WARN!
A lot of naration. Panjang banget 2k+ words:") Ga tau soalnya mau dipotong dimana hehe:')
Dibetah-betahin ya bacanya:'D
~~~
Ara mendudukkan tubuhnya di bangkunya pagi itu. Baru pukul enam lebih sepuluh menit dan Ara sudah sampai di sekolah. Terima kasih kepada abang gojek yang pagi-pagi buta sudah mau mengantar Ara ke sekolah.
Ara memainkan hpnya, mengecek keadaan Pounya yang semalam dia tinggal tidur begitu saja. Dan Pounya yang sudah level 60 itu terlihat dekil dan kurang makan. Kasihan kan Ara lihatnya.
"Aduh, Pou sayang.... Maaf ya semalem ketiduran huhu......" lirih Ara sambil memberi makan Pounya.
Namun kegiatannya itu terhenti ketika sebuah seruan keras masuk ke dalam gendang telinganya.
"Jovan!!"
"Jovan nggak mau Bang!!"
Ara terdiam di tempatnya. Mengabaikan Pounya yang belum kenyang.
"Van sekali-kali nurut lah sama Mama Papa!"
"Nggak mau!!"
Ara meletakkan hpnya perlahan saat tubuh Jovan seakan terbanting menabrak pintu.
"Abang kenapa masih belain Papa, sih?! Papa udah jahat ke Abang!!"
"Papa nggak jahat!"
Ara meneguk ludahnya gugup saat melihat Brian begitu marahnya. Perlahan Brian berjalan mendekati Jovan.
"Van.... Jangan gini...."
"Bang Jovan di sini karena Abang. Abang ngerti, kan? Jovan nggak mau balik!"
"Tapi kamu harus balik—"
"Kak," panggil Ara pelan membuat dua orang itu segera menoleh. Wajah Ara sudah mendekati pucat melihat dua orang yang biasanya akur itu tiba-tiba saling bentak.
"Ra... Lo..." Lidah Jovan kelu seketika. Tangannya mendadak dingin melihat Ara ada di dalam kelas dan mendengar percakapan mereka.
Brian menghela nafas kasar membuat Jovan menoleh kaku.
"Abang ada jadwal manggung hari ini. Pulang jam sepuluh nanti malem. Langsung tidur kalo udah jam sembilan," ucap Brian lalu segera pergi dari sana meninggalkan Jovan yang masih terpaku di pintu kelasnya.
Perlahan Jovan kembali menoleh pada Ara yang masih menatapnya.
"Van, lo...."
Jovan menghela nafas lalu berjalan menuju bangkunya dan meletakkan tasnya.
"Gue nanti kayaknya mau bolos. Jangan dicariin, ya?" kata Jovan lalu pergi begitu saja.
Tapi namanya saja Jovan. Baru jam ketiga tapi Jovan sudah kembali ke kelas. Untung saat itu jam Geografi sedang kosong.
"Ra gabut bat gue di UKS sendirian kek orang goblok...." curhat Jovan membuat Ara mencibir.
"Gitu aja sok sokan mau bolos lo," cibir Ara membuat Jovan mencebikkan bibir.
Ara melengos saja. Namun saat teringat sesuatu, gadis itu segera berbalik lagi.
"Ehm, tapi, Van, tadi lo sama Kak Bri—"
"Jangan diinget, bisa?" potong Jovan cepat membuat Ara segera mengatupkan bibir. Ara hanya mengangguk kecil sebagai jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy Next Door | ✔ #YOURKIDUCE
Fiksi RemajaNamanya Aro. Dia ganteng. Dia pinter. Dia tinggi. Dia jadi favorit cewek-cewek. Tapi Kiara nggak suka sama dia. Karena dia playboy. Dia songong. Dia sok. Dia temen sekelas Kiara. Dan yang paling bikin Kiara enek sama dia, karena dia tetangga Kiara. ...