Banyak typo. Edit belakangan aja yak...
Selamat membaca------------------------------------------------------
Saat itu kelas Deanita dan kelas Kana sedang praktek olah raga. Praktek kelaa olahraga di sekolahan mereka memang menggabungkan dua kelas sekaligus.
"Dean, lo ga ikut praktek?" Tanya Kana menghampiri Deanita yang duduk di bawah pohon pinggir lapangan.
"Uda tadi, gue yang paling awal," jawab Deaniya yang terlihat moody.
"Lo kenapa, Dean?" Tanya Kana yang kemudian duduk disamping Deanita.
"Sebel gue sama, Dean. Kalo dipikir, ya, kenapa hampir setengah tahun ini dia ga pernah ngajakin gue ke rumah dia, ga perlu rumah mamanya, cukup rumah kontrakan dia? Trus kenapa kakak gue kaya ngelarang gitu kalo gue pengen ke rumah Dean. Mama Lyra juga sering ngajakin ketemuan di luar kalo kangen sama gue."
"Mama Lyra?" Kana emang ga tau siapa Mama Lyra yang Deanita maksud.
"Dia mamanya Deandra, Na. Padahal semua orang biasa aja kalo Dean mau nginep di rumah gue sekalipun. Kan ga adil, Na, buat gue." Deanita nggedumel tanpa henti.
Kana menghela nafas sambil tersenyum menepuk pundak Deanita.
"Berarti mereka lagi memproteksi lo, Dean. Kalo orang tua dulu, sih, bilang kalo cewek itu pamali main ke rumah cowok. Mama gue sering bilang kek gitu."
"Iya, kah?" Deanita emang ga percaya sama mitos.
"Ga tau, deh, bener ato enggak. Tapi lo mending, daripada gue." Kini Kana yang berbaring diatas rumput bawah pohon itu. "Gue malah sama sekali ga bisa ngajak ato bahkan ngijinin cowok masuk rumah gue kalo ga ada Papa ato Kak Dana."
"Kenapa?" Deanita memincingkan wajahnya. " Oh, gue tau! Biar kalian ada yang ngawasin, kan, kayak gue."
"Ya gitu, deh. Tapi emang karena tubuh gue ini punya kelainan."
"Kelainan!?" Deanita terkejut mendengar pernyataan cewek berambut coklat gelap itu. "Sempurna gini kok kelainan? Kamu punya penyakit?"
Kana menggeleng atas pertanyaan Deanita sambil tersenyum kecut. "Entah ini kelainan bisa disebut penyakit ato engga. Lo pernah liat ga? kadang ada cowok yang ngeliat gue sambil gigit bibir ato jilat bibir? Kayak nafsu gitu."
Seketika Deanita mengingat dan mengangguk. "Kenapa emang?" Cewek Deandra itu penasaran dan memandang Kana dengan seksama. "Tapi ga semua, sih, cuma kebanyakan iya."
"Gue ini punya sex appeal yang tinggi banget. Setiap ada lawan jenis yang liat gue, pasti pada birahi. Dulu aja Kak Dana hampir merkosa gue, tapi dia langsung sadar trus mutusin buat punya kontrakan sendiri."
"Apa!? Segitunya?" Deanita kaget mendengar pernyataan Kana. "Tapi, kok Dean sama yang lain ga ngaruh apa-apa?" Deanita jadi mikir sambil memanyunkan bibirnya.
"Itu juga yang ga gue ngerti. Papa gue juga biasa aja sama gue, Deandra, Yuta, Arius juga ga gimana-gimana. Kak Zaki juga. Dan Kak Dana sekarang juga udah mulai tidur di rumah lagi. Cuma Kak Anton sama Kak Zaki ga ngerti, deh, gue."
"Tunggu, mereka ga ngaruh apa-apa sama lo, trus kakak lo akhir-akhir ini juga mulai pulang ke rumah. Ato jangan-jangan sex appeal lo ga ngaruh sama yang lagi jatuh cinta?" Deanita berasumsi.
"Bahasa lo, Dean." Kana tertawa dengan kalimat Deanita.
"Gue seriusan. Kalo ga gitu? Tuh tukang kebon yang uda punya cucu kenapa sering liat lo nafsu juga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dean (END)
Roman pour Adolescents++++++++++++++++++++++++++++++++++ Tentang Deanita dan Deandra. Kedua remaja tersebut memiliki kriteria sendiri dalam memilih teman. Deanita tidak begitu menyukai orang kaya. Deandra yang kaya raya ingin mencari teman yang tidak mementingkan materi...