Chapter 47

1.5K 86 21
                                    

"Izinkan aku menjadi tempat mu bersandar ,seperti aku mengizinkan mu menjadi tempat ku bersandar"-Alviero Javier Alanzo.

                       ***

Rain termenung memikirkan kejadian beberapa jam lalu ,setelah ia sadar dari pingsan nya Rain tidak ingin di ganggu oleh siapa pun.

Kejadian beberapa jam lalu....

"ada apa papi dateng ke sini?"Tanya Rain duduk di seberang sofa yang Keenan,Ceri,Renata dan Raja duduki bersama Alana.

"Tujuan papi kemari ,untuk membicarakan hal serius sama kamu Rain.."ujar Keenan.

"Mau bicara apa pih?".

"Kamu ingat kan Mansion kita yang ada di Paris ,dan yang dulu kita tempatin bersama Almarhumah mami kamu dan Almarhum Daniel?"ujar Keenan basa-basi.

Rain merasa tak enak karena Keenan membicarakan hal itu.

"I..iya"

"Papi berencana ingin menjual nya ,namun papi meminta persetujuan dan tanda tangan kamu karena Mansion itu atas nama kamu dan juga Daniel karena Daniel sudah tidak ada kamu yang mewakilkan"tutur Keenan.

Degg!.

Keenan ingin menjual Mansion itu ,tidak Rain tidak akan menyetujui hal itu.

"Maaf papi ,tapi Rain nggak akan menjual Mansion's itu.."tolak Rain cepat.

"Loh Rain ,nggak bisa gutu dong"cetus Renata."kan Mansion itu nggak ada yang nempatin!".

"Seharusnya lu yang gak usah perotes ,Mansion itu hak Rain dan lu gak ada hak"tukas Alana santai sambil membaca majalah yang ada di atas meja.

"Rain papi mohon ,kamu setuju ya untuk menjual Mansion-Mansion itu. Lagi pula kan kita tidak lagi menempati Mansion's itu".

"Maaf pih ,keputusan Rain sudah bulat..".

"Apa alasan nya lu nggak mau jual Mansion's itu?"Raja angkat bicara.

"Yaaa.., aku emang nggak mau jual itu".

"Apa karena Steffanie?"Tanya Ceri.

"Salah satu nya itu".

"Rain.. mami mu itu udah mati ,dan gak sepantasnya orang yang sudah mati itu terus di ingat"kata Ceri.

Sakit.

Hati Rain sakit mendengarnya mata nya memanas karena mendengar perkataan itu ,sementara Alana yang geram langsung menampar Ceri dan memandang wanita itu dengan kilat amarah.

Hati Rain kembali berdenyut sakit ketika mengingat kejadian itu ,ia mengambil buku Diary nya di atas nakas yang terletak di samping kasur Queen seiz nya dan menulis di sana.

Dear Diary.

Hati ku senag di saat yang mulia mengunjungi ku ,tentu saja putri mana yang tak senag di kunjungi oleh ayah nya...

Namun kesenangan ku hanya sesaat ,rupanya yang mulia datang hanya untuk membicarakan hal yang membuat hatiku berdenyut sakit.

Yang melia meminta aku untuk menyerahkan istana kami untuk di jual ,tak ingatkah dulu bahwa di istana itu yang mulia pernah bahagia bersama dengan sang Ratu dan kedua anak nya?.

Dan mengapa yang mulia ,hanya diam ketika sang permaisuri baru nya mengatakan hal buruk tentang sang Ratu?.

Apa mungkin cinta yang mulia lebih besar untuk permaisuri baru nya?.

Paris love story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang