32, Jumat Bebas

548 55 5
                                    

Gadis ini berjalan riang, pagi ini SMK Wijaya Bangsa sedang jumat bebas. Memang kegiatan jumat bebas ini diadakan sebulan sekali, untuk menunjang keaktifan dan kekreatifitas siswa karena semua kegiatan ekstrakurikuler sedang berlangsung.

Ya itu sih tujuan sekolah. Beda lagi sama tujuan murid.

Jumat bebas tandanya sekolah pulang lebih awal, tidak ada pelajaran, bebas ke kantin setiap jam. Tidur sepuasnya.

Sama seperti gadis ini, Varellita.

Teman nya dari kelas keperawatan yang lain sedang sosialisasi 3R di UKS, tapi dia?

Ngeluyur cari makan.

Varellita memandang seluruh sekolah, banyak dari anak-anak yang sedang berlatih di lapangan. Seperti futsal, basket, voli, dan paskriba.

"Mayan nih sekalian lihat cogan," ucapnya saat melewati lapangan futsal. Gadis ini berjalan di tepi lapangan sembari melihat-lihat siswa-siswi yang berlalu lalang.

Ada beberapa yang menyapanya. Varellita ini termasuk adik kelas famous. Itu karena tinggi nya yang nyeleneh untuk ukuran cewe.

Kalau ada yang bilang,

"Lo kenal Varellita?"

"Oh cewe yang kek tiang itu?"

Sudah pasti itu gosip-gosip tentang dirinya. Dari angkatan sampai kakak kelas sudah mengenal dirinya. Terlebih dia dekat dengan Rosi, pengurus OSIS yang sangat friendly itu.

Varel berjalan tidak lihat kanan kiri, sampai ada suara teriakan yang membuat dirinya terkejut.



"WOY AWAS ITU BOLANYA!!!"

BRUK!

"ADOOOHHH!"

Gadis ini terjatuh, lebih parah nya, yang mendarat dulu itu mukanya. Dengan bibir  melengkung ke bawah dia bangkit, mengusap bagian batang hidung serta dengkul nya yang terluka.

"Tsk, aduhh sakit," rengeknya kesakitan. Lutut Varel terluka. Tidak parah hanya lecet-lecet kecil. Dan Varel paling benci itu.

"Lo gak papa kan?"

Varel mendongak, dia laki-laki tinggi dengan seragam futsal di lapangan tadi. Wajah nya di banjiri keringat, tapi tatapan matanya tetap tajam. Pipinya sedikit berisi, tapi batang hidung nya itu tegas.

"Woy!" Varel sedikit terhentak. Dia mengerjap linglung. "Heh lo tuh budek apa bisu?"

"Wah kurang ajar nih cowo, mentang-mentang cogan!"

"Lo ini katarak apa ga punya mata?" balas Varel lebih sarkas. Lelaki di hadapan nya ini membelalak kaget. "Nih, gue udah jatoh gara-gara bola lo! Sekarang lutut gue luka! Gitu masih di tanya!" Lanjut Varel jadi ngegas.

Pemuda ini tersentak, tadi cewe dihadapan nya diem aja kok sekarang jadi ngegas?

"Sori, temen gue ga bermaksud, apanya yang luka?" kata cowo tadi jadi melunak. Varel mendengus mendengar nada bicara cowo ini yang berubah menjadi lembut.

Kan, kalau dia baper gimana?

"Lutut gue lecet," jawab Varel datar. Dia memperlihatkan lutut nya yang lecet pada cowo dihadapan nya.

Laki-laki ini melihat luka itu, "ayo ke UKS gue anter, bisa infeksi nanti," katanya. Varel menggelengkan kepala, "ga gue ga mau."

"Terus mau lo apa? Yaudah ayo ke kantin kompres es batu."

Mendengar kata kantin, ada kilatan bahagia di wajah Varel. "Oke! Lo jajanin gue geprek sekalian!"

"Anjir, kok malah lo malak?"

"Ayo lah gue laper nih, belom sarapan, terus tadi kena bola lagi," ucapnya memelas. Mau tidak mau laki-laki di depan nya ini mengangguk.

"Nah gitu dong!" ucap Varel jadi riang. "Gue Varellita," ucapnya memeperkenalkan diri.

Laki-laki ini mengangkat sebelah alisnya, "Ridho Syafiq, lo bisa manggil gue Ridho."

"Oke, Idho!"

Ridho menghela nafas, merasa menyesal tadi menghampiri perempuan absurd setengah gila ini tadi. Harus nya dia biarin aja.


Sementara itu, Chisbiya sedang berada di UKS kesusahan, "kampret ini Varel kemana sihhh?"

Dia sedang membersihkan UKS. Sebagai anak keperawatan dan anggota PMR sudah seharusnya membersihkan UKS setiap hari jumat. Apalagi tadi habis di pakai sosialisasi 3R. Dan seharusnya dia membersihkan UKS bareng Varel.

Tapi sekarang?

"Awas aja lo Varel!" Kata Chisbiya entah pada siapa. Yang ada sekarang dia sedang kesal. Berishin UKS sendirian itu bikin capek. Kak Jennie juga lagi pergi kunjungan juga.






"He keju lebah."

Chisbiya mengumpat tanpa suara. Ini kenapa lagi??? Tidak bisakah dia berishin UKS dengan tenang?

Tanpa menoleh juga Chisbiya tau siapa yang ada di balik badannya. "Lo sekarang jadi babu UKS ya?"

Chisbiya menahan nafas kesal. "Sabar Bi, sabar, ga usah di ladenin."

"Gue mau obat."

Tepat saat mendengar itu tubuh Chisbiya menegang, dia berbalik. "Lo mau ngobat?"

Leo mendecak samar, "kenapa lo sama kayak mereka? Gue minta obat bukan mau ngobat!"

Leo berjalan mendekat, tatapan nya lurus menghampiri perempuan di depan nya. "Denger ya, gue kesini minta obat buat temen gue, betadine, kapas sama plaster," ucapnya tegas tidak mau di bantah.

Chisbiya kaku sejenak, belum pernah dia lihat Leo jadi garang seperti tadi.

Gadis ini berjalan menuju lemari obat. Mengambil apa yang disebutkan Leo.

"Nih," katanya sambil mengulurkan tangan berisi obat-obatan. "Kalau parah suruh sini aja, gue lagi piket disini."

Leo melirik gadis ini, "enggak, entar dia malah suka sama lo."

"Lah terus? Orang dia luka!"

"Ga boleh ya, yang boleh suka sama lo cuma gue," kata Leo tepat menatap mata Chisbiya saat Chisbiya juga menatapnya.

Indra mereka sempat beradu, Leo tersenyum tipis.

Membuat Chisbiya seperti tersengat listrik. Sejak kapan Leo ada dekik nya? "Makasih keju lebah."

Tanpa menunggu jawaban, Leo sudah keluar. Meninggalkan Chisbiya yang mematung di tempat. "Sama-sama."

Di sisi lain...

"Kak Antares ganteng banget buset."

"Duh Fath, diem dulu."

"Cit, sumpah nih lihat dia baru update snap Instagram!"

"Iya iya bawel, ini lo mau lihat apa enggak?"

"Oke oke," Fathiah kembali memandang laptop. Dia sekarang sedang di gedung lama, menonton drama yang baru saja mereka download. Citra dan Fathiah sama-sama pecinta Korea.

"Kok bisa ya, Bong Soon punya kekuatan super?"

"Mana gue tau elah, mending lihat dulu aja," ucap Citra merasa terganggu. "Busettt Park Hyung Sik ganteng banget!"

"Kalian ngapain disini?"

"Kak Rendi?"

A/n

Gw udah buat spin-off nya, dan setiap chapter udah gue kasih Hint!

SMK? BISA! [ S E L E S A I ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang