- empatbelas -

489 37 0
                                    

Update lagi nih,.
Semoga suka ya..
Sory updatenya ga pasti.. sesuai mood soalnya...
Thanks sudah ikuti My Dean sampai part ini

------------------

"Kak, Kakak ga papa jemput Cella tiap malem gini?" Tanya Marcella kepada Sony yang baru saja menjemputnya dengan sepeda kayuhnya.

"Kalo emang ada apa-apa ga mungkin jemput tiap malem, kan?" Jawab Sony yang terus mengayuh sepedanya.

"Tante tau kalo kakak keluar malem pasti jemput Cella?"

"Harusnya, sih, tau, kenapa baru tanya sekarang?"

"Gapapa, sih, ga enak aja sama Tante Mira." Kata Cella sambil meremas pegangannya pada baju Sony.

"Mama ga masalah, kok." Sony memegang tangan Marcella sambil mengelus-elus punggung tangannya. "Kamu tenang aja." Lanjut Sony. Namun di hati Marcella ada banyak hal yang mengganjal.

Setelah menjemput Marcella dan diantar sampai depan rumah, Sony tidak mampir dan langsung pulang. Secara mereka hanya bersebelahan rumah. Sony membuka pintu dan sudah disambut oleh Sonia dan Nicolas, orang tua Sony.

"Marcella sudah pulang?" Tanya Nicolas.

"Sudah, Pa." Jawab Sony datar.

"Sayang, malam minggu nanti kita akan makan malam bareng keluarga temen papa mu. Pastikan jangan ada jadwal kemana-mana, ya?"

"Temen Papa yang mana?"

"Om Yuga, yang punya bisnis property itu." Jawab Sonia dengan nada senang. "Dia relasi Papa, sering minta bantuan papa buat bikin bangunan rumah."

"Oh, okey" Sony mengangguk-angguk. "Sony ke kamar dulu, ya, selamat malam Ma, Pa." Sony langsung menuju kamarnya.

Nicolas melihat Sony yang berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. "Sayang, apa kamu yakin Sony tidak ada hubungan apa-apa sama Cella?"

"Papa, Mama sudah berkali-kali menanyakannya kepada Sony dan dia bilang hanya menganggap Cella sebagai adik. Selain itu, keluarga kita, kan, sudah dimintai tolong Mas Ferry sebelum beliau meninggal untuk menjaga Cella dan Ibunya. Sudah sepantasnya Sony melakukan hal sesuai wasiat yang dia terima." Sonia duduk disamping suaminya dan memindah-mindah channel TV.

"Lagipula ini satu-satunya cara kita berterima kasih kepada Mas Ferry. Sejak dia mulai sakit-sakitan, dia menyerahkan semua langganannya kepada Papa. Dengan kata lain, Mas Ferry sudah banyak membantu Papa yang mulai jadi kontraktor." Lanjut Sonia.

"Mama benar. Sangat disayangkan Mas Ferry harus meninggal. Untung saja istrinya dan anaknya bukan orang yang sulit dan bergengsi tinggi, mereka bisa bangkit meski tidak ada laki-laki dirumah mereka."

---------

"Nak, sudah selesai mandi?" Tanya Janetta, Ibu Marcella, ketika melihat Marcella keluar dari kamar mandi.

"Udah, Bu, apa ibu keganggu suara mandi Cella?"

"Tidak, Nak, sini duduk sebentar. Ibu ingin menanyakan sesuatu denganmu." Pinta Janetta yang sudah duduk di salah satu kursi di meja makan.

"Ada apa?" Tanya Marcella yang kemudian duduk di depan Janetta.

"Nak, apa kamu menyukai Sony?"

Pertanyaan Janetta membuat Marcella kaget. Selama ini dia berusaha menyembunyikannya. "K-Kenapa Ibu tiba-tiba menanyakan itu?"

My Dean (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang