- duapuluhdelapan -

392 26 4
                                    

Akhirnya~~~~
Selamat membaca yak 😉
Banyak typo dan maafken atas ketypoan ituh~~🤣🤣🤣
Happy reading~~~

------------------------------------------------------------

"Ngomongin Yuvi, lo ngerasa ga, sih, dia aneh akhir-akhir ini?" Adriana menjatuhkan badannya ke kasur empuk milik cewek keturunan Thailand itu.

"Aneh gimana maksud lo?" Davika menyusul Adriana.

"Dia keya ngindari gue gitu. Angel sama Meri juga."

"Sejak kapan lo mulai merhatiin orang lain?" Tanya Davika mendelik meski sedikit tersenyum.

"Biar judes semau gue gini, gue care kali sama temen-temen gue." Adriana seolah tau maksud kata-kata Davika.

"Iya deh iya, sorry. But lo ngerasa sejak kapan? Gue ga gitu sering sama mereka, sih, jadi ga gitu ngrasa."

"Ya semenjak dia balikin mobil gue waktu itu."

"Kapan mobil lo dipinjem sama Yuvi? Gue malah ga tau."

"Masa lo ga tau? Bukannya lo ikutan sama dia?"

"Ikutan kemana princess-kuh?? Seumur-umur gue tuh ga pernah mau pegi-pegi kalo ga ada lo." Davika menekan perkataannya.

"Yakin lo ga ikutan?" Adriana melihat ke arah Davika sambil berbaring. Davika menggeleng dengan pasti. "Sehabis minggu kuis bulan kemarin kita libur 2 hari, kan? Nah disitu dia minjem mobil buat hangout sama yang lain. Soalnya gue jelas ga bisa ikut karena emang uda dijadwal buat jengukin oma. Masa lo ga ikut!?" Kali ini Adriana bangun dari kasur empuk milik Davika.

"Sumpah Ad, gue ga pernah ikut jalan sama Yuvi. Jangankan ikut, gue aja ga tau kalo emang mereka hangout waktu itu. Lo tau ndiri, kan, gue kalo liburan isinya cuma ballet ato cuma dirumah kalo ga sama lo."

Adriana manggut-manggut dengan penjelasan Davika. Adriana tau, Davika tidak berbohong terlihat dari sorot matanya. "Emang, sih, waktu itu Yubi balikin mobil sebelum gue balik dari rumah oma. Gue liat bumper depan penyok dikit, tapi gue ga masalah. Apa dia ngindari gue takut gue ngomel ya?"

"What!? Bumper depan mobil lo penyok!? Lexus merah lo!?" Davika terkejut dengan fakta yang dia dengar. Adriana mengangguk mengiyakan. "Tapi, ya, Ad. Lo bukan tipe mempermasalahkan masalah kaya gitu. Masa iya mereka ngehindar gara-gara itu?"

"Makanya itu, gue tuh mikir aja, kenapa mereka ngindari gue. Apa gue kurang royal sama mereka? Apa mereka mau insaf juga keya lo?"

"Insaf? Insaf dari mana, kalo dia selalu nge-bully siapapun yang deket sama Putra?" Davika sangsi dengan asumsi Adriana tersebut.

"What!?"

-----------------------------------------------------------------

Pagi itu, Marcella berangkat sekolah bersama Sony. Mereka terlihat ngobrol banyak. Memang akhir-akhir ini Sony terlalu sibuk dengan acara yang tidak pernah Marcella ketahui. Setahu Marcella hanya sebatas kelas XII sudah disibukkan dengan urusan kelas tambahan.

"Kak, kapan terakhir kakak jemput Cella pulang part time?" Tanya Marcella.

"Kapan, ya? Berasa lama banget ga jemput kamu. Acara keluarga dan acara Papa yang ngebosenin itu ga pernah berhenti." Sony mengingat-ingat kapan terakhir dia menjemput cewek keturunan tionghoa itu. "Maaf ya, gue bukan pacar yang baik buat lo." Sony berhenti dan menahan tangan Marcella agar berhenti kemudian Sony berdiri di depan Marcella. "Cell, gue sayang sama lo. Tapi kalo lo ga bisa sama perubahan gue, lo boleh move on. Gue serius."

My Dean (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang