0.17 - Kejutan

3.8K 624 28
                                    


Ara tersenyum kecil di depan pintu rumahnya. Sesekali melirik jam tangan silver yang bertengger di tangan kirinya.

Hp Ara bergetar di dalam genggamannya, membuatnya langsung spontan mengangkat telepon itu.

"Halo Kak?"

"Sori Ra gue ga bisa jemput. Lo langsung ke sini aja, ya."

Ara mengendorkan senyumnya.

"Iya Kak aku langsung ke situ."

Dan panggilan itu berakhir begitu saja, membuat Ara menghela nafas. Ara menekuri lantai di bawahnya, tersenyum kecil lalu mendongak lagi.

"Gapapa Ra. Yang penting lo ketemu sama Kak Adrin!" seru Ara lalu melangkah pergi.



Tanpa dia sadari dari lantai atas rumah sebelah, seorang cowok mengamatinya dengan tatapan sendu.

***

Ara tersenyum kecil di dalam taksi. Sesekali bersenandung kecil mengikuti lagu Thinking Out Loud yang terputar di dalam taksi.

Ara tiba-tiba teringat saat Aro mengiriminya sandwich. Saat dia di UKS karena ulah Arovers.

Kemudian jadi saat Aro memayunginya saat hujan di lapangan sekolah, yang tentu saja sampai saat ini mampu membuatnya tersipu tiap mengingat kejadian itu.

Atau saat Aro menggenggam tangannya dan berlari di bawah hujan.

Atau saat Aro secara tiba-tiba memeluknya dari belakang, melingkupinya dengan jaket yang dipakai Aro.

Wajah Ara memanas tiba-tiba. Senyum kembali terbit di wajah manisnya. Lalu lagi-lagi dia mengikuti kecil lagu yang masih terputar itu.





Namun tiba-tiba dia tersadar. Kan dia mau ketemu Adrin. Kenapa dia jadi kepikiran Aro?



Sampai lagi-lagi hp dalam genggamannya bergetar.

Ara langsung mengangkat panggilan itu begitu tau siapa yang meneleponnya.

"Kenapa, Van?"

"Lo dimana?"

"Di taksi," jawab Ara singkat.

"Hah? Mau kemana?" tanya Jovan heran di ujung telepon sana.

"Ke Permata Bakti. Diajakin Kak Adrin," jawab Ara lalu tersenyum kecil saat mengingat sebentar lagi dia akan bertemu dengan Adrin.

"Oh, oke. Sori kalo ganggu," ucap Jovan lalu memutus panggilan.

Ara hanya mengendikkan bahu tak peduli lalu tersenyum makin lebar saat menyadari jaraknya dengan SMA Permata Bakti 10 tinggal beberapa meter lagi.



Ara turun dari taksi dan melangkah pelan memasuki gerbang Permata Bakti. Matanya langsung disambut warna-warni lampu tumblr yang terpasang. Juga lilin-lilin yang dijajarkan di pinggir lapangan.

Ara tersenyum makin lebar lalu melebarkan langkahnya menuju ke tempat yang disebut Adrin. Semakin lama semakin cepat hingga dia nyaris berlari.

Namun langkahnya terhenti begitu saja saat sampai di tempat yang dijanjikan Adrin.

Matanya perlahan terbelalak demi melihat dengan jelas apa yang ada di depannya.



Mulutnya yang terbuka bergetar.

Demi apapun.





Ara tidak salah lihat, kan?

***

Playboy Next Door | ✔ #YOURKIDUCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang