- duapuluhsembilan -

369 22 4
                                    

Nofxx is back...
Semoga suka bagian ini yaa

-------------------------------------------

"Paman Danu?" Putra sedikit terkejut melihat laki-laki yang berjalan mendekatinya itu.

"Putra." Wira menghampiri anak kedua Mahesa, kakak keduanya dan memeluk pemuda yang seumuran dengan anaknya itu. "Kamu sudah besar." Memang baru kali ini Putra berhadapan langsung dengan Wira.

Deanita sedikit bingung dengan pemandangan didepannya. Kemudian Deandra menyilakan duduk Putra di sebelah Dhani. Deandra tidak akan membiarkan Putra duduk disebelah Deanita.

"Jadi lo mau ngomong apa sama gue!?" Tanya Deanita memecahkan keheningan suasana dan karena sudah merasa kesal dengan semua laki-laki disekelilingnya itu.

"Dean, aku mau minta tolong sama kamu."

"Tolong sama gue?" Deanita semakin bingung sama orang - orang ganteng disekitarnya itu. "Apaan, sih, ni sbenernya?"

Kemudian Putra menjelaskan tentang siapa sebenarnya Deanita. Meski Deanita sangat terkejut, tetapi Deandra berhasil menenangkan Deanita. Wira, Dhika dan Dhani juga menjelaskan semua masalah yang terjadi di keluarga Dharmayudha.

"Jadi, gue ni adik sepupu lo? Trus demi dapet aliran dana dari Opa Juna, gue harus tanda tangan penyerahan dana itu dan lo harus nikah sama cucu angkat kakek? Ayah sebenarnya diusir dari rumah karena ga mau dijodohin. Dan kalo lo ga mau dijodohin maka nasib lo bakal keya ayah gue?". Semuanya mengangguk dengan gerudukan pertanyaan konfirmasi dari Deanita. Deanita menghela nafas berat. "Ribet amat jadi orang kaya!?"

"Masalah yang lebih penting adalah nyawa kamu. Kamu ga pernah tahu bagaimana Paman Dian dan keluarganya. Kamu jadi satu-satunya cucu yang dapat seluruh harta kekayaan Nenek ditambah aset milik Kakek yang sama bagiannya dengan Paman Danu, ayah kamu. Tapi emang itu udah dibuat kesepakatan sejak awal ketika Nenek masih hidup." Jelas Putra. "Kamu orang special yang pengen disingkirkan sama keluarga Paman Dian."

"Lo sendiri ga ngiri sama gue?" Tanya Deanita mendelik.

"Aku ga pengen harta itu. Rencana aku pengen ngembangin Panti milik almarhumah Mama. Kakak juga uda jadi mantu pemilik resto dan mall besar di Swiss, jadi harta yang disini ga ada apa-apanya buat kakakku."

"Yakin banget lo ngomong keya gitu? Trus gue apa kabar setelah tanda tangan? Mending gue ga muncul sekalian dari kalian semua. Daripada mati dipinggir jalan ato disekap trus dibuang."

"Itu sebabnya kami selalu berusaha agar kamu tidak tanya tentang siapa Ayah sebenarnya dan bagaimana keluarga Ayah." Jelas Wira dengan lembut memegang tangan anak perempuan satu-satunya itu.

"Itu juga kenapa lo ga pernah diijinin kemanapun sendirian. Selalu kami jemput entah dimanapun lo berada saat itu." Tambah Dhani.

"Tapi memang seharusnya lo tahu, dek. Untuk itu Deandra mengizinkan Putra menemui lo, dan mengajak kami untuk menjelaskan semuanya." Kata Dhika lagi seolah segala sesuatu harus ada izin dari Deandra.

Deanita kaget mendengar perkataan Dhika dan langsung melihat ke arah Deandra meminta penjelasan.

"Sejak awal kita jadian dan sering main ke rumah lo, Kak Dhika dan Kak Dhani langsung cerita ke gue semuanya dan minta gue biar ga ninggalin lo kemana-mana sendirian."

Sementara Adriana yang duduk dimeja sebelah terkejut dengan apa yang dia dengar. Dia sangat tidak menyangka. Anak OB yang sering dia bully semasa SMP adalah orang yang bahkan lebih tinggi statusnya daripada dirinya.

My Dean (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang