Epilog

658 23 2
                                    

Pertemuan terjadi setelah sekian lama dinantikan. Meski terjadi kesalahan, mereka semua hidup sesuai keinginan mereka. Hidup bersama orang yang sangat dicintai dan disayangi.

Orang kaya tidak selalu angkuh dan memandang rendah orang yang jauh berada dibawah mereka. Bisa jadi mereka hanya ingin menemukan orang yang benar-benar tulus mendekatinya. Gaya hidup mewah memang bisa dicapai asal tidak memaksakan diri. Dan bukan berarti jika sudah mampu memiliki kemewahan harus memandang rendah orang lain. Karena sebelum memiliki semua kemewahan tersebut, semuanya dimulai dari nol.

Begitu juga Deanita dan Deandra. Hidup bersama sebagai suami istri sesuai keinginan mereka. Memang terlalu cepat karena keduanya tidak bisa menahan hawa nafsu. Deanita hamil dibulan berikutnya setelah kepulangannya dari Jerman. Tentu saja Deandra pelakunya.

Mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang secara keseluruhan mirip Deanita. Namun anak itu memiliki tatapan mata seperti Deandra, sang ayah. Reanata Rudiatma. Begitu Deanita dan Deandra memberikan nama.

Namun kebahagiaan Deanita dan Deandra tidak lama. Di usia pernikahan mereka ke 10 tahun, Deandra meninggal karena kanker otak yang dideritanya. Memang selama ini Deandra tahu tentang kesehatannya sendiri. Dia memikiki dokter pribadi yang bahkan keluarganya sendiri tidak tahu tentang penyakit yang selama ini diderita Deandra. Dan Deandra baru jujur di dua tahun terakhir sebelum dia meninggal.

Deanita berusaha tegar demi Reanata, anaknya. Dan hari terus berlalu membuat Deanita semakin menerima kenyataan bahwa suaminya telah tiada. Dia memiliki sahabat yang selalu ada dan selalu menghiburnya.

Marcella yang sudah bahagia bersama Yuta. Kana dan Dhani. Ruby dan Dana yang memiliki anak perempuan kembar. Hanbi dan Anton yang pasutri antik. Arius yang sudah tobat dari sikap playboynya. Dan Dhika yang baru saja menikah dengan Daisy, mantan tunangan Sony. Zaky sudah menjadi guru matematika di yayasan Ganesha milik Dana. Entah mau menikah atau engga. Dan Sony? Tidak ada yang tahu dimana dia.

------------------------

Disisi lain, sepasang mata terbuka perlahan. Dia melihat sekitar. Ruangan serba putih. Korden putih, cet tembok putih, selimut dan semuanya serba putih. Dia mencoba menggerakkan jemarinya perlahan.

"Ini dimana??" Katanya parau perlahan membangunkan seorang wanita setengah baya yang tertidur menunduk di bibir ranjang.

"Sony? Kamu sadar, Nak?" Wanita tua yang masih cantik itu terkejut dan langsung. "Biar mama panggilkan dokter."

Tak lama setelah wanita memencet tombol emergency, Team Dokter dan beberapa perawat datang memasuki ruangan. Mengecek segala kondisi fisik Sony dan teelihat respon baik dari sang pasien.

"Operasinya berhasil dan sangat memuaskan. Anak anda bisa melanjutkan kehidupannya dengan normal." Kata dokter.

"Sony, kamu bisa hidup sama mama papa lagi, Nak." Ucap wanita itu menangis. Menangis karena bahagia. Anaknya tidak tahu pasti apa yang terjadi. Dia koma terlalu lama.

Deandra yang invisible oleh siapapun, berdiri bersandar disamping jendela tersenyum memandang pasien yang tengah berbaring lesu di kasurnya. Pasien laki-laki yang umurnya tidak muda lagi itu memandang ke arah cahaya matahari pagi yang melewati jendela ruangan itu. Melihat keluar, mencoba mengingat segalanya.

"Selamat datang kembali, Kak Sony. Kutitipkan semuanya padamu." Kata Deandra sambil tersenyum ceria serta memegang dada kirinya.


------------------•••°°°°000ooo000°°°°•••------------------

Baca cerita aku yang lain juga ya...
✓First Love (End)
✓Love You, Just Like This Is Enough (End)
✓(For) My Dean (On Going)





My Dean (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang