~ sebelas ~

638 40 2
                                    

🎧 Kimi Iro Signal by Luna Haruna
Lagu itu yang mengantarkan saya menyelesaikan bagian sebelas ini.

Selamat membaca ❤️❤️❤️

----------

"Nah, dek, ini dia hero kita." Kata Dhika mengenalkan sang pahlawan kepada Deanita yang sedang menyiapkan alat makan.

"Ya?" Deanita berbalik. "What!?" Deanita kaget melihat siapa hero kakak dan ayahnya.

"Halo Dean." Sapa cowok itu tersenyum lebar menyapa Deanita. Dialah Deandra Rudi Atma. Dan Deanita masih shoock.

"Dia juga, kan, yang nolongin kamu sembunyi dari Adriana?" Lanjut Dhika yang masih merangkul bahu Deandra. "Kamu nyariin dia selama ini, kan?" Kata Dhika sambil tersenyum menggoda kepada adiknya yang paling kecil. "Duduk, dek, kita makan siang bareng, Dean paling pinter masak." Suruh Dhika yang menuntun Deandra duduk di kursi sebelahnya.

"Mm.. i-iya," Deanita mendadak canggung dan salah tingkah. Deanita langsung duduk di sebelah Wira.

"Sebenarnya kami satu sekolahan, Kak." Jelas Deandra kepada Dhika. Deandra relax banget.

"Pantes aja, dari kemarin senyam senyum sendiri!" Celetuk Dhani yang menyadari sikap Deanita sejak kemarin.

"Kamu tahu, nak, sejak pulang sekolah, anak gadis Ayah ini senyum-senyum sendiri. Kaya habis dapet hadiah ulang tahun." Tambah Wira sambil melirik menggoda Deanita.

"Ayah! Apaan, sih!" Protes Deanita sambil mencubit lengan Wira. Tak lupa bibir manyunnya masih terpasang. Saat melirik ke arah Deandra yang tersenyum memandangnya, Deanita langsung salah tingkah.

"Sudah berterima kasih kepada, Deandra? Sapu tangannya sudah kamu balikin?" Tanya Wira mengingatkan.

"I-itu, Dean sudah bilang makasih sama Deandra, dan sapu tangan itu..." Deanita tidak tahu harus bilang apa kepada Wira karena Deandra tidak mengambil sapu tangan itu saat Deanita menyerahkannya.

"Sapu tangan itu sudah tersimpan dengan baik di tangan yang tepat, Paman." Kata Deandra memotong perkataan Deanita yang belum selesai.

"Ehm, jangan panggil Paman, panggil saja Ayah. Kamu seumuran dengan Deanita, kan? Mulai sekarang sering-sering main kesini, rumah ini selalu terbuka untuk orang baik sepertimu." Kata Ayah kepada Deandra. Mendengar itu, Deanita sangat terkejut.

"Ayah!? Bahkan Marcella belum pernah Ayah tawari seperti itu!?" Protesnya.

"Emangnya Marcella udah kamu ajakin ke rumah?" Tanya Dhani dan Dhika secara barengan sambil menggoda adik bontot mereka.

"B-belum. Tapi, kan, Cella kerja part time kalo pulang sekolah, mana kenal baru seminggu, dia belum sempat Dean ajakin main ke rumah."

"Sudah sudah. Ayah sudah laper banget, ngejar rampok tadi bikin Ayah laper. Dean, biar Ayah ambilkan makanan untukmu." Kata Wira, dan Deanita dengan senang hati mengangkat piringnya kepada Wira. "Ayah mau ambilin makan untuk Deandra." Jelas Wira kepada Deanita. Seketika Deanita manyun karena ternyata bukan dirinya yang dimaksud Ayah gantengnya itu. Deandra hanya terkekeh, begitu juga Dhika dan Dhani.

Selesai makan siang bersama, Deanita langsung mencuci semua alat makan. Wira dan yang lain serang berada di teras rumah, ngobrol di luar. Dan Deandra membantu Deanita mencuci piring dan gelas yang baru saja digunakan tadi.

My Dean (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang