- delapanbelas -

440 40 0
                                    

Hope you enjoy it ❤️❤️

--------------------

"Kamu mau kemana?" Tanya Dhika yang melihat Deandra membereskan tas kecilnya dan mengambil jaketnya untuk pulang.

Namun Wira dan kedua anak laki-lakinya melarang karena sudah terlalu larut malam. Mereka semua tidur di depan TV dengan menggelar kasur lantai rangkap dua. Meski semua anggota keluarganya tidur di ruang tengah, Deanita yanf tidur dikamarnya tetap merasa tidak nyaman karena dirumahnya ada kekasihnya, Deandra.

Esok paginya, Deanita bangun lebih awal daripada yang lainnya. Deandra, Wira dan kedua kakaknya masih terlihat tertidur pulas. Deandra membuatkan kopi dan teh untuk para lelaki yang masih tertidur. Biasanya Deanita akan mengerjakan pekerjaan rumah di hari minggu dimulai dengan mengepel lantai. Namun karena ruang tengah masih dipakai tidur, Deanita memulai dengan membersihkan dapur dan mencuci pakaian.

Deanita sudah berusaha sepelan mungkin mengerjakan pekerjaannya agar tidak mengganggu tidur para lelaki itu. Namun Deandra yang mendengar Deanita sedang menyalakan mesin cuci, perlahan membuka mata. Ia langsung bangun ketika sadar dia tidak berada di kamarnya sendiri. Deandra melihat sekitarnya. Di samping kirinya ada Wira, ayah Deanita dan di sisi kanannya ada Dhika, kakak pertama Deanita. Kemudian Deandra melihat ke arah cahaya yaitu di dapur, tidak terlihat siapapun.

Deandra beranjak dari tempatnya berbaring setelah melipat selimutnya. Dia juga membenahi selimut Wira dan Dhika yang terlihat kedinginan. Deandra menuju dapur tidak menemukan siapapun, namun saat ia masuk kamar mandi dia dikagetkan oleh teriakan Deanita yang kaget dengan kehadiran Deandra di depannya.

"Woaa!!" Deanita menjerit karena kaget dan reflek menyemprot Deandra dengan air dari selang shower di tangannya. Saat itu Deanita sedang membersihkan kamar mandi. "Dean!? Lo ngapain, sih!? Ketuk pintu kek kalo mau masuk!! Bikin kaget tau gak!" Deanita ngomel-ngomel sambil nematikan krannya. "Basah semua, kan, baju lo!?"

"Ada apa!?" Tanya Wira dan Dhika yang menghampiri keduanya dengab panik, disusul Dhani yang berjalan dengan gontai.

"Dean? Habis ngapain? Basah semua gitu?" Tanya Wira kepada Deandra. "Kalian gapapa, kan?"

"Deandra, nih, masuk kamar mandi tanpa ketuk pintu. Dean jadi kaget, kan!?" Deanita masih ngedumel tanpa merasa bersalah atas basahnya baju Deandra.

"Kalian ga niat mandi bareng sekalian?" Tanya Dhani yang duduk di kursi meja makan sambil menyeduh kopinya.

"Engga, lah, Kak!" Jawab Deandra cepat menjawab celetukan Dhani. "Mana gue tau kalo lo di dalem? Lagian, kamar mandi ga dikunci, ya, gue kira ga ada orang, kan, Dean?" Deandra berusaha memberi penjelasan kepada Deanita yang masih manyun di depan kamar mandi.

Wira dan Dhika hanya tertawa sambil geleng-geleng. "Lo mandi sekalian aja, Dean, gue ambilin baju gue buat lo." Kata Dhika yang kemudian menuju kamarnya mengambilkan baju buat Deandra. Sementara Wira menyusul Dhani yang sedang menyeduh kopi.

"Sini, lepas baju lo." Kata Deanita sambil menyerahkan handuk untuk Deandra. "Lo mandi sekalian, gih."

"Buat apa!?" Deandra kaget

"Ya gue cuci, lah, apa lagi!? Apa lo bakal bawa pulang baju basah!? Lo mikirnya aneh-aneh, sih!" Deanita makin manyun. Deandra menuruti perkataan Deanita, langsung melepas kaos hitam panjangnya dan menyerahkannya kepada Deanita.

"What the hell!?" Teriak Dhani melihat kearah Deandra yang telanjang dada. "Keren banget tatto lo!? Whoaa." Dhani mendekati Deandra.

Deandra kaget. Dia lupa kalau dia tidak berada di rumahnya sendiri dan tidak hanya bersama Deanita yang sudah mengetahui tentang tatonya. "Hehe, ini.. " Deandra merasa tidak enak kepada Wira, ayah Deanita.

My Dean (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang