Chapter 24

1.6K 90 0
                                    

***

Malam ini di kediaman Rain sangat lah ramai ,ada sahabat nya dan juga sahabat Marco ,Stella ,Max ,Alana , Yoga Dan juga para orang tua mereka.

Rain baru saja mengadakan pengajuan haul untuk Steffanie dan juga Daniel ,dan sekarang gadis ini sedang terduduk di tepi kasur Queen Size nya sambil melipat mukenah.

'Maaf Mih ,kak Niel Rain baru ngadain pengajian buat kalian'.batin gadis ini merasa bersalah.

Memang seharus nya gadis ini mengadakan haul pada saat tanggal tujuh belas kemarin ,namun karena ada halangan ia tidak mengadakan nya pada tepat waktu.

Ia menghembus kan nafas berat.

"Apa Papi akan datang? ,kayak nya nggak"gadis ini bertanya dan menjawab sendiri pertanyaan nya.

Rain memang meminta Keenan untuk datang ,tapi nyatanya Keenan tidak datang padahal ia berharap Keenan akan datang.

'Apa papi lupa akan mami dan Kak Niel'. Batin nya lirih.

Setelah melipat peralatan solat nya ,Rain beranjak dari tempat tidur nya dan melangkah meninggal kan kamar nya tapi sebelum itu ia mengambil buku Diary nya dan menuju lantai utama.

Ia melihat sahabat-sahabat nya ,dan para orang tua yang sedang ngobrol-ngobrol santai di selingi dengan tawa.

'Setidak nya masih banyak yang masih sayang sama Mom dan kak Niel'. Batin gadis ini lirih.

Rain melangkah kan kaki nya menuju pintu utama ,dan duduk di bangku teras rumah melihat langit yang sudah di naungi oleh sang raja kegelapan.

Hanya ada bulan yang menyinari kegelapan ,ia membuka buku Diary nya dan mulai fokus untuk mengisi lembaran baru dengan curahan hati nya.

Tangan gadis ini bergerak lincah ,menulis di lembar kosong itu.

Dear Diary.

Menunggu?. Satu hal yang sangat membosankan bagi mereka ,tapi tidak bagi ku karena di sini aku masi setia menunggu sang yang mulia.

Berharap ,ku rasa semua orang boleh berharap termaksud aku yang berharap yang mulia  datang.

Lucu bukan? ,padahal yang ku tahu bahwa yang mulia ku tak akan datang. Namun aku masih setia berteman pada Menunggu dan berharap..

Yang berujung dengan kekecewan ,selalu saja seperti itu!.

Ingin rasanya aku berteriak dan perotes! ,namun apalah daya ku aku hanya lah sang putri yang terbuang. Putri yang sudah tergantikan oleh putri yang lain dari sang permaisuri yang baru..

Sekarang mungkin aku bukan lah puri yang di harapkan lagi ,tak berarti bagi yang mulia ku.. jika memang seperti itu tidak papah..

Tapi ku mohon.. ,jangan lupakan Ratu ku dan juga pangeran ku!.

Tidak ingat kah kau wahai yang mulia!? ,mereka pernah menjadi bagian dari kisah hidup mu.

Ratu ku pernah menyelamatkan mu dari lubang keterpurukan yang bernama 'kecewa'.

Ratu ku yang membuat mu bahagia ,dengan seluruh cinta yang tulus hanya untuk mu!.

Paris love story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang