18, Perpustakaan

783 59 0
                                    

Hari itu perpustakaan ramai diisi oleh berbagai kalangan siswa. Tidak biasanya, karena ini masih jam istirahat dan kebetulan juga ini hari Jumat bebas. Biasanya yang bakal ramai itu, kantin, musholla — buat wifi-an di pelataran. Terus aula, studio musik, kafetaria, dan yang tekarahir taman belakang sekolah.

Kali ini bisa-bisanya perpustakaan ramai. Biasanya hanya beberapa siswa yang disana.

Sekarang, perpustakaan yang harusnya tenang dan damai jadi rusuh dan berisik. Bahkan Mas Aziz — penjaga perpus, tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Ini semua karena Windy mengajak anak OSIS untuk kumpulan disini. Membahas proker yang akan diadakan untuk bulan depan. Heran, Windy itu ya masih betah-betahnya dia dengan Bobby dan kawan-kawannya itu.

Bukannya rapat berjalan lancar, malah jadi ajang saling tampol.

Ya mau gimana lagi, awalnya sih lancar-lancar aja. Saat Windy tanya mau galang dana gimana lah si Bobby bilang jual baju aja sekalian kita jual makan di car free day besok.

Ya, sebenarnya gak salah sih. Celetukan Benn nih yang bikin hancur.

"Lah Ros, mantan lho kan besok minggu mau lomba di TLJ? Mantap ngawul baju sambil lihat mantan."

Rosi yang lagi datang bulan langsung turn on. Nyakara Benn, nampol Benn bahkan Yoyo dan Abib malah ikutan bantuin Rosi. Ga guna emang.

Jihan sendiri udah ngakak gila lihat Benn yang kesiksa.





"GAK USAH BAWA-BAWA JEFFRY BISA GAK LO HA? GUE TUH LAGI PORSES MOVE ON, DIAM BISA GAK YU HA?"

"AMPUN ROS AMPUN! Mati gue woy, mati ini. AAAA MAS AZIZ HELP ME!!"


Windy mengelus dadanya. Awalnya berniat melerai mereka, eh malah gak sengaja kena tamparan Benn. Yaudah dia ikutan nyerang Benn. Emang ketua sama anak buah sama aja. Bobby? Gak usah ditanya. Jadi backsong dia dibelakang mereka. Alias cheers dadakan.

Jihan juga ikutan nari gak jelas sama Bobby dibelakang.

"GO WINDY GO WINDY!"

"BENNYAMIN AWAS AJA LO KALAH!"

"BOBBY BANTUIN GUE! EH ANJU BENN TANGAN LO KAMPRET!" teriak Rosi kesetanan disana. Bobby yang mendengar teriakan Rosi sudah siap siaga. Ingin melepas mereka, tapi kejadian yang sama dengan Windy menimpa dirinya.

Setelah perkelahian sengit yang terjadi suasana rapat kembali seperti semula.

"Udah gak usah bawa-bawa mantan," kata Windy dengan menatap Rosi serta Benn dengan tajam.

Rosi mendecak, "Benn sih ah, lo ngapain juga bawa dia he kutil badaakk!"

"Gue aja teross!"

Mas Aziz yang berada tak jauh dari sana hanya bisa geleng-geleng kepala saja. "Ini mau rapat apa cover dance sih Win?" tanya nya menyindir.

"Bukan cover dance mas, tapi lihat eblek," sahut Bobby sambil terkekeh. Mas Aziz juga ketawa dengan lawakan garing Bobby itu.

Emang ada yang lucu?

Jaebi dan Jenny datang. "Win, gue udah bilang sama Pak Suryo."

Jaebi datang dan duduk, "nanti dulu Jen, duduk dulu."

Windy yang mendengar itu, "gimana Jen, kita bisa buat itu?"

Jenny dengan anggukan yang heboh menjawab nya dengan acungan kedua jempolnya. "Jaebi nih! Kalau masalah bujuk, langsung yes!"

Semua nya bersorak, "oke mulai bentuk panitia nya, gue sekarang mau Benn yang jadi ketua!" kata Windy dengan nada tegas.

Benn hanya menghela nafas tak banyak protes, yah setidaknya dirinya akan sibuk ketimbang dirumah ga guna.









(…)












A/n

Part ter-absurd yang pernah ada. Maap.

Ini kebiasaan gue kalau udh hampir seminggu ga ada nulis ya jadinya gini. But maap, tapi ini masih nyambung sama alurnya kok!

SMK? BISA! [ S E L E S A I ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang