0.9 - Keceplosan

4.8K 795 66
                                    





Aro melirik pada jendela kamar Ara. Tampak gadis itu serius membaca sesuatu sambil sesekali mengangguk-anggukkan kepala menikmati musik yang terputar melalui headphonenya.

Aro terkekeh pelan melihat headphone itu. Headphone biru itu adalah pemberiannya dua bulan lalu, saat Ara curhat pada teman-temannya bahwa headsetnya rusak. Sebenarnya Ara tak pernah meminta Aro maupun orang-orang di sekitarnya untuk membelikannya headset. Namun Aro yang peka bahwa Ara begitu butuh headset pun membelikannya. Bukan headset seperti milik Ara yang rusak, malah dia membelikan headphone.


"Ah, perhatian banget gue, ya..." gumam Aro saat mengingat dua bulan lalu.


Aro menoleh lagi pada jendela Ara. Kali ini bisa dia lihat ada Jackson di sana. Sedang merunduk ikut memperhatikan buku yang Ara baca. Sesekali berbicara pada Ara yang selalu diakhiri tawa.

Jackson menoleh padanya. Aro yang melihat itu langsung melambaikan tangannya sambil sesekali memberi kiss on air yang membuat Jackson berlagak pura-pura muntah.

Jackson berbicara lagi pada Ara, yang kali ini membuat Ara menoleh padanya. Aro tersenyum lebar. Namun sedetik kemudian gorden putih langsung menutup akses pengelihatan Aro.

Aro agak kaget.

Mengapa Ara menutup gordennya?




Jackson mengernyit melihat tindakan adik keponakannya itu.

"Kenapa ditutup, Ra?" tanya Jackson menoleh pada Ara yang sudah memasang wajah siap tempur.

"Ada nyamuk, Ge," jawab Ara asal lalu kembali membaca bukunya.

"Dih, tumben. Biasanya temenan sama nyamuk."

"GEGE IH!" geram Ara sambil bangkit lalu menaboki Jackson yang sudah berusaha berlindung.

"HEH KENAPA SIH APA SALAH GEGE YANG GANTENG?!"

Jackson meraih selimut Ara lalu menutupi dirinya sendiri memakai selimut.

"Ih Gege kenapa pake ngasih tau Ara kalo ada Aro, sih?!" teriak Ara lalu kembali memukuli Jackson secara brutal.

"Lah salahnya apa?! Biasanya juga ledek-ledekan!" balas Jackson ikut teriak sambil sesekali mendorong tubuh Ara agar agak menjauh.

"Ih tapi Ara lagi pengen menjauh dari Aro!"

"Apasih aneh pake menjauh-menjauh!"

"Gege yang aneh! Lahir di Cina, kewarganegaraan Hongkong, tinggalnya di Indonesia. Maunya apa sih?!"

"Apasih gausah bawa-bawa kewarganegaraan! Kamu bukan guru PKN!!!!"

"Bodo amat ih! Ga mau deket-deket Aro lagi!!!" teriak Ara yang kini sudah menggebuki Jackson dengan guling. Dan Jackson masih setia berlindung di balik selimut.

Tapi kan............. tetep aja sakitnya kerasa?

"Ya kenapa gitu Ra, yaampun Aro ga gigit!"

"Nanti Ara dilabrak lagi!!!"

Jackson berhenti berontak begitu mendengar teriakan Ara. Selimut Ara dia singkap, menampakkan wajah kagetnya.

"Kamu dilabrak? Sama siapa?"

Ara yang baru sadar sudah keceplosan itu mengatupkan bibir rapat.

Jackson menatap Ara tajam. Membuat Ara termundur sambil meneguk ludah gugup.

"H—ha? Dilabrak? Ap—apa sih, Gege salah denger."

Mata Ara menatap kemanapun. Kemanapun asal jangan ke mata Jackson yang sedang menatapnya dengan tatapan pembunuh.

"T—tadi Ara bilang martabak kok... I—iya! Martabak tadi, iya! Hehe..."

Tapi percuma, Jackson sudah benar-benar menatap marah padanya.

"Kenapa kamu dilabrak?"

Pertanyaan sederhana. Tapi sungguh, jika Ara salah bicara sedikit saja maka Jackson akan benar-benar marah. Bukan padanya. Tapi orang yang sudah melabraknya.

"Ge.... bukan gitu....." lirih Ara menyerah setelah ditatapi Jackson seperti itu. Rasanya ngeri.

"Terus apa? Kamu dilabrak tapi nggak cerita sama Gege."

"Ara cuma nggak mau besar-besarin masalah, Ge," kata Ara memelas.

"Bukan besar-besarin masalah. Bagi Gege, apapun yang menimpa kamu, itu masalah besar."

"Tapi Ara beneran nggak mau ngungkit lagi, Ge...."

"Enggak, Ra. Cerita sama Gege. Gege berhak buat ngelindungin kamu."

"Tapi Ara bukan anak kecil lagi, Ge!"

"Ara!!"

Ara menegang.

Suara bariton Jackson yang membentaknya membuatnya terpaku begitu saja. Tatapan mata Jackson tajam, tapi jelas penuh kesedihan.

"Jangan bikin Gege ngulangin kesalahan yang sama untuk yang kedua kalinya, Ra...." Jackson melirih. Tatapannya menyendu, kepalanya tertunduk.

"M—maaf, Ge...." lirih Ara lalu ikut menunduk.

Jackson menghela nafas.

"Sekarang cerita sama Gege, kenapa kamu bisa dilabrak."


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[A/N]

Gege : panggilan kakak laki-laki di Cina

Jadi kalau di Korea oppa, di Cina gege. Like that.


Playboy Next Door | ✔ #YOURKIDUCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang