Ara melangkah riang memasuki kelas. Disapanya orang-orang yang dilewatinya, kenal apa enggak urusan belakangan.
"Cerah amat itu muka," celetuk Sofi membuat Ara menoleh.
"Katanya sakit. Kok masuk-masuk mukanya kayak habis jadian, sih?"
Ara tersipu kecil. Tapi jadi teringat kebohongan Aro kemarin.
Demi bolos bersama dia izinnya sakit.
Ara menaruh tasnya lalu menoleh ke belakang tempat Jovan sedang dengan khusyuk ngakak bersama Mark. Ya itu sih rutinitas. Ritual tiap paginya Jovan sama Mark.
Ara menoleh ke arah bangku Aro. Bangku itu masih kosong. Padahal bel masuk sepuluh menit lagi. Biasanya cowok itu akan datang setengah jam sebelum bel berbunyi.
Ara kembali memfokuskan pandangan pada Jovan yang masih ngakak. Dengan heboh, digoyangkannya pundak Jovan.
"Jovan! Jovan! Aro kemana?! Aro mana??" tanya Ara brutal membuat Jovan termundur takut.
"Lo kenapa astaga Ra??? Kenapa lo teriak-teriak??!" balas Jovan ikut heboh.
"Aro kemana?!"
"Ya mana gue tau!!"
"Tapi lo sahabatnya!!"
"Kan elo tetangganya!!!"
Ara terdiam. Benar juga. Aro kan tetangganya. Kalau dia tidak tahu tentang Aro kan jadinya aneh.
Ara memanyunkan bibir lalu mendengus kecil.
"Yaudah," ketusnya lalu berbalik ke depan, tepat ketika Bu Mina memasuki kelas.
Seperti biasa, Bu Mina selalu mengabsen dahulu sebelum memulai pelajaran. Ara mendengus lagi.
"Alvaro?"
Hening. Tak ada yang menyahut. Mereka jadi saling lirik satu sama lain.
"Nggak masuk, ya? Alfa?" Bu Mina baru akan menuliskan nama Aro di jurnal kelas sebelum Acha dengan segera mengangkat tangan.
"Bu, Aro baru aja izin ke saya katanya sakit," ucap Acha membuat Ara menoleh cepat dengan mata membulat lebar.
Ara bergegas menunduk, membuka hp lalu membuka aplikasi chatting.
Ara : lo sakit?
Ara berharap-harap cemas, sampai namanya disebut tak jauh dari nama Aro. Sesekali diliriknya hp yang ada di dalam lacinya. Namun nihil, tidak ada balasan sama sekali.
Memang benar. Kali ini Aro begitu berefek untuknya.
***
Seharian penuh Ara tidak bisa fokus pada pelajaran. Jangankan pelajaran. Diajak bicara saja nggak nyambung.
Dan lagi, gadis itu menopang dagu di meja Jovan sambil menatapi bangku Aro yang kosong.
Aro kenapa bisa sakit?
Kelelahan? Demam? Flu? Batuk?
Ara menghela nafas lalu berbalik. Dia sedang pelajaran Geografi sebenarnya. Dan seharusnya saat ini Ara mengerjakan tugas yang diberikan. Tapi lagi-lagi dia hanya menopang dagu sambil menghela nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy Next Door | ✔ #YOURKIDUCE
Teen FictionNamanya Aro. Dia ganteng. Dia pinter. Dia tinggi. Dia jadi favorit cewek-cewek. Tapi Kiara nggak suka sama dia. Karena dia playboy. Dia songong. Dia sok. Dia temen sekelas Kiara. Dan yang paling bikin Kiara enek sama dia, karena dia tetangga Kiara. ...