari itu.

Ara masih menopang dagu mengantuk sampai sebuah tangan mengguncang pundaknya pelan. Ara sedikit tergagap lalu segera mendongak begitu sadar.

"Ayo pulang. Bareng sama gue," ajak cowok itu sambil tersenyum yang dibalas wajah datar Ara.

"Ro ga usah kalem deh ga cocok," celetuk Ara membuat Jovan dan Sofi yang masih ada di sana tertawa ngakak.

Aro tersenyum kecut lalu mendelik tajam pada Jovan.

"Ra, lo sekelompok sama gue, Jendra, sama Sita. Habis ini kita langsung cari buku referensi di toko buku ya Sita sama Jendra udah nungguin," ucap Aro lalu menarik tangan Ara agar gadis itu berdiri.

"Emang ada tugas apa?" tanya Ara setengah mengantuk.

"Ya ampun berjam-jam di sekolah lo ngapain aja? Tidur?" Ara menoleh pada Jovan dengan wajah polos.

"Enggak. Gue ga bisa tidur takut ketahuan terus dihukum," jawab Ara polos sambil mengerjap menghilangkan kantuknya.

Aro menggelengkan kepala pelan. "Yaudah sekarang kita ke parkiran dulu kasihan Sita sama Jendra udah nungguin," ajak Aro lalu menggiring gadis yang masih mengantuk itu menuju ke parkiran.

Aro menatap Ara yang masih saja duduk diam di atas motornya tanpa memakai helm. Diraihnya helm yang memang dia khususkan untuk Ara lalu dipakaikannya ke kepala Ara.

"Gue mau gas nih. Jangan ngantuk. Nanti lo oleng lagi," ucap Aro saat akan menarik gas motornya. Ara yang mendengar itu sontak memegang erat jaket Aro membuat Aro tertawa.

Aro melajukan motornya santai menuju ke toko buku tempatnya mencari referensi bersama Jendra dan Sita. Sampai di tempatnya, Aro segera memasuki toko itu disusul Ara di belakangnya. Di depannya sudah ada Jendra dan Sita yang sudah asik pada dunianya sendiri.

Sita dengan novel Jendra dengan komik.

Mau jadi apa kelompok Aro.

"Serius guys, waktu kita cuma berapa jam aja. Besok harus udah dikumpulin dan presentasi. Bisa mati kering gue kalo nilai Biologi gue di bawah KKM," ucap Aro lalu segera menuju rak tempat buku-buku Biologi berada. Ara hanya mengikutinya dengan malas.

Sampai akhirnya mereka selesai memilih buku dan membayarnya. Ara melirik ketiga orang itu. Kenapa harus beli kalau akhirnya cuma dipakai untuk bahan referensi saja? Kan pinjam di perpustakaan juga bisa.

Aneh mereka ini.

"Langsung ke rumah gue, ya?" ucap Ara lalu berjalan duluan. Namun baru dua langkah tangannya langsung di tarik Aro membuatnya terhuyung dan berhenti tepat di depan Aro.

Tangan Aro yang semula berada di pergelangan tangan Ara turun ke telapak tangan Ara dan menggenggam tangan itu sambil tersenyum hangat.

Ara menatap Aro kaget. Namun tak urung ambyar juga.


Playboy Next Door | ✔ #YOURKIDUCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang