0.12 - Aneh

4.4K 724 26
                                    





Ara menguap lebar sambil meregangkan ototnya yang agak kaku. Selesai meregangkan ototnya, Ara menutup mata lagi.

Hah, hari Minggu yang tenang.

"DEK JOGGING WOI JANGAN TIDUR MULU!!!!"

Ga jadi.

Ara bangun sambil menyingkap selimutnya kesal. Rambutnya yang acak-acakan semakin membuatnya mirip dengan singa yang siap mengaum marah.

"MA GEGE GANGGUIN ARA NIIHH!!!!!" adu Ara dengan berteriak. Namun saat tak mendapat jawaban, Ara makin mendecak kesal.

"GE ARA GA MAU IKUTAN JOGGING POKOKNYA ARA MAUNYA TIDUR. TITIK!!"

Ara melengos kesal lalu menoleh ke arah dinding kacanya yang ternyata sudah dibuka gordennya.

Dan jelas Ara lihat di sana seorang cowok masih dengan wajah polos khas bangun tidur dengan rambut berantakan sedang memperhatikannya.

Lebih tepatnya menatapinya. Dengan tatapan yang sulit Ara artikan.

Cowok itu membuka mulutnya, lalu seakan berbisik pelan.

Ara menatapi cowok itu. Tatapannya lama kelamaan menyendu.

Mereka bertatapan lama. Saling menyelami diri masing-masing. Sampai cowok itu memutuskan untuk berbalik dan meninggalkan balkonnya.

Ara menatapi itu, masih dengan tatapan yang sama.

***

Ara melirik ke kanan, ke arah rumah sebelah yang dari jendela kacanya menampakkan sosok cowok putih di sana. Cowok itu masih sibuk dengan bukunya.

Perlahan Ara menoleh. Tanpa sadar jadi menopang dagu menatapi cowok itu.

Kalau cowok itu diam suasananya jadi aneh.

Kan biasanya dia berisik.

Ara menghela nafas pelan lalu memfokuskan diri pada game di hpnya.

Ah, tidak bisa.

Ara kembali menoleh ke rumah sebelah. Dan tepat pada saat itu juga, cowok itu juga menatapnya.

Tak lama, hanya beberapa detik mereka bertatapan lalu Aro bangkit. Tanpa sadar Ara tersenyum lebar. Namun senyumnya luntur begitu saja saat ternyata Aro bangkit untuk menutup gorden hitamnya.

Bukan untuk menghampirinya seperti biasa.

Ara menghela nafas.

Kenapa dia jadi aneh, sih?

Biasanya juga dia yang menjauh dan bersikap cuek. Kenapa sekarang dia harus peduli saat Aro bersikap seperti itu.

Ara mengendikkan bahu tak peduli lalu kembali memandang layar hpnya. Namun baru saja akan mengklik ikon play, Ara kembali termenung.




Apa begini perasaan Aro saat Ara nyuekin Aro?

***

"Diem diem bae Nyai."

Ara melengos malas ketika Jovan yang baru datang sudah meringis lebar di depannya.

"Van gue ke sini pengen nenangin diri ya gausah diganggu," ketus Ara yang membuat Jovan mencibir.

"Sok banget nenangin diri. Virus recehnya kemana?"

Ara dengan cepat menjambak cowok bergigi kelinci itu kesal. Membuat yang dijambak mengaduh berteriak kesakitan.

"Aduh, Ra! Sakit! Inget heh ini di Mixme!!"

Ara mendengus kesal lalu melepaskan jambakannya kasar. Jovan mengelus kepalanya yang sakit sambil duduk.

"Sensi amat sih, Ra. Lagi jatah?"

"Van ngomong sekali lagi gue bekep mulut lo," ancam Ara membuat Jovan ciut.

Jovan mulai diam lalu memakan chiken popnya dalam diam. Sesekali matanya melirik ke arah wajah Ara. Tatapan matanya kosong, seakan melamun.

Jovan menghela nafas. Tentu saja dia tahu apa penyebabnya. Karena dia sendiri yang meminta Aro untuk menjauhi Ara.

"Lo kangen, Ra?"

Ara mengerjap lalu menoleh ke arah Jovan. Jovan menatapi gadis itu dengan senyum tipis.

"Kalo kangen bilang aja. Tapi jangan deket-deket lagi. Lo bisa kena masalah lagi," kata Jovan lalu kembali menunduk, fokus pada makanannya.

"Engga, dih. Siapa juga yang kangen sama manusia modelan kayak gitu," sanggah Ara lalu mengibaskan rambut sebahunya.

Jovan yang melihat itu jadi ngakak sendiri.

Ara ikut tertawa sebelum matanya menangkap sosok yang baru saja memasuki Mixme itu.

Mereka sempat bertatapan sebentar sebelum cowok itu mengalihkan pandangan dan lanjut berjalan.

Senyum Ara perlahan luntur. Tatapan matanya perlahan menyendu.

Seulas senyum tipis terukir di bibirnya.


"Iya, Van."

Jovan mengernyit melihat Ara di depannya sudah berubah mellow.

Sedangkan Ara masih menatapi pintu masuk Mixme tempat cowok tadi lewat.












"Gue kangen."


"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Playboy Next Door | ✔ #YOURKIDUCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang