~ sembilan ~

606 48 0
                                    

Tbh, aku pas buat bagian ini lagi dengerin lagunya Landon Pigg - falling in love in coffee shop. Bisa dibilang inspirasinya dari lagu ini. Karena disini kedua Dean bertemu untuk kedua kalinya dan....
Dan silakan nikmati bagian ke sembilan ini...

--------------------

Setelah melihat jurnal final, Deanita sudah jelas diterima di SMA swasta pilihan kakaknya itu. Mengurus administrasi dan mendapat seragam. Dan minggu pertama menjadi siswa baru, seluruh kelas X diwajibkan mengikuti MOS yang diselenggarakan oleh organisasi siswa. Pengenalan lingkungan sekolah, beeinteraksi dengan senior dan guru, beberapa kegiatan outdoor serta demonstrasi kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah.

Dikegiatan itu, Deanita masih disibukkan dengan mencari sosok yang berparfum sama dengan cowok misteriusnya. Setiap dia ngobrol dengan siswa cowok, Deanita selalu mencoba mengenali aroma lawan bicaranya itu. Tapi dia belum menemukannya.

"Yah, gue juga aneh-aneh, aja, masa iya semua siswa baru yang cowok harus gue anakin ngobrol semua." Katanya sambil bersandar dibawah pohon beringin besar di samping lapangan. Memang saat itu acara MOS sedang istirahat.

"Kenapa Dean? Lemes gitu?" Sapa Marcella, kenalan Deanita pertama kali dan menjadi teman sekelompoknya, membawakan minuman botol untuk Deanita. "Nih, gue beliin buat lo."

"Thanks Cell. Dikit, capek gue minta tanda tangan senior, tau ndiri, kan, lo tadi? Kita dikerjain dulu cuma buat tanda tangan." Keluh Deanita sambil meneguk air pemberian Marcella.

"Tapi gue berterima kasih sama lo, Dean. Berkat lo sama si Cina ini, kita jadi ikutan dapet tanda tangan banyak dari senior." Hanbi yang datang bersama Kana dan Ruby membawa camilan ikutan nimbrung.

"Secara lo sama Marcella itu favorite kakak kelas. Wajah kalian berdua itu udah kaya wajah artis top, papan atas, sekali kerlingan langsung klepek-klepek para senior itu!" Kata Ruby yang mendramatisir.

"Dibandingin lo, ya, By? Wajah lo kaya papan cucian, haha!" Timpuk Kana yang membuat semuanya tertawa sementara Ruby mendadak manyun dengan perkataan Kana.

"Emang, ya, lo, Na!? Ga pernah bikin gue seneng!. Nyakitin mulu! Nyakitin mulu! Sebel gue lama-lama sama lo!" Protes Ruby ngambek atas lelucon Kana. Tapi semua tahu itu hanya candaan dan mereka semua tetap tertawa dengan tingkah Ruby yang manja.

"Tapi kaliam tenang aja, kita ga manfaatin kalian, kok, buat dapet tanda tangan dari senior maupun biar ikutan famous, kita bertiga murni, pengen temenan sama kalian." Ucap Hanbi kepada Deanita dan Marcella dengan tatapan tulus.

"Gue tahu, kok, Han." Kata Deanita sambil tersenyum kepada Hanbi. Deanita yang selama ini tidak pernah punya teman yang tulus dan selalu dikerjain sama siswa lain selama SMP, dia tahu mana yang beneran tulus atau tidak.

"Perjuangan minta tanda tangan cuma sampai hari ini aja, mau lanjut lagi, gak? Mumpung istirahatnya panjang, gue denger OSIS sebagian besar lagi rapat sama pembina mereka." Kata Mercella dengan penuh semangat.

"Darimana lo tahu?" Tanya Kana curiga.

"Tetangga gue ada yang jadi OSIS, jd gue tahu deadline apa ana tentang kegiatan ini." Jawab Marcella dengan senyum bangganya. "Tapi gue jarang liat dia seliweran di kegiatan, sih."

My Dean (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang