Chapter 01

3.2K 131 0
                                    

Delapan belas tahun berlalu....

Seorang gadis sedang memandang menara Eiffel dengan tatapan yang sulit di artikan ,ia menghirup dalam-dalam udara kota romantic ini.

"Ternyata aku akan kembali lagi ke tempat ini" Batin gadis ini lirih.

Gadis ini mengarahkan kamera DLSR nya ,dan memotret menara yang menjulang tinggi itu bibir gadis ini terangkat membuat senyuman di saat hasil jepretan nya bagus .

"Rain.. ? kita harus bersiap ,karena dalam beberapa jam lagi kita akan bertemu clients.."seru seorang gadis yang sudah berada di samping gadis Cantik ini.

Gadis itu--Rain-- menoleh ke sumber suara dan tersenyum .

"Beberapa menit lagi ya Kiana.."

Raina Felix Wellington adalah gadis remaja yang berwajah Cantik ,ia adalah gadis yang penuh teka -teki ia berada di Pari karena sedang melakukan sebuah perkerjaan . Dan Rain --sapaan akrab gadis ini --tidak sendiri ia di temani oleh assistant peribadi nya.

Kiana Alexa adalah assistant Rain ,ia adalah gadis yang Cantik selain menjadi assistant Rain ia juga sahabat gadis cantik itu. Kiana memang sengaja menjadi assistant peribadi Rain karena ia tidak mau jauh dari Rain dan ingin selalu membantu gadis itu karena Keluarga gadis itu sudah baik dengan keluarga nya.

"Rain are you okey??"Tanya Kiana cemas.

Rain mengangguk sebagai jawaban.

"Document nya sudah di siap kan semua..?"

"Sudah yuk kita udah di tunggu.."ajak Kiana.

Rain mengangguk. "Yuk.."

Kedua gadis cantik ini saling berangkulan menuju mobil SUV berwarna hitam yang terparkir tak jauh dari mereka.

                       ***

seorang laki-laki berwajah tampan namun tanpa expresi sedikit pun di wajah nya sedang duduk menghadap wanita dan peria yang sangat berarti dan sangat ia hornati di hidup nya.

"Mommy sama Daddy mau bicara apa??"

"Emmmmmm ,begini Alviero Mommy dan Daddy ingin membicarakan hal penting sama kamu.."seru Alvaro.

Ya laki-laki berwajah datar itu adalah Alviero Javier Alanzo ,ia tumbuh sebagai laki-laki yang amat sangat tampan lebih tepat nya sih copy -an dari Alvaro banget. Dan banyak gadis yang memuja nya bahkan ada yang terang-terangan mengatakan perasaan nya pada Alviero namun laki-laki ini tak peduli.

"Mommy dan Daddy berencana untuk kembali ke negara asal kami.."Ujar Ghisel.

"Dan dalam waktu dekat ini kita akan berangkat ke Indonesia ,semua urusan sekolah kamu sudah di tangani oleh assistant Daddy "

Alviero terdiam.

Ghisel harap-harap cemas menunggu response yang akan di berikan sang putra ,bahkan wanita ini meremas tangan sang suami dan membuat si empunya tangan meringis kesakitan.

"Awww! Sakit Ghisel"ringis Alvaro.

Ghisel melepas kan tangan Alvaro dan menunjukan cengiran nya ,Alvaro mendengus kesal karena kelakuan sang istri.

"Jadi gimana Al ,kamu setuju??"Tanya Ghisel.

"Kalo keputusan Mommy dan Daddy yang terbaik Al akan ikut kalian.."Ujar Alviero yang membuat Ghisel dan Alvaro menghela lega.

"Syukurlah.."Ujar Ghisel. "Mom pikir kamu tidak setuju"

Alviero tersenyum kecil.

"Al keluar sebentar ya Mom Dad.."pamit nya.

"Iya hati-hati di jalan.."seru Ghisel.

Rain dan Kiana bergegas meninggalkan hotel untuk menuju sebuah last orante ,karena hari ini mereka akan bertemu dengan rekan business mereka.

"Kiana hp aku ketinggalan kamu duluan aja ke sana ,aku juga mendadak pengen ke kamar mandi.."seru Rain sambil menahan sakit perut nya.

Kiana mendengus. "Kebiasaan.. ,yaudah gua duluan ya ke sana kasian mereka udah nunggu.."seru Kiana.

"Okey bay!"Rain setengah berlari menuju kamar hotel nya.

Alviero berjalan memasuki hotel berbintang ia pergi ke gedung bertingkat ini untuk menyendiri di atas hotel ,Alviero memasuki liv dan berpapasan dengan Rain yang ingin keluar.

Namun Rain mengurunkan niat nya karena kali ini tas nya tertinggal.

"Rain kenapa bisa lupa sih!" Maki Rain dalam hati.

Rain kembali menekan tombol tutup dan menekan tombol angka sesuai dengan lantai kamar nya.

Tiba-tiba liv yang mereka naiki berhenti dan membuat Rain panik ,ia memencet tombol buka namun pintu liv nya tak kunjung terbuka.

Jangan-jangan....

"Hah! Liv nya rusak "pekik Rain. "Ya tuhan-ya tuhan gimana ini"

Rain menggigit kuku jari- jari tangan nya ,kebiasaan kalau gadis ini sedang panik.

"TOLONGG! "Rain menggedor-gedor pintu liv. "Ya Allah Rain masih pengen hidup ,Rain gak mau mati dulu masih banyak dosa.."doa gadis ini.

Alviero memandang Rain yang sedang panik karena liv nya rusak ,Sebenarnya ia juga cemas karena liv nya rusak tapi ia tutupi dengan sifat nya yang felt .

"TOL---"Rain menghentikan teriakan nya ,ia baru sadar ia tak memakai bahasa Paris . Dan sekarang seperti nya ia membutuhkan kamus tapi sayang nya tas nya ketinggalan.

"Rain kenapa sih kamu bodoh banget.."gumam gadis ini sambil memukul kening nya.

Ia membuka ponsel nya berniat menghubungi Kiana ,namun di saat ia ingin menghubungi sang sahabat tidak ada signal sama sekali.

"Huaa! Gak ada signal ,duh gimana nih pasti Kiana akan ngomel "seru Rain panik. "Aduh maafkan Rain yang sekarang Kiana".

"Bisa diam.."Ujar Alviero yang pusing mendengar Rain bicara.

Sementara Rain-- gadis ini terkejut karena orang yang terjebak bersama nya di liv bisa berbicara bahasa Indonesia .

Rain mendongak untuk melihat wajah laki-laki yang ada di sebelah nya ,dan gadis ini terpesona akan ketampanan Alviero hidung nya yang mancung ,rahang nya yang kokoh, alis nya yang tebal dan bulu mata nya yang lentik dan bola mata nya berwarna-- ya tuhan Rain sangat ingin tahu apa warna bola mata laki-laki di sebelah nya.

Merasa di perhatikan Alviero menoleh dan mendapati gadis  yang  berada di sebelah nya lah yang memperhatikan wajah nya begitu intense ,sementara Rain gelagepan karena ketahuan sedang memperhatikan wajah Alviero.

"Mas nya kenapa biasa-biasa aja ya? Padahal kita lagi kejebak di kotak bergerak ini.."seru Rain tak habis pikir.

"Hmm.."

Rain geram karena ucapan nya yang panjang hanya di balas dehaman oleh Alviero.

"Saya sudah ngomong panjang lebar ,tapi mas nya cuman hmm doang omg! Masnya bisa ngomong kan ?mas nya tahu huruf abzat yang baik dan benar kan??"

"Berisik!"

Dan Rain kembali mengoceh karena tanggapan Alviero ,dan Alviero mendengus kesal karena harus terjebak dengan gadis cerewet ini.

Paris love story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang