Gadis itu melangkah ceria memasuki sekolah nya. Bagaimana tidak, sekolah yang sudah di impikannya waktu SMP, sekarang akhirnya dia berada juga di sekolah itu. Sekolah ini sangat indah, halamannya luas dan banyak pepohonan nya. Tidak gersang. Perpaduan warna hitam, putih dan abu-abu menambah kesan elegan dari luar.
Dia, Fathiah. Perempuan dengan sikap 4D yang selalu percaya diri dan riang. Fathiah mempunyai garis wajah yang tegas dan mata yang sipit, jadi seringkali orang yang baru bertemu dengannya, menganggap dia adalah orang songong, jutek, judes, sombong dan arogan. Padahal aslinya berisik, heboh, heboh, pencialaan, pencicilian, cewawakan dan 4D.
Halaman dan lapangan nya aja begitu luas. "Ini sekolah isinya lapangan sama halaman aja ya? Mana kelasnya, masa cuma gedung kepala sekolah doang," gerutu nya sambil terus berjalan.
"Hooo astogeeehhh, kelasnya dibelakang, jauh bangettt eelllaahhh," keluhnya karena melihat gedung-gedung kelas di tempat kan dibelakang, bukan didepan.
"Suka-suka arsiteknya dong mbak," seseorang menjawab perkataan Fathiah. Tapi saat dia menengok kebelakang tidak ada orang disekitar nya. Dia yakin, disekitar nya ini tidak ada orang.
"Lah busett, ini siapa yang ngomong??" Gumamnya. "Gue yang ngomong."
"HA ASTAGFIRULLAH, SETAN YA ALLAH!!" pekiknya kaget. Tiba-tiba entah muncul darimana ada pemuda disebelahnya.
"Apa sih lo lebay banget."
"Gue kaget bukan lebay."
"Ya kalo kaget tuh biasa aja, noh dilihatin orang banyak," katanya sambil menunjuk keliling lapangan.
"Lahh Fath baru aja masuk, katanya mau jadi Putri Solo, kenapa malah jadi badut," rutuknya dalam hati.
Detik berikutnya Fathiah memandang pemuda yang tadi —sebenarnya tidak mempunyai niat untuk mengejutkannya— membuatnya berteriak histeris. Fathiah memicingkan mata, "lo baru masuk?" tanyanya.
"Gak lihat gue pakai baju SMP?" jawab pemuda itu datar.
Fathiah mendelik mendengar jawaban itu. "Baru masuk songong amat."
"Lo masuk jurusan mana?" tanya pemuda itu.
"Akuntan, kalau lo?"
"RPL, nama lo siapa?"
"Fathiah Assyifa Laili, panggil gue Fath aja, gak usah manggil Cipa karena gue gak suka, apalagi panggil Laili karena gue ini ceria seceria matahari gak galau kayak langit malam," cerocosnya sudah tidak jelas. "Nama lo siapa?" sambungnya.
"Gue? Febrian Adi Nugroho, Arti nama lo apa?" tanya nya sambil melangkah dulu. Fathiah bergerak mengikuti di sampingnya.
"Fathiah itu artinya pertolongan, kalu diambil Fath nya aja artinya pemimpin," katanya dengan gaya menjelaskan bagai seorang guru. Febrian disebelahnya hanya bergumam. "Terus ya mas, yang Assyifa itu artinya penyembuh, obat, halah orang lain juga udah tau kalau artinya obat, terus yang Laili, ih masa lo gak tau artinya Laili sih?"
"Sebentar, lo tau gak kalau ada orang nanya itu berarti mereka tau atau enggak?"
"Hmm," Fathiah bergumam. "Gini ya Feb, kadang ada orang tanya itu hanya menguji, kayak guru contohnya, nah lo ini beneran gak tau apa gimana?"
"Gue gak tau Fath."
"Laili artinya langit malam."
Febrian hanya menganggukkan kepalanya. Fathiah yang disebelahnya hanya mencibir kesal. Respon yang diharapkannya tidak seperti ini.
"Nama arti lo apa?" gantian Fath yang bertanya.
"Febrian Adi, artinya Laki-laki yang lahir di bulan Februari, kalau Nugroho nama belakang keluarga gue," jawabnya sambil melihat Fathiah sekilas.
"Kalau lo lahir di bulan Maret, nama lo jadi siapa Martin, Martinus, Martus, Mark apa Markus," tanya nya. "Ehh lo gak cocok, nama Mark itu terlalu bagus buat lo," lanjutnya sambil memandang Febrian.
"Kampret, napa lo tanya gitu?"
"Lah, kalau September siapa dong?" Bukannya menjawab pertanyaan Febrian, Fathiah malah asik dengan pikirannya sendiri.
"Eh eh eh Feb, ini kita ke Aula dulu?" tanya Fath yang teringat akan kertas yang ia baca kemarin.
"Iya."
Kemudian, Fath dan Febrian berjalan bersama ke arah Aula. Febrian hanya diam, tapi Fath dari tadi terus bersenandung tidak jelas. Karena dia memakai headset untuk menyetel lagu.
Tiba-tiba
"BENYAMIIINNN!!!"
"ASATAGA!!" pekik Fathiah kaget.
Dia bahkan sampai berputar melihat kebelakang siapa yang berteriak. Rupanya itu adalah salah satu kakak kelasnya. Dia berlari sambil berteriak.
"BEENNN TUNGGU GUE!!"
"BODO AMAT BOB!"
Mereka melihat orang yang tadi berteriak mengerjar dua pemuda dia depannya. "Astagaaaa ganteng-ganteng kok sengklek sih," kata Fath dengan nada sedih.
Febrian hanya memandangnya dengan tatapan prihatin. Kenapa yang masuk SMK Wijaya Bangsa alien semua?
"Feb, itu beneran kakak kelas kita?"
"Iyalah, kan pakai seragam sini."
"Kenapa kayak monyet lepas sih?"
"Ya mana gue tahu, udah ayok ke Aula," ajak Febrian pada Fath. Mereka berdua melangkah lagi menuju Aula.
(…)
A/n
Hay gue datang lagi hehehehe.
AKHIRNYA FATH ADA LAGI HUHUHUHU ADA YANG KANGEN FATH KAH? WKWKWKWKWKWK NGAREP AMAT DIKANGENIN GUE.
Yoksi, ini anak baru SMK Wijaya Bangsa, silakan mencintai mereka kawaaannn.
KAMU SEDANG MEMBACA
SMK? BISA! [ S E L E S A I ]
Teen Fiction[ S E L E S A I ] Apa yang ada di benak mu saat mendengar kata SMK? Apa? Anak berandalan yang suka tawuran? Halooo. Kalau begitu kau harus baca ini. Baca saja kisah ini maka kau akan mengetahui realita sesungguhnya dari murid SMK. Realita murid SMK...