Prolog

3.9K 236 22
                                    

Hari itu, SMK Wijaya Bangsa membuka lebar gerbang sekolah. Karena para murid baru sudah datang dengan ramai. Terlihat banyak sekali para wajah baru yang masih memakai seragam lama sekolah mereka. Tidak sedikit pula para Kakak kelas yang bertugas untuk menjaga jalannya MPLS turut hadir.

Hari pertama masuk sekolah memang seramai itu. Apalagi dua sekolah tetangga juga sama, hari pertama mereka masuk sekolah sama dengan SMK Wijaya Bangsa.

Bis trans berhenti di shelter dekat ketiga sekolah itu. Mengeluarkan banyak siswa. Sepertinya bis itu kelebihan muatan, karena dari tadi siswa yang keluar tidak kunjung selesai.

Termasuk laki-laki ini. Iya, salah satu siswa dari SMK Wijaya Bangsa. Bisa dilihat dari pakaiannya yang menunjukkan identitas sekolah nya. Sepertinya dia salah satu anggota OSIS yang bertugas hari ini.

Tapi, dilihat dari pakaiannya sepertinya dia tidak niat sekolah. Rambut awur-awuran, baju keluar tidak dimasukkan dan sepertinya mukanya belum dicuci atau jangan-jangan dia belum mandi.

Astaga, baru hari pertama sudah seperti ini. Jangan dicontoh ya teman-teman. Ah benar-benar tidak patut di contoh. Dia adalah Abraham Benn Charles. Siswa dari kelas 11 TKJ 2.

Benn, biasa dia dipanggil, memang tak niat sekolah, bahkan dia hanya membawa tas selempangan bukan ransel. Kenapa murid model beginian bisa jadi sekretaris OSIS ya?

Sudah ku bilang di awal, diluar classy tapi di dalam bobrok. Salah satu kebobrokannya ya ini dia, si Benn.

Benn memasuki sekolah dengan langkah kaki yang tidak bersemangat, dia sempat melirik kanan kiri seperti sedang mencari sesuatu. "Cih," desisnya pelan.

"Liburan gue terpotong hanya karena MPLS sialan," sambungnya dengan umpatan diakhir. Iya, Abraham Benn Charles tidak lepas dari pemuda yang penuh dengan umpatan. Jangan terpengaruh oleh namanya yang bagus, karena dia tidak sebagus itu.

Dibelakang Benn, terlihat pemuda dengan tinggi yang tidak wajar berlari mendekat kearahnya. Dia, Abib Fajar Haikal. Disekolah dia di panggil Abib, walau ngotot pengen dipanggil Haikal. Katanya biar keren.

"Yo Benn," sapanya seraya merangkul pundak temannya itu. "Hm," jawab Benn ogah-ogahan.

"Lah Benn, baru sampai lapangan belom sampai aula, udah lemes gini," celetuk Abib sambil memandangi Benn.

Benn diam beberapa saat sambil terus melangkah. "Gue bergadang tadi malem," jawabnya sambil melirik Abib sekilas. Abib diam sejenak, tak langsung menjawab.

Kemudian memandang Benn, "lo ada masalah lagi sama bokap?" Tanya nya dengan nada yang lebih rendah. Benn diam, menengadahkan kepalanya memandang langit. "Bib, gue pengen deh jadi langit."

Abib hanya diam dan memandangi langit mengikuti Benn. Dia tahu saat ini Benn hanya ingin didengarkan. "Gue pengen jadi langit karena dia adil, kalau belahan dunia lainnya dingin yang lain panas. Gitu terus, gantian. Kasih sayangnya kebagi rata. Warnanya juga cantik, enggak kayak bokap sama nyokap. Apa-apa kantor mulu, anaknya tuh gue apa kantor sih?" lanjutnya jadi misuh-misuh gak jelas.

Abib memandangi Benn dengan wajah prihatin. Karena, dia Benn. Benn yang dikenal banyak orang adalah Benn yang ramah, periang, dan buaya. Iya, Benn, Abib dan Bobby, geng buaya yang terkenal dari SMK Wijaya Bangsa, mulutnya sangat manis.

Tapi, Benn tidaklah seceria itu. Dia punya sisi gelapnya tersendiri. Dan Benn juga dikenal dengan sosok yang sangat menyukai langit, bahkan puisi dan lagu-lagu yang dibuatnya selalu berhubungan dengan langit. Iya, Benn adalah pencipta syair puisi dan lagu.

Beda lagi dengan Abib. Walau namanya sangat bersih tapi tidak sebersih tingkahnya. Rokok dan bolos, menjadi nama kedua dari Abib. Namun, dia sudah tobat. Tidak sering bolos pada waktu SMK ini, tapi kalau rokok ya masih.

Balik pada kegalauan Benn.

"Iya-iya lo tuh langit Benn, gue mataharinya," celetuk asal Abib dengan nada guyon. "Anjir, lo tuh yang ada hujan, Matahari hanya Lisa seorang," sanggah Benn cepat. Sedangkan Abib hanya mencibir saja, Benn ini bucin nya Lisa anak kelas 11 Akuntansi.








"BENYAMINN!!!!"







Suara teriakan dari seorang lelaki itu memanggil nama Benn. Iya, Benn kadang dipanggil Benyamin, Benjamin, Benjin, Benben, Bin, Binatang, Binti, terserah mereka, apapun itu Benn tetap datang.

"Tikus got dateng lagi," kata Benn bersiap untuk lari. Abib juga sudah ancang-ancang untuk lari.

"BENNN TUNGGU GUE!!"

"BODO AMAT BOB!!"

Setelah berteriak, Benn dan Abib pergi meninggalkan Bobby dilapangan.

"WOY ANJIR SINI LO BERDUA!!" teriak Bobby sambil mengejar menyusul Abib dan Benn. Ya, merekalah trio bangsat dari SMK Wijaya Bangsa.

Pemandangan ketiga pemuda tampan dengan postur tubuh  yang ideal sedang berlari mengejar satu sama lain itu, tidak luput dari sorotan mata para adik kelas. Ya memang pesona mereka sekuat itu. Dasar trio bangsat.






(…)


Hay ada yang kangen gue kah?????

Cek cek yok, btw gue uts sih, jadi jarang nongol.

SMK? BISA! [ S E L E S A I ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang