0.18 - I'll Be There

3.8K 654 56
                                    




Ara terpaku di tempatnya melihat pemandangan di depannya itu.

Tangan cowok itu melingkar di pinggang gadis cantik di sebelahnya. Bahkan kali ini cowok itu mengecup pipi gadis itu.

"Kak......?" sapa Ara pelan sambil berusaha meyakinkan dirinya bahwa itu hanya ilusi.

"Eh, Ra? Udah dateng?" Cowok itu menoleh sambil tersenyum tulus. Sama seperti biasanya. Seakan benar-benar tak merasa bersalah.

Ara menatap gadis cantik itu. Rambutnya panjang lurus dengan lesung pipi yang sangat kentara saat tersenyum.

"Kak Adrin sama...."



"Oh, kenalin, Ra. Ini cewek gue. Namanya Michellia. Lia, kenalin, dia Ara. Temen yang aku ceritain," ucap Adrin sambil tersenyum bahagia.

"Pa..... car?" Ara tersenyum ragu sambil berkedip demi memastikan bahwa dia tidak bermimpi. Oh, tidak. Ara malah berharap saat ini dia sedang bermimpi. Dan saat bangun nanti dia akan dikejutkan dengan telepon tiba-tiba dari Adrin.

"Iya, pacar. Kita jadian baru aja tadi. Ya habisnya gimana, dia cewek yang gue incer dari dulu. Waktu gue tau dia suka sama gue ya...."

Ara menatap tak percaya pada Adrin yang dengan entengnya bicara itu di depannya.

"Tapi kan selama ini Kak Adrin deket sama aku?"

Adrin mengangkat alis.

"Kan kita temen, Ra. Gue sama lo. Dan gue seneng bisa temenan sama cewek sebaik lo. Makasih," ucap Adrin tersenyum tulus.

"Tapi Kak Adrin kan...."

Ara terengah.

Dia marah, jelas. Dia merasa dipermainkan. Jadi selama ini sikap manis Adrin untuknya hanya sekedar karena Ara adalah temannya? Bukan seperti yang selama ini Ara bayangkan?

Dadanya sesak. Air mata menggenang di pelupuk matanya.

"Kak.... Kak Adrin kan....." Intonasi bicara Ara naik. Suaranya bergetar menahan sesak dan air mata yang ingin jatuh.

Dan tidak bisa ditahan lagi, air mata itu mengalir begitu saja.

Ara menunduk, membiarkan air matanya mengalir sebentar sebelum menyekanya dan mendongak kembali.



"Selamat," ucap Ara sambil memaksakan senyum.

"Semoga langgeng," lanjutnya lalu berbalik, segera berlari meninggalkan sekolah itu.

Lebih tepatnya meninggalkan Adrin dan pacar barunya.

Ara ingin berlari. Sejauh-jauhnya agar tak lagi bertemu dengan cowok itu.

***

Aro menepikan motornya begitu melihat seorang gadis berambut sebahu sedang berjalan lunglai menjauhinya. Dress putih selututnya tampak agak berantakan. Belum lagi dengan high heels putih yang dijinjingnya. Tak salah lagi, itu Ara.

Aro buru-buru melepas helmnya dan berlari mendekati Ara. Sedikit banyak hatinya lega Ara sudah ketemu setelah dia cari memutari jalan Adira. Ternyata memang gadis itu sudah jauh dari lingkup jalan Adira.

"Ara!"

Gadis itu tak menoleh. Masih setia berjalan membelakanginya.

Aro mempercepat larinya dan baru menghentikan larinya ketika sampai di depan Ara, lalu segera berbalik, membuat Ara yang semula melamun itu jadi tersadar dan mendongak.

Playboy Next Door | ✔ #YOURKIDUCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang