Aro menghirup udara banyak-banyak begitu keluar dari rumahnya. Seakan sudah berapa lama dia di dalam sana tanpa keluar sama sekali. Sudah rapi dengan baju seragam dan tas ransel hitamnya.
"Wahai pagi.... Kuserahkan kebahagiaanku padamu....." ucap Aro dramatis sambil merentangkan kedua tangannya. Nata yang sedang lewat di sebelahnya meliriknya jijik.
"Masih pagi, Ro. Jangan kumat deh," tegur Nata membuat Aro menoleh masih merentangkan kedua tangannya.
"Ini tuh penyambutan pagi yang baik, Mas. Mas sih pagi-pagi ngucapin selamat pagi ke mbak pacar, bukan ke Tuhan," balas Aro membuat Nata mendelik lalu mengambil selang untuk menyirami tanaman.
"Berangkat sana. Belajar yang rajin biar bisa masuk UI nanti bareng Mas," ucap Nata sambil memutar keran air.
Aro meringis kecil lalu memeluk Nata dari belakang. Nata yang sedang mengatur selang dan keran jadi menghela nafas lelah.
"Aro sayang Mas Nata........"
Dan berakhir dengan Aro yang sibuk ngusel ke punggung lebar Nata.
"Ro nanti kamu telat dimarahin Bunda," tegur Nata membuat Aro melepaskan pelukannya.
"Iya deh yang mentang-mentang udah lulus," cibir Aro lalu berjalan menuju garasi dan mengeluarkan motor sportnya.
"Mas tunggu di UI kamu ya. Sampai ga bisa masuk UI Mas slepet kamu nanti," ancam Nata membuat Aro tertawa yang teredam helm full face nya.
"Aro berangkat, Mas. Assalamu'alaikum!!!" pamit Aro lalu melajukan motornya.
Tapi beberapa detik kemudian berhenti di depan pagar rumah Ara saat melihat cewek itu bolak-balik melihat hp dan jam tangan.
"Kenapa Ra?" tanya Nata membuat Ara menoleh.
"Ini Kak, aku pesen gojek tapi ga dateng-dateng padahal udah setengah jam aku nunggu," ucap Ara lalu melihat hpnya lagi.
"Emang Jackson kemana?"
"Ke Hongkong sama Papa semalem. Papa ada urusan bisnis di sana Kak Jackson ikut," jawab Ara lalu mengecek hp lagi.
Diam-diam, Nata tersenyum, tentu tidak disadari oleh Ara maupun Aro.
"Digas dong Ro!"
Aro yang sedari tadi hanya menyimak percakapan keduanya jadi mengerjap.
Ha? Gimana?
Nata berdecak kesal lemotnya Aro mulai lagi. Adiknya itu hanya predikatnya juara umum saat SMP. Kalau untuk urusan cinta-cintaan pasti lemot. Tapi suruh ngerdus malah ga pake rem.
"Ra, sama Aro aja tuh. Kan Aro berangkat sendiri," ucap Nata membuat keduanya sontak bertatapan sebelum menatap Nata.
"Hah?"
***
Ara berdecak kesal karena sedari tadi Sofi asik cengengesan di depannya. Gadis berisik itu tak ada hentinya menggodanya.
"Ecieeee yang tadi berangkat bareng Aro....."
Ara menghela nafas kesal. Ini baru jam delapan tapi sudah lebih dari sepuluh Sofi berbalik badan saat pelajaran hanya demi mengucapkan kalimat itu.
"Sof, lo kenapa, sih? Risih gue," tegur Ara membuat Sofi lebih keras menggodanya yang berimbas pada Sofi yang ditegur Miss Jessie.
"Peje sabi kan ya?"
Ara melotot galak pada Sofi baru gadis itu berbalik dan kembali fokus pada pelajaran.
Bel istirahat berbunyi membuat Ara menghela nafas lega. Meskipun tak sepenuhnya lega karena setelah istirahat ada pelajaran Geografi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy Next Door | ✔ #YOURKIDUCE
Ficção AdolescenteNamanya Aro. Dia ganteng. Dia pinter. Dia tinggi. Dia jadi favorit cewek-cewek. Tapi Kiara nggak suka sama dia. Karena dia playboy. Dia songong. Dia sok. Dia temen sekelas Kiara. Dan yang paling bikin Kiara enek sama dia, karena dia tetangga Kiara. ...