FelixWellington's Mansion
Di Mansion megah ini semua orang terduduk di ruang tamu dengan pandangan mata sendu nya ,mereka habis menghadiri acara pemakaman sang pemilik Mansion megah ini.
"Sebentar ya ,gua mau ke kamar Rain.."izin Alviero dengan suara lirihnya.
Setelah berpamitan Alviero menuju lantai dua dimana kamar Rain berada ,perlahan Alviero membuka kenop pintu dan membuka lebar pintu coklat itu.
Alviero memandang sendu seorang yang tengah duduk di balkon ,orang itu tengah memegang sebua bingkai foto yang berisikan seorang yang amat ia sayangi.
Tangan kanan nya terarah untuk mengusap foto itu ,seolah mengusap seorang yang nyata air mata nya meluncur deras untuk pertama kali nya ia tak mampu menyembunyikan rasa sedih dan menyesal nya.
'Maaf ,seandainya aku tidak melakukan hal itu..' batin nya merasa bersalah.
Alviero menghela nafas nya ,dan perlahan berjalan menghampiri orang itu ketika sudah sampai di belakang orang itu ia menepuk pundak orang itu itu dua kali.
Sang empunya pundak menoleh sedikit ,ia mendapati sosok Alviero yang sedang menatap nya dengan tatapan sendu nya.
Tangan Alviero terarah untuk menopang bulir air mata yang jatuh agar menetes di telapak tangan nya.
"Jangan nangis.."ucap Alvaro lembut dan menenangkan.
Orang itu langsung menerjang Alviero dengan pelukan erat nya seolah membagi beban dan kesedihan nya kepada Alviero ,dan Alviero membalas pelukan itu tak kalah erat seolah mentransfer kekuatan untuk diri nya.
"Ini semua salah aku..".
"Ini bukan salah kamu ,kamu jangan pernah menyalahkan diri kamu.. Rain".
Ya ,orang itu adalah Rain. Gadis itu menangisi kepergian Keenan papi nya ,Keenan meninggal setelah memasuki ruang oprasi pria itu menyelamatkan Rain di saat kejadian itu.
Bahkan di saat kejadian Rain membeku tak percaya ,begitu cepat kejadian na'as itu terjadi dan lagi ia harus melihat orang yang berarti dalam hidup nya terluka di depan mata kepala nya sendiri.
"Nggak Vier ,ini semua salah aku.. andai aja aku nggak ngelakuin hal itu"racau gadis itu.
"Seharus nya aku yang ada di posisi papi sekarang ,bukanya papi sekarang aku nggak punya siapa-siapa lagi.."kata Rain menangis pilu.
Hati Alviero terasa sakit melihat gadisnya rapuh ,tanpa sadar air mata nya menetes dari sudut kedua mata nya.
Alviero 'P.O.V'.
Hari ini adalah hari yang paling melelah kan,dan hari yang cukup menguras tenaga dan emosi.
Om Keenan sekaligus calon papi mertua gua meninggal setelah menjalankan oprasi pengangkatan peluru dari tubuh nya ,namun sayang tuhan lebih menyayangi om Keenan beliau menghembuskan nafas terakhirnya di detik-detik terakhir oprasi nya.
Dokter bilang ,peluru yang ada di dalam tubuh om Keenan mengenai organ hati nya sehingga om Keenan tidak dapat bertahan dan memang dari awal dokter sudah mengatakan kemungkinan om Keenan selamat hanya beberapa persen saja.
Kejadian itu sungguh membuat Rain terpukul ,selama peroses pemakaman om Keenan Rain menangis bahkan jatuh pingsan.
Namun tak bisa gua pungkiri ,bahwa gua bersyukur karena om Keenan menyelamatkan Rain kalau tidak ,gua nggak bisa bayangin hidup gua tanpa gadis yang gua sayang.
Seandainya malam itu om Keenan tidak menolong putri nya pasti gua yang akan sedih ,bahkan gua nggak bisa bayangin kalo gua yang ada di posisi Rain dan menyaksikan pemakan Rain. Pasti gua nggak akan sekuat dan Setegar Rain ,mungkin gua akan bunuh diri dan ikut ke alam akhirat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paris love story
Teen FictionRaina Felix Wellington adalah seorang gadis yang ceria ,namun di balik sikap ceria nya begitu banyak kesedihan dan rasa sakit yang ia alami. Namun gadis ini begitu pandai menyembunyikan perasaan nya ,hingga suatuhari dia bertemu dengan se...